Kamis, 02 April 2015

Muslim Laksana Mayit bagi Si Pemandinya

Sahabat..! kali ini kita berbicara tentang setetes makna dari bacaan RATIB HADDAD
رضينا بالله ربا وبالإسلام دينا وبمحمد نبيا
Kami ridho Allah sebagai Robb….. sebagai pengatur….dst..
Bila engkau telah ridho dan menerima serta siap Allah sebagai pengaturmu, maka mestinya muncul kesadaran pada jiwamu bahwa
engkau siap menjadi budakNya
engkau siap menjadi hambaNya
engkau siap diatur olehNya
engkau menerima segala aturanNya


Dalam hal ini, Imam Ibnu Athoillah Assakandary menyampaikan perumpamaan orang yang ikut mengatur bersama Allah Subhanahu wa Ta’ala dan orang yang tidak ikut mengatur adalah seperti dua budak milik seorang majikan.
Budak yang satu sibuk dengan perintah majikan serta tidak memikirkan masalah pakaian dan makanan. Seluruh perhatiannya terpusat pada upaya untuk mengabdi kepada majikannya sehingga lupa memerhatikan kepentingan dirinya.
Sebaliknya, budak yang kedua, selalu memerhatikan kebutuhan dirinya. Setiap kali sang majikan mencarinya, ia sedang mencuci baju, memperbaiki keretanya dan menghias pakaiannya.
Tentu saja budak yang pertama lebih layak mendapat perhatian sang majikan daripada budak kedua yang sibuk dengan kepentingan dirinya dan melupakan kewajibannya.
Seorang budak dibeli untuk mengabdi kepada majikan, bukan untuk memuaskan kepentingan dirinya sendiri.
Orang yang ikut mengatur untuk dirinya adalah seperti orang yang menjual sebuah rumah. Setelah akad jual beli, si penjual mendatangi si pembeli dan berkata “jangan membangun apa pun di dalamnya”. Tentu saja si pembeli menegurnya, “Kamu telah menjualnya, dan kini kamu tak punya hak melakukan apapun atasnya, Setelah akad, kamu tidak boleh ikut campur.”
Firman Allah ta’ala yang artinya “Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka”. (QS At Taubah [9]: 111)
Orang beriman harus menyerahkan dirinya kepada Allah beserta segala sesuatu yang terkait dengan dirinya. Sebab, Allah lah yang menciptakannya dan Dia pula yang membelinya. Salah satu keniscayaan dari sikap berserah diri adalah tidak ikut mengatur atas apa yang telah kauserahkan.
Sungguh buruk seorang hamba yang tidak paham dan tidak pasrah kepadaNya.
Engkau adalah hamba yang selalu Dia pelihara.
Seorang hamba tidak boleh ragu kepada majikannya. Apalagi sang majikan selalu memberi dan tidak pernah mengabaikan.
Inti ibadah adalah percaya kepada Allah dan pasrah kepadaNya. Menerima segala aturanNya
Cobalah perhatikan,
apa lanjutan bacaannya sesudah bacaan itu ??????

Renungkanlah, dituntun untuk membaca apakah oleh HABIB Abdullah Al Haddad, sesudah bacaan rodhiinaa ……?????

Wallahu a’lam.

Referensi kajian serupa :


Tidak ada komentar: