...كان
النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يزُورُ قَتْلى أُحُدٍ فى كل حول واذا لقاهم
بالشُّعْبِ رفع صوته يقول السلام عليكم بما صبرتم فنِعم عقبى الدر ثم ابو
بكر كل حول يفعل مثل ذلك ثم عمر بن الخطاب ثم عثمان .وكانت فاطمة رضيالله
عنها تأتيه وتَدعو.وكان سعد بن ابي وقا ص يسلم عليهم ثم يقبل على اصحابه
فيقول أَلَاتُسَلِمون على قوم يَرُدُّوْنَ عليكم السلام.
Al-Baihaqi
meriwayatkan dari al-Waqidi mengenai kematian bahwa Nabi senantiasa
berziarah ke makam para syuhada di bukit uhud, setiap tahun sesampainya
di sana beliau mengucapkan salam dengan mengeraskan suaranya, “السلام عليكم بما صبرتم فَنِعْمَ عُقْبَى الدر.
(QS. Al-Ra’ad ayat 24). Yang artinya keselamatan tetap kepadamu berkat
kesabaranmu, maka betapa baiknya tempat kesudahanmu itu.”
Abu
Bakar juga berbuat seperti itu setiap tahun, kemudian Umar, lalu
Ustman. Fatimah juga pernah beziarah kebukit Uhud dan berdo’a. Sa’ad bin
Abi Waqqash mengucapkan salam, kepada syuhada tersebut kemudian ia
mengahadap kepad para shahabatnya lalau berkata, ”Mengapa kamu tidak
mengucapkan salam kepada orang-orang yang akan menjawab salammu?” [1]
Dari hadits inilah, maka al-Musawi berkomenter dalam kitab Nahju al-Balaghoh sebagai berikut:
فى
مناقب سيد الشهداء حمزة رضي الله عنه للسيد جعفر البرزنجى قل وكان عليه
الصلا ة والسلام يأ تى قبور الشهداء بأحد على رأس كل حول.
Dalam
manaqib Sayyid al-Syuhada Hamzah Bin Abi Tholib yang ditulis Sayyid
Ja’far al Barjanji, dia berkata Rasulullah mengunjungi makam syuhada’
Uhud pada setiap awal tahun” [2]
Akan tetapi jika dilihat dari sisi acara acara ritual yang ada di dalam haul, maka hukumnya dapat dilihat sebagai berikut:
- Ziarah kubur, ini hukumnya boleh (mubah) , bahkan dianjurkan (mustahab) [3] sebab adanya perintah yang jatuh setelah larangan, yaitu hadits Nabi SAW. Sebagai berikut:
عن
سليمان بن بريدة عن ابيه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : كنت
نهيتكم عن زيارة القبور فقد أ ذن لمحمد فى زيارة أمّهِ فزوروها فأنها
تُذَكِّرُ كم الأخرة.
Dari
Sulaiman bin Buraidah, dari ayahnya, beliau berkata: Rasulullah SAW.
Bersabda: Aku dulu melarang ziarah kubur, sekarang ziarahlah! Karena
ziarah kubur itu mengingatkan kamu pada akhirat. (H.R. Turmudzi)[4]
عن
ابن عباس قال, انّ رسول الله صلى الله هليه وسلم قال ما من احد يمر بقبر
أخيه كان يعرفه فى الدنيا فيسلم عليه الا عرفه.. (اخرجه ابن عبد الدر)
Dari
Ibnu Abbas, beliau berkata: sesungguhnya Rasulullah SAW. Berabda: tidak
seorang pun yang lewart dikuburan saudaranya yang dikenal waktu di
dunia lalu ia memeberi salam melainkan Ia tahu padanya. (H.R. Ibnu
Abdiddar)[5]
- Bacaan tahlil, tahmid, tasbih, dan ayat-ayat al-Quran, yang pahalanya dihadiahkan kepada orang yang dihaulkan kepada yang dihauli dan ahli kubur. Hal ini dianjurkan (mustahab)[6] dasarnya hadits Nabi SAW, Sebagai berikut:
عن
ابن عمر رضيالله عنهما قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول اذا
مات احد كم فلا تحبسوه واسرعوا به الى قبره وليقرأ عند رأسه فا تحة الكتاب
ولفظ البيهقى فا تحة البقرة وعند رجليه بخاتمة سورة البقرة فى قبره. اخرجه
الطبري والبيهقى.
Dari
sahabat Ibnu Umar, beliau mengatakan saya mendengar Rasulullah SAW.
bersabda jika seorang diantara kalian meningggal maka kalian jangan
tahan, cepat cepatlah kalian bawa kekubur dan bacakan diarah kepalanya
al-Fatihah, menurut kalimat al-Baihaqi awal surat al-Baqarah dan lurus
dikakinya akhir surat al-Baqarah. Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Thabrani dan Baihaqi[7]
- Bersodaqoh ini hukumnya (sunnah)
- Membacakan Biografi termasuk mengaikuti Sunnah Nabi, Khulafaurrasyidin, tradisi Ulama salaf dan khalaf.
- Pengajian yagn sudah jelas dalam Islam dianjurkan untuk amar ma’ruf nahi munkar suatu mau’idhoh hasanah, termasuk di dalamnyaadalah kegiatan musayawarah dalam halaqoh, juga dianjurkan dalam Islam, sebagai ungkapan Ibnu Hajar al-‘Asqalany, dalam kitab syarah Ihya’ Ulumu al-Din sebagai berikut:
ذكرى
يوم الوفا ت لبعض الاولياء والعلماء مما لينهاه الشريعة الغراء حيث انها
تستمل غالبا على ثلاثة أ مور منها زيارة القبور والتصدق بالماكل والمشارب
وكلاهما غير منهي عنه , ومنها قرائة القرأن والوعظ الدَّيْنى وقد يذكر فيه
مناقب المتوفى وذلك مستحسن للحث على سلوك طريقته المحمودة,
Memperingati
hari wafat para Wali dan para Ulama termasuk amal yang tidak dilarang
Agama. Ini tiada lain karena peringatan itu biasanya mengandung
sedikitnya tiga hal: ziarah kubur, sedekah makanan dan minuman, dan
keduanya tidak dilarang agama, sedangkan unsur ketiga, adalah karena ada
acara baca al-Quran dan nasihat keagamaan, kadang dituturkan juga
manaqib (biografi) orang yang telah meninggal, cara ini baik untuk
mendorong orang lain agar mengaikuti jalan terpuji yang telah dilakukan
mayit.[8]
[1] Al Musawi, Al Syarif Al ridho, Nahju Al Balaghoh, (Bairut, Maktabah Al Fikr, tth), hal: 394
[2] Ibid hal; 394 396
[3] Al Haitsamiy, Ibnu Hajar, Fatawa Alkubra al fiqhiyya, juz ii, (beirut, Maktabah almuassah al tarikh al arabiy, tth.) hal.24
[4] Hadits riwayat Imam turmudziy, Hadits indek Nomor:974
[5]
Abdul wahab Ahkam tamanniy...,Op Cit, Hal: 46 atau al haitsam, Ibnu
Hajar, Tatthit Al jinan wa al lisasn, juz ii ( bairut dar Al kutub Al
ilmiyyah,1983,) hal 142
[6]Al Syaukani, Muhammad bin Ali, Nail Al Authar min ahadits sayyid Al abrar, juz iv (beirut dar al jail, 1973), hal: 143
[7]Ibnu
Qayyim Syamsudin bin Abi Abdillah Al Jauziyyah, Al ruh Fil Alkalm ala
arwah al amwat wal ahya al dilalati min alkitab wa al sunnah wa al
atsar wa aqwal al ulam, ( Beirut, maktabah Dar Al fikr, 1992), hal :33