Islam Didaktika
Sahabat..! Malam ini, malam Arofah, malam semstinya kita dapat mengenal Semua
Semua yang diciptakan oleh Allah layak dikonsumsi…… hanya ada yang bisa dikonsumsi oleh lidah…. Sehingga hukum mengatakan halal. Dan Ada pula yang bisa dikonsumsi oleh akal, sebagai bahan perenungan….. sebagai ‘ibroh bagi yang mau merenunginya….. misalnya MONYET…. hukumnya haram untuk dimakan… Namun ada banyak nasehat dibalik penciptaannya….
Konon, disebuah desa, hiduplah penduduk dengan kebiasaan gemar menangkap monyet dalam keadaan hidup. Monyet ini ditangkap bukan untuk di makan, melainkan untuk di jual dalam keadaan hidup kepada kelompok sirkus topeng monyet, untuk digunakan dalam pertunjukkan tentunya. Cara penangkapannya sederhana saja, namun unik. Para penduduk umumnya hanya menggunakan kaleng cat bekas yang diisi dengan sisir-sisir pisang. Kaleng di isi pisang lalu ditutup dan diikat dibagian atasnya. Setelah ditutup, tutupnya dilobangi seukuran tangan monyet bisa lolos dilobang itu.
Perangkap ala kadarnya itu dibawa ke pinggiran hutan, dan dimasukkan kedalam tanah yang digali. Perangkap ditanam, namun lobang tutupnya dibiarkan dalam keadaan terbuka, tidak di timbun tanah.
Para penduduk biasanya melakukannya di sore hari. Setelah di rasa cukup rapi dengan aroma pisang yang cukup tercium, perangkap pun ditinggalkan selama semalaman.
Pada pagi harinya, biasanya akan terlihat begitu banyak monyet yang terjebak didalam perangkap-perangkap tersebut. Masing-masing monyet dalam keadaan repot, terjebak didalam lobang, berusaha melepaskannya diri dan tangannya.
Perangkap ala kadarnya itu dibawa ke pinggiran hutan, dan dimasukkan kedalam tanah yang digali. Perangkap ditanam, namun lobang tutupnya dibiarkan dalam keadaan terbuka, tidak di timbun tanah.
Para penduduk biasanya melakukannya di sore hari. Setelah di rasa cukup rapi dengan aroma pisang yang cukup tercium, perangkap pun ditinggalkan selama semalaman.
Pada pagi harinya, biasanya akan terlihat begitu banyak monyet yang terjebak didalam perangkap-perangkap tersebut. Masing-masing monyet dalam keadaan repot, terjebak didalam lobang, berusaha melepaskannya diri dan tangannya.
Kenapa tangannya bisa tersangkut?
Tentu kita sudah tahu jawabnya, monyet-monyet itu pada malam harinya begitu tertarik dengan aroma pisang yang merebak, yang keluar dari dalam kaleng cat. Mereka mencium, mencari, mengamati, mendekat, lalu memasukkan tangan untuk mengambil sisir-sisir pisang yang ada di dalam. Tapi karena tangan monyet sedang dalam posisi menggenggam sisir pisang, monyet-monyet itu tidak bisa menarik keluar tangannya, lalu ia memasukkan tangannya yang sebelah lagi, sehingga membuatnya semakin terjebak dikaleng cat itu.
Selama masih kukuh mempertahankan pisang-pisang itu, maka selama itu pula monyet-monyet itu akan terus terjebak disana. Sebab, kaleng cat yang ditimbun itu terlalu berat untuk diangkat oleh monyet. Jadi,monyet-monyet itu tidak akan dapat pergi ke mana-mana !. Ia tak bisa menarik tangannya, tak semudah saat memasukkannya. Sebab disaat memasukkan tangan kedalam kaleng sang monyet melakukannya dalam keadaan tangannya masih kosong, sedangkan disaat menarik tangan, ukuran tangannya sudah menjadi lebih besar karena sedang menggenggam sisiran pisang.
Mungkin kita merasa geli melihat tingkah monyet-monyet yang amat lugu dan luccu itu. Alangkah bodohnya mereka. Kenapa tidak dilepaskan saja pisangnya agar ia bisa menarik tangannya dengan mudah, semudah saat ia memasukkannya?
Mungkin kita merasa geli melihat tingkah monyet-monyet yang amat lugu dan luccu itu. Alangkah bodohnya mereka. Kenapa tidak dilepaskan saja pisangnya agar ia bisa menarik tangannya dengan mudah, semudah saat ia memasukkannya?
hahahahahahaha…………………
Kita boleh tertawa geli, akan tetapi, sadarkah kita? mungkin saja kita sedang menertawakan diri kita sendiri. Yup ……….kadang sikap kita tak jauh seperti monyet itu.
Kita selalu saja bersikukuh mengenggam erat setiap permasalahan yang kita miliki, layaknya monyet mengenggam pisang.
Kita selalu saja bersikukuh mengenggam erat setiap permasalahan yang kita miliki, layaknya monyet mengenggam pisang.
Kita sering memelihara iri, hasud, dan dendam, terasa begitu berat memberi maaf. Mungkin mulut berkata ikhlas, tapi bara amarah dan kesumat masih menyala berkobar di dalam dada. Kita tak pernah bisa melepasnya. dan tak mau melepasnya. Alangkah bodohnya kita, kita bahkan selalu memikul "kaleng kaleng cat" itu ke mana pun kita pergi.
Rasa benci, amarah, dendam, iri, dengki, sakit hati, dan masih banyak lagi yang lainnya. Dengan beban seberat itu, kita berusaha untuk terus berjalan, melewati masa, menyusuri waktu, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun. Sementara kita tak pernah sadar, bahwa kita sebenamya sedang terperangkap penyakit hati yang akut.
Rasa benci, amarah, dendam, iri, dengki, sakit hati, dan masih banyak lagi yang lainnya. Dengan beban seberat itu, kita berusaha untuk terus berjalan, melewati masa, menyusuri waktu, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun. Sementara kita tak pernah sadar, bahwa kita sebenamya sedang terperangkap penyakit hati yang akut.
Sahabat..!! Sebenarnya monyet-monyet itu bisa selamat jika mau membuka genggaman tangannya dan melepaskan pisang-pisang itu dan dia pun akan kembali bebas berkelana di hutan luas bergembira bersama kawannya yang lain, bisa tersenyum lepas tanpa beban amarah dan dendam. Dan, kita pun akan selamat dari penyakit hati jika selalu ingin bertafakkur. Seandainya sebelum tidur kita mau melepas semua "rasa tidak enak" terhadap siapapun yang berinteraksi dengan kita. Dengan begitu kita akan mendapati hari esok begitu cerah dan menghadapinya dengan senyum. Dan, kita pun tahu surga itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang hatinya betul-betul bersih. Jadi, kenapa tetap kita genggam juga perasan tidak enak itu?.
Jadi lepaskanlah sekarang dan kita akan terbebas dari penjara ini dan kita akan bisa menikmati hidup ini dengan lebih indah dan penuh ketenangan serta ketentraman.
Percayalah….!!!!!!
Semoga bermanfaat,
wallahu a'lam
wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar