Senin, 16 Maret 2015

10 Sifat Mahmudah


Sifat -Sifat Mahmudah (Terpuji) Yang Wajib di Miliki Seorang Muslim
Oleh : Tuan Guru Al Ustadz KH. Muhammad Fakhruddin Bin Sufyan Al Bantani, SHi.

Salam Admin Posting : Segala kekurangan dan ketidak sempurnaan pada elemen dan posting-posting pada blog ini, semata bagian dari kekurang ahlian kami selaku admin, semoga seiring waktu dan berharap pertolonganNya. Selanjutnya blog ini dan segala yang ada di dalamnya, dapat kami sempurnakan dan berharap dapat memberi manfaat yang baik bagi kita bersama.



Sifat Mahmudah Ke.1 Taubat
Yaitu kembali daripada keburukan kepada kebaikan dengan beberapa syarat yang tertentu.
Firman Allah S.W.T. yang berarti :
” Dan mohonlah ampun kepada Allah , sesungguhnya ia Maha Pengampun lagi Maha Pengasih”.
(Surah Al – Muzammil – Ayat 20)
Syarat-syarat taubat:
  • Meninggalkan maksiat atau perkara dosa tersebut.
  • Menyesal atas maksiat atau dosa yang telah dilakukan.
  • Berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
  • Mengembalikan hak-hak makhluk yang dizalimi.
  • Mengerjakan perkara-perkara fardhu yang telah luput.
Beberapa faedah dan hikmah taubat yaitu:
  • Menghidupkan jiwa yang resah karena dosa.
  • Mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
  • Meningkatkan ketaqwaan diri.
  • Membenteras tipu-daya syaitan yang selama ini memerangkap manusia dengan berbuat dosa dan maksiat.
  • Memperolehi kemuliaan dan anugerah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam hidup di dunia dan akhirat.


Sifat Mahmudah Ke.2 Khauf (Takut)
Khauf bererti takut akan Allah s.w.t., iaitu rasa gementar dan rasa gerun akan kekuatan dan kebesaran Allah s.w.t. serta takutkan kemurkaanNya dengan mengerjakan segala perintahNya dan meninggalkan segala laranganNya.
Firman Allah s.w.t. yang berarti : “Dan kepada Akulah ( Allah ) sahaja hendaklah kamu merasa gerun dan takut bukan kepada sesuatu yang lain”. ( Surah Al-Baqarah – Ayat 40 )

Sifat Mahmudah Ke.3 (Zuhud) 
Dunia adalah sebagai tempat berbuat kebaikan dan amal soleh untuk akhirat yang kekal abadi selama-lamanya.

Sifat Mahmudah Ke.4 (Sabar)
* Yaitu menahan diri dari keluh kesah pada sesuatu yang tidak disukai.
* Sifat sabar perlu ketika menghadapi tiga perkara berikut:
  1. Menahan diri dari keluh kesah dan menahan diri dari mengadu kepada selain Allah subhanahu wata‘ala ketika tertimpa musibah atau bencana.
  2. Menahan diri dalam mengerjakan semua perintah Allah.
  3. Menahan diri dalam meninggalkan semua larangan Allah.

Sifat Mahmudah Ke. 5 (Syukur)
Yaitu mengaku dan memuji Allah atas nikmat yang diberi dan menggunakan segala nikmat itu untuk berbuat taat kepada Allah subhanahu wata‘ala.
 

Sifat Mahmudah Ke. 6 (Ikhlas) 
Sifat ikhlas ialah memfokuskan niat dalam setiap ibadah atau kerja dilakukan semata-mata karena Allah subhanahu wa ta’ala dan diqasadkan ( niat ) untuk menjunjung perintah semata-mata serta membersihkan hati dari dosa riya’ , ujub atau menginginkan pujian manusia.   

Sifat Mahmudah Ke. 7 (Tawakkal)
Yaitu menetapkan hati dan berserah kepada Allah atas segala hal, yakin bahwa Allah adalah yang mengadakan dan memerintahkan tiap-tiap sesuatu. Berserah kepada Allah hendaklah disertai dengan ikhtiar yang sempurna.



Sifat Mahmudah Ke. 8 (Mahabbah / Kasih Sayang)
Cintailah manusia dengan apa yang engkau cintai bagi dirimu sendiri, niscaya engkau menjadi manusia yang paling adil. Dan Raihlah Cinta TerTinggi, yakni Cinta Nya dan Cinta mu Pada Nya Sang Pemilik Cinta Sejati.

Sifat-sifat itu ada yang utama/ primer, dan ada pula yang sekunder. Seperti :
Cinta, ia adalah puncak tertinggi "tujuan" seorang muslim. Ini adalah bagian dari sifat yang utama, dan ini butuh alat seperti taubat.
Taubat adalah media untuk jalan cepat menuju kedekatan seorang muslim kepada Allah Swt. Kelak agar ibadah kita dapat di terima, dan mendapat balasan cinta kita kepada Allah Swt.
Dunia, adalah satu halangan besar dan utama di dalam perjalanan seorang muslim menggapai cinta Nya Allah Swt. Demikian itu obatnya adalah Zuhud, zuhud meletakkan dunia sebatas genggaman, ia jadikan dunia sebatas sarana dan media mencapai yang utama, yakni kehidupan kekal di akhirat. Demikian membuat muslim ringan beribadah kepadaNya, tidak terbebani hal2 dunia yang menipu dan melelapkannya.
Khauf (takut akan Allah Swt) adalah cambuknya seorang muslim yang bakal menyelamatkannya.
Tidak mudah untuk istiqomah di dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah Swt. Sebab syetan yang selalu hidup dan dipelihara Allah Swt akan selalu berupaya untuk menjauhkan kita dari Nya. Hal tersebut seyogyanya membuat muslim terus tegar untuk berupaya dan berdo'a kepada Allah Swt, agar senantiasa mendapat lindungan, bimbingan, dan pertolongan dari Allah Swt. Kelak pada akhirnya, segala upaya dan do'a muslim yang membangun cinta kepada Allah swt akan berbuah Ridho dan Cinta Nya Allah Swt.

Tanda seorang muslim telah cinta kepada Allah Swt, ia selalu melakukan hal2 yang disenangi Allah swt, dan meninggalkan hal2 yang di benci Allah swt. Serta selalu Ridho menerima akan segala ketentuan yang ditetapkan atas di si muslim itu.



Sifat Mahmudah Ke. 9 (Ridha)
Ridha akan segala ketetapan Allah.
Duhai Sahabat soleh dan soleha...
Muslim wajib Ridho (ikhlas) akan segala ketentuan dan aturan2 Nya Allah Swt.
Tiap2 manusia telah di tentukan 4 hal perkara pada saat manusia itu berusia -/+ 4 bulan (120hari) dalam kandungan Ibunya, dan bersamanya Allah tiupkan Ruh atasnya. 4 hal itu adalah :
1. Usianya
2. Rizqinya
3. Jodohnya
4. Amaliahnya (ahli surga/ neraka).
Semua itu adalah bagian dari Qodrat dan Irodat Nya Sang Khalik atas kita sebagai mahluk Nya.
Allah Swt berbeda dengan semua mahluk2Nya. Bila kita cinta akan seseorang, maka kita kerap ingin berbuat yang menyenangkan bagi orang2 yang kita kasihi dan sayangi. Maka Allah Swt berbeda.
Allah Swt senang menguji dan menunda hal-hal yang disenangi oleh hamba2 Nya yang mengaku mencintaiNya.
Ia ingin kita membuktikan, dan menunjukkan besaran maksud cinta kita kepadaNya.
Ia juga senang untuk sering-sering melihat upaya kita di dalam mendekatkan diri dan mengingat-ingat akan Allah Swt.
Ia senang mendengar ratapan2 do'a permohonan hambaNya yang ingin dekat padaNya dan terus menerus menyebut-nyebut Asma dan KebesaranNya.
Semua itu tak lain, karena Allah akan menjadi ridho pula kepada kita, dan semoga kita pun terangkat pada derajat yang tidak hanya menyebut-nyebut Nya, namun insya Allah... Allah Swt pun kelak akan senang menyebut-nyebut kita.

Allah Swt berfirman dalam Hadist Qudsi, yang maknanya :
"Jika engkau tidak terima dengan sabar musibah yang Aku tentukan, dan barangsiapa yang tidak mau bersyukur atas segala nikmat yang Aku berikan, maka carilah oleh engkau Tuhan selain Aku Allah Swt"  sungguh Allah Swt marah akan hal2 yang demikian. Janganlah kita berbuat yang Allah Swt tidak menyukainya.

Para pecinta Allah Swt, tak mengenal derita. Sebab segala musibah/ derita yang menyulitkan/ menyakitinya, mereka terima dengan suka cita. Karena cintanya mereka akan Allah Swt. Mereka sadar dengan semua itu, membuktikan bahwa Allah Swt sedang memperhatikan diri mereka, dan bila Allah Swt memperhatikan mereka, maka berarti Allah Swt itu tentunya akan Cinta / Ridho akan mereka semua itu... Insya Allah.

Ada 4 ketentuan akan takdir yang Allah Swt tetapkan atas kita:
1. Takdir Ta'at - Maka sikap diri adalah sungguh2 dan lebih meningkatkan lagi di dalam ta'atnya kita kepada Allah Swt. Serta terus berupaya dan berdo'a agar di beri keistiqomahan di dalamnya.
2. Takdir Maksiat - Maka sikap diri adalah, Istighfar dan segera bertaubat dengan penuh kesungguh-sungguhan untuk menyesali dan bertekad tidak mengulanginya kembali.
3. Takdir Nikmat - Maka sikap diri adalah, bersyukur dengan terus mawas diri akan adanya dorongan2 nafsu yang mungkin akan melalaikan kita.
4. Takdir Musibah - Maka sikap diri adalah bersabar dengan terus berupaya dalam ikhtiar yang diridhoiNya, disertai do'a dan tawakal karena keyakinan yang kuat akan Kuasa dan ke Maha Kasih Nya Ia akan kita sebagai hambaNya.

Kaya atau miskin adalah perbuatan Allah Swt, ia tidak membawa pada ganjaran / pahala, dan tidak pula membawa pada dosa. Namun yang membawa / menentukan nya pada ganjaran pahala atau dosa adalah sikap diri kita yang mendapat ketentuan itu.

Orang yang ridho akan segala ketentuan Allah Swt, maka hal itu akan berbuah ahlak yang mulia padanya, diantaranya :
- Tidak mudah ia frustasi/ berkeluh kesah atas segala musibah yang ia hadapi, namun ia tetap tegar dan positif di dalam mencari solusi terbaik untuk dirinya.
- Tidak cepat/ mudah berbangga-bangga diri atas segala kenikmatan yang ia capai atau ia alami. Karena dari semua hal itu, ia menyadari adanya ketentuan2 dan kehendak dari Allah Swt di balik itu semua.

Sifat Mahmudah Ke. 10 (Dzikrul Maut)
Senantiasa mengingat bahwa kematian itu pasti mendatangi masing-masing dari kita. Serta Mengingat-ingat Kematian Menyelamatkan mu Pada Kehidupan Dunia dan Akhirat.

Dzikrul maut berarti mengingat kematian. Menghadapi kemewahan dunia dan berkecimpung dalam kemegahannya bisa membuat orang tenggelam dalam kemewahan dan kemegahan itu, sehingga membuat yang bersangkutan lupa akan kematian. Orang yang termasuk kelompok ini menjadi orang yang membenci kematian dan kalau dinasehati dia tidak mau mendengar nasehat itu, padahal kematian adalah suatu hal yang pasti dan tidak dapat dielakkan oleh siapapun juga. Kelompok inilah yang disitir oleh Allah SWT dalam firman-Nya,
Artinya : Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari padanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu. Kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. Al Jumu’ah 62 : 8).

Pada hakikatnya maut adalah akhir dari kehidupan dan sekaligus awal dari kehidupan yang baru. Oleh sebab itu maut bukanlah kesudahan, kehancuran atau kemusnahan. Maut adalah suatu peralihan dari suatu alam dunia ke alam dunia yang lain, peralihan dari suatu keadaan kedalam keadaan yang lain, yang merupakan tempat kehidupan manusia akan berlanjut. Oleh sebab itu pulalah manusia-manusia kafir atau manusia-manusia maksiat dan ingkar, takut dan benci kepada kematian, sebab kehidupan setelah mati merupakan tempat pembalasan dari perbuatan-perbuatan di atas dunia. Bagi orang yang tinggi kualitas Iman dan Takwanya, maut merupakan harapan yang indah untuk memulai hidup yang hakiki, yaitu kehidupan yang abadi. Orang yang tinggi kualitas Iman dan Takwanya selalu mengingat kematian dan senantiasa mempersiapkan bekal untuk kehidupan sesudah mati. Banyak sekali dalil Al Qur’an maupun Al Hadis yang menjelaskan keutamaan mengingat kematian.
Sabda Rasulullah SAW,
Artinya : Perbanyaklah mengingat-ingat sesuatu yang melenyapkan segala macam kelezatan (kematian) (H.R. At Turmuzi, An Nasa’i dan Ibnu Majah)..

Banyak mengingat kematian dapat melebur dosa dan memotivasi seseorang menjadi zuhud dunia.
Sabda Rasulullah SAW,
Artinya : Perbanyaklah mengingat kematian, karena sesungguhnya mengingat kematian itu dapat menghapuskan dosa-dosa dan menjadikan zuhud terhadap dunia (H.R. Ibnu Abidunya).

Sahabat... Jiwa kita boleh saja menghindari atau berupaya lari dari kematian itu, namun hakekatnya, usiamu menghampiri kematian itu sendiri.
Dunia ini laksana shelter bus/ persinggahan semata. Dunia kelak pasti akan kita tinggalkan. Karenanya janganlah engkau lalai dan terlena, jangan kau sibukkan dirimu membangun persinggahanmu, sedang kau lupa untuk membangun rumah tinggal mu yang sejati kelak.
Muslim yang banyak mengingat-ingat kematian, membuat ia selalu mawas diri akan hakekat asal dan tujuan hidup yang sebenarnya. Demikian pula dzikrul maut itu, membawa ia tak panjang angan2 akan hal2 keduniawian. Muslim ini merasa syukur dan cukup atas rizqi dunianya yang sedikit. Sedang bagi muslim yang berlimpah rizqi dunianya, ia syukuri dan bersegera membelanjakannya dalam banyak hal2 yang akan memberi manfaat baik bagi kehidupannya kelak setelah kematian. Diantaranya; zakat, infaq, dan amaliah2 sodakoh lainnya.

Sahabat... Hidup itu anugerah, dunia hanyalah aksesoris, ia sebatas alat. Sedangkan usia adalah modal kita yang sesungguhnya. Sebaik-baik muslim adalah, yang paling baik memanfaatkan modal usianya secara maksimal untuk berhamba kepada Allah Swt sebagaimana mestinya.
Cukuplah kematian sebagai suatu nasehat.
Imam Ghazaly berpesan dalam kitabnya "Ihya Ulumuddin", ada 2 hal penting jika kita mengingat kematian. :
1). Kita tidak akan di pusingkan untuk mengkayakan diri akan hal2 dunia semata. Maknanya, jika kekayaan telah melekat padanya, maka hal itu ia curahkan sepenuhnya sebagai belanja bekal kehidupan akhirat kelak.
2). Gemar diri/ menyibukkan akan hal2 yang akan ia bawa sebagai bekal kematiannya kelak.
Sedangkan wali2 Allah tidak lagi mengingat-ingat akan kematian, sebab mereka merasa telah mati dahulu, sedangkan yang hidup hanyalah Allah swt. Jadi apapun yang akan diperbuat oleh Allah swt, ia telah pasrah. Lalu mereka hanya fokus pada harapan/ keinginan untuk selalu beribadah dan menyenangkan Allah swt semata.

Orang yang bijaksana dan cerdik, adalah orang yang paling banyak mengingat kematian, dan banyak mempersiapkan diri menghadapi kematian itu. Mereka berusaha keras melakukan persiapan untuk menghadapi kematian itu. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdik dan mereka pergi ke alam baka nanti dengan membawa kemuliaan dunia dan kehormatan akhirat (H.R. Ibnu Majah dan Ibnu Abidunya).

Dalam kajian tasawuf roh itu tidak mati, dan yang mati adalah jasad.
Firman Allah SWT,
Artinya : Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (Q.S. Al Baqarah 2 : 154).
Roh manusia akan tetap hidup dan mempunyai suatu kedudukan hayati yang lebih tinggi daripada unsur jasad dan material. Roh yang kedudukannya di alam cakrawala lebih tinggi itu, tetap memiliki daya tangkap, karenanya dia mendengar ucapan salam dari penziarah yang mengucapkan salam kepadanya, melihat para penziarah yang berziarah kepadanya. Roh juga dapat merasakan kelezatan nikmat atau penderitaan siksa. Roh adalah pangkal kehidupan, dan karenanya jasmani tanpa roh tidak berarti. Roh berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Roh adalah masalah ghaib, misterius bagi manusia dan tidak dapat diketahui hakikatnya.
Firman Allah SWT,
Artinya : Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh, katakanlah, “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan, melainkan sedikit.” (Q.S. Al Isra’ 17 : 85).

Maut atau mati adalah masalah tugas suci yang ditetapkan oleh Allah SWT, dan karenanya dilarang orang menemui maut dengan cara yang salah, seperti bunuh diri atau membunuh orang lain, yang merupakan perbuatan terkutuk dan dosa besar. Begitu juga bercita-cita mati adalah perbuatan yang tidak terpuji.
Maut atau mati adalah urusan Tuhan, dan karenanya tidak dibenarkan kita berputus asa, sebab pada hakikatnya Allah menciptakan hidup dan mati adalah untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang paling banyak dan paling baik amalnya.
Firman Allah SWT :
Artinya : Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Q.S. Al Mulk 67 : 2).

Dalam suatu hadis riwayat Tarmizi, Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Tidak boleh di antara kamu mencita-citakan mati, karena bala yang menimpa. Andaikata ada bala yang menimpa, hendaklah yang bersangkutan berdo’a, “Ya Allah, hidupkanlah aku sekiranya hidup itu lebih baik bagiku dan matikanlah aku kalau mati itu lebih baik untukku”.
Manusia hanya mengalami mati satu kali saja, yaitu di alam dunia yang fana. Mulai dari alam barzah, alam mahsyar sampai dengan alam akhirat manusia tidak lagi akan mengalami mati.
Firman Allah SWT,
Artinya : Mereka tidak akan merasakan mati di sana kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka. (Q.S. Ad Dukhan )
.
Bagi orang yang tinggi kualitas iman dan takwanya, kematian merupakan hadiah dan terbukanya pintu rahmat. Bagi mereka, dunia merupakan penderitaan, karena dia harus mengendalikan nafsu syahwatnya dan menolak ajakan-ajakan syetannya. Dengan kematian, bagi mereka terlepaslah dia dari belenggu siksaan ini, dan terbukalah pintu rahmat yang abadi baginya.

Sabda Rasulullah SAW :
Artinya : Hadiah bagi orang mu’min adalah kematian (H.R. Ibnu Abidunya).
Sabda Rasulullah SAW :
Artinya : Kematian adalah penghapus dosa bagi setiap orang muslim (H.R. Abu Nu’aim, Al Baihaqi dan Al Khatib).

Bangunlah duhai jiwa-jiwa tertidur, janganlah kita terjaga di saat terjaganya kita pada masa dan kesempatan yang telah tiada.
_________________________________________

Sekian, secuil catatan Ta'lim (belajar) ini kami sampaikan. Bilamana ada kebenaran dan kebaikan disana, tentulah hal tersebut atas pertolongan dan perkenan Nya. Dan bilamana ada kekeliruan, jujur memang diri ini baru dalam proses belajar. Semoga kelak Allah Swt perbaiki lagi lebih baik, mungkin melalui saran, arahan, dan koreksi dari sahabat sekalian.
Akhirnya, semoga yang baik dapat menjadi Istiqomah, dan yang kurang baik dpt diperbaiki.

Terima kasih atas kunjungan dan perkenannya memberi "g+ 1" pada blog ini, semata hal tersebut dapat memberi manfaat positif bagi blog ini dan bagi Saudara Muslim yang lainnya.

Wassalam...

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Afwan kyai,klw saya boleh usul dibuat live streaming audio ta'lim kyai jd jamaah yg kebetulan jauh bisa mendengar melalui live streaming audio

Chyaluthfi mengatakan...

By Admin : MLA

Syukron untuk usul dan ide nya yang begitu baik, namun maaf...sementara kami admin belum memiliki sarana dan kemampuan skil tuk adapat mewujudkan hal yang baik tersebut.
Semoga kelak ada sahabat yang berkenan membantu tuk dapat mewujudkan hal tersebut..

Wallahu a'lam...