Kehidupan mereka berlangsung biasa saja seperti ikan-ikan lain, sampai pada suatu hari ketika kolam itu kedatangan-seorang manusia.
Ia membawa jala; dan Si Pandai melihatnya dari dalam air. Sadar akan pengalamannya, cerita-cerita yang pernah didengarnya, dan kecerdikannya, Si Pandai memutuskan untuk melakukan sesuatu.
"Hampir tak ada tempat berlindung di kolam ini," pikirnya "Jadi saya akan pura-pura mati saja."
Ia mengumpulkan segenap tenaganya dan meloncat ke luar kolam, jatuh tepat di kaki nelayan itu. Tentu saja si Nelayan terkejut. Karena ikan tersebut menahan nafas, nelayan itu mengiranya mati: ia pun melemparkan ikan itu kembali ke kolam. Ikan itu kemudian meluncur tenang dan bersembunyi di sebuah ceruk kecil dekat pinggir kolam.
Ikan yang kedua, Si Agak-Pandai, tidak begitu memahami apa yang telah terjadi. Ia pun berenang mendekati Si Pandai dan menanyakan hal itu. "Gampang saja," kata Si Pandai, "saya pura-pura mati, dan nelayan itu melemparkanku kembali ke kolam."
Si Agak-Pandai itu pun segera melompat ke darat, jatuh dekat kaki nelayan. "Aneh," pikir nelayan itu, "ikan-ikan ini berloncatan ke luar air." Namun, Si Agak Pandai ini ternyata lupa menahan nafas, dan iapun dimasukkan ke keranjang.
Ia kembali mengamat-amati kolam, dan karena agak heran memikirkan ikan-ikan yang berloncatan ke darat, ia pun lupa menutup keranjangnya. Menyadari hal ini, Si Agak-Pandai berusaha melepaskan diri ke luar dari keranjang, membalik-balikkan badannya, dan masuk kembali ke kolam. Ia mencari-cari ikan pertama, ikut bersembunyi di dekatnya --nafasnya terengah-engah.
Dan ikan ke tiga, Si Bodoh, tidak bisa mengambil pelajaran dari segala itu, meskipun ia telah
mengetahui pengalaman kedua ikan sebelumnya. Si Pandai dan Si Agak-Pandai memberi penjelasan
secara terperinci, menekankan pentingnya menahan nafas.
"Terimakasih: saya sudah mengerti," kata Si Bodoh. Sehabis mengucapkan itu, ia pun melemparkan dirinya ke darat, jatuh tepat dekat kaki nelayan. Sang nelayan langsung memasukkan ikan ketiga itu kedalam keranjangnya tanpa memperhatikan apakah ikan itu bernafas atau tidak. Berulang kali dilemparkannya jala ke kolam, namun kedua ikan yang pertama tadi dengan aman bersembunyi dalam sebuah ceruk. Dan keranjangnya sekarang tertutup rapat.
Akhirnya nelayan itu menghentikan usahanya. Ia membuka keranjangnya, menyadari bahwa ternyata ikan yang di dalamnya tidak bernafas. Ikan itupun dibawanya pulang untuk makanan kucing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar