Minggu, 18 Maret 2012

Bayi Sapi si Trimo

Berjam-jam Trimo dan Warso merasa was-was menunggu hadirnya calon makluk baru di dunia ini, anak sapi. Detik-demi detik proses tak terlewatkan dari pengamatan kedua remaja ini. Kilatan cahaya rembulan dan lampu obor memantulkan adanya titik air mata di sudut matanya. Walau hanya seekor sapi, ternyata induk yang baru pertama kali melahirkan ini nampak kesulitan dalam proses melahirkan. 

Ketika lewat tengah malam, perjuangan Sapi betina milik Trimo terbayar dengan lahirnya seekor sapi jantan. Sebuah lenguhan mengakhiri perjuangan panjangnya. Bayi sapi yang beberapa menit lahir, menggerakkan tubuhnya untuk belajar berdiri. Sebuah proses kemandirian sedang berlangsung. Sementara induknya dengan setia menjilati lendir di sekujur tubuh bayinya dengan penuh kasih sayang.

Keempat kakinya gemetar menahan beban tubuh dan sesekali terjatuh, sementara sang Induk memberikan semangat dengan menahan badan bayinya dengan ujung moncongnya. Hingga setengah jam lebih berlalu, kedua mata bayi sapi terbuka dan sejurus kakinya seperti ada yang menggerakkan menuju tetek induknya.

Kedua remaja ini masih duduk berjongkok di samping kandang sambil sesekali menyantap singkong goreng yang ditemani wedang jahe.

"Kenapa kok Induknya menjilati lendir bayinya ya Pak Dhe" tanya Warso pada Pak Dhe Sugeng ayah Trimo,
"ya biar ndak kedinginan dan tidak dikerubuti semut dan lalat"
"Memangnya rasanya manis ya Pak Dhe?
"ya kalo penasaran, coba kamu incipi sedikit So" sahut Trimo sambil tertawa
"Nggak, jijik kalo lihat lendir" 

"Induknya sangat sayang ya Pak?" tanya Trimo pada Bapaknya
"Ya jelas, itu adalah naluri induk yang diberikan Allah pada Makhluknya"

"Sapi ternyata lebih hebat dari manusia" gumam Warso
"Edan, maksudmu opo to So" Trimo nampak tidak senang mendengar kalimat Warso
"Endak, saya ndak bermaksud membandingkan dengan manusia, karena manusia sudah jelas adalah mankluk yang sempurna.
"Trus maksudmu apa?"

"lha iya, hewan saja sangat sayang pada Anaknya, kenapa banyak kita dengar orang tua yang membuang bayinya" lanjut Warso bersungut
"Itulah, yang dimau hanya enaknya saja, tapi giliran mendapatkan amanah justru lari"
"Akibat pergaulan bebas kali ya So"

"Kayaknya bukan hanya pasangan diluar nikah yang melakukannya" kata Trimo sambil mencomot singkong yang sudah dingin

"Itulah manusia, pada hal bayi itu sangat istimewa" Sela Pak Dhe Sugeng yang dari tadi hanya mendengarkan percakapan dua remaja ini sambil memijat-mijat Induk sapi "Maksudnya Pak Dhe..." Warso penasaran

"Coba saya tanya, kamu senang ndak sama adik bayimu"
"Kalo itu jangan ditanya, setengah jam ndak lihat dan nyium dia, rasanya belum sarapan pagi"

"Saya tanya lagi, apa yang kamu senangi dari adikmu"
"Ya semuanya, senyumnya, tatapan matanya, geraknya, pokoknya semuanya lah"

"Nha ... itu dia, semua yang ada pada bayi sungguh menarik untuk dilihat dan di sentuh. Bahkan kita tidak akan merasa jijik melihat kotoran maupun pipisnya". Bau mulutnya wangi, bau tubuhnya juga segar sekalipun seharian belum mandi" Jelas Pak Dhe Sugeng.

"Kok bisa begitu ya Pak Dhe..." Warso penasaran
"Yha ndak tahu, mungkin itulah karunia yang diberikan Allah pada bayi yang masih suci. yang belum tersentuh oleh kekotoran jiwa. Belum bersinggungan dengan kemaksiatan panca indra"

"masuk akal juga ya ..." kata Trimo lirih

"Bukan hanya masuk akal, tapi itulah Allah swt kalo berkehendak. Coba ingat bagimana Mbah Kyai Abdullah pernah menjelaskan bagaimana Kepribadian Junjungan kita Baginda Rasulullah saw. Manusia yang sangat diistimewakan Allah bahkan sampai namanya menyatu dalam kalimat Syahadat. Siapapun yang memandang beliau akan terkesima, bahkan bau tubuh beliau selalu wangi. Itu semua karena kesucian jiwanya yang telah dilindungi Allah dari segala bentuk dosa, yang diawali dengan penyucian jiwa dan batin oleh dua Malaikat"

"berarti saya masih jauh dari bersihnya jiwa" kata Warso memelas
"kok begitu ..." tanya Trimo

"Nih bau tubuhku masih menyengat ndak enak" jelas Warso nyengir sambil mengedekatkan ketiaknya pada kedua lubang hidungnya

"kamu mau tahu caranya membersihkannya? kata Trimo
"gimana...?"

"Sana ... tidur tengkurap di sebelah bayi sapi, biar dijilati induknya... hhhh" 


"Semoga kita dimudahkan dalam segala urusan di dunia dan akhirat"

Wallahu a`lam bish-shawab,
semoga bermanfaat
wassalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar: