Sahabat..!
Baginda kita Rasulullah saw pernah bersabda "Beramallah dari amal amal
semampu kalian, sungguh Allah swt tidak pernah bosan hingga kalian
sendirilah yang bosan".
Para arifbillah kerap menangis mendengar hadits ini. Hadits ini sangat indah, sebuah kabar dari Rasulullah saw kepada kita yang mengisyaratkan ternyata Allah itu sangat sayang kepada kita.
Innallaha la yamallu hatta tamalluu (HR> Al Bukhari)
Sungguh Allah tiada akan pernah bosan sampai kalian sendiri yang bosan).
Lalu, Apa maksud dari hadits ini?
Maksudnya adalah bahwa Allah itu tak pernah bosan untuk menunggu taubat kita, Allah terus menunggu dan menunggu hamba-Nya untuk kembali bertaubat tetapi kitalah hamba-hamba-Nya yang justru bosan untuk bertobat kepada-Nya.
Setiap pendosa siapapun dia yang ingin selalu bertaubat, Allah tidak akan bosan untuk menerima taubatnya, sebesar apapun dosanya.
Setiap orang yang bersalah memohon maaf kepada Allah, Allah tidak akan bosan memaafkannya. Kita ini makhluk lemah, siang malam berbuat dosa maksiat, namun Allah tidak akan bosan mendengar doanya.
Hamba yang beribadah siang dan malam, Allah tiada akan pernah bosan untuk menerima ibadah hamba-Nya. Manusia memiliki sifat bosan.
Kita ini bukan nabi yang ma’sum dan bukan pula malaikat yang suci, kita manusia biasa, selalu kalah dari hawa nafsu, pernah melakukan dosa, kita selalu berbuat dosa dan Allah Maha memaklumi hal itu, yang penting apa? yang penting kita mengakui itu, kita akui semua dosa-dosa kita kepada Allah swt. Kita akui segala kelemahan kita dalam melawan hawa nafsu. Kita berusaha untuk bertobat dengan sungguh sungguh menyesali dosa, lalu setelah tobat misalnya kita tergelincir lagi, maka bertobatlah, berdosa lagi bertobatlah lagi, Allah tidak bisa bosan menerima taubat hamba Nya,
karena Allah Maha Tahu Hamba Nya selalu akan berbuat dosa kecuali para Nabi dan Rasul.
Taubat yang sebenarnya adalah menyesali dosa, tak pernah merasa bangga melakukannya apalagi sampai bercerita kesana-sini dengan bangganya. Meminta ampun dan maaf pada Allah, lalu bertekad semampunya untuk tak lagi mengulangi dosa, namun boleh saja sambil berdoa : Wahai Allah, aku bertekad tak lagi mengulangi dosa ini, namun diriku ini penuh kelemahan, aku tak berniat berbuat lagi, namun jika aku terjebak lagi maka itu dari kelemahanku, ampunkan aku wahai Allah, maka aku akan bertobat lagi pada Mu wahai Allah, aku akan buktikan bahwa aku selalu setia pada Mu wahai Allah.
Kita mungkin masih ingat akan syair Abu Nuwas.
"Wahai Tuhanku… aku sebenarnya tak layak tuk masuk surgamuMU, tapi aku juga tak sanggup menahan amuk nerakamu, Karena itu mohon terimalah taubatku ampunkan dosaku, Sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun dosa-dosa besar.
Dosa-dosaku bagaikan bilangan butir pasir, Maka berilah ampunan oh.. Tuhanku Yang Maha Agung. Setiap hari umurku terus berkurang, Sedangkan dosaku terus menggunung. Bagaimana aku menanggungnya.
Wahai Tuhan, hambaMU yang pendosa ini, Datang bersimpuhkehadapanMU. Mengakui segala dosaku, Mengadu dan memohon kepadaMU, Kalau Engkau ampuni itu karena, Engkau sajalah yang bisa mengampuni. Tapi kalau engkau tolak, kepada siapa lagi kami memohon Ampun selain kepada Engkau.”
Kita ini layaknya selalu bertobat hingga bosan berbuat dosa, bukan selalu berdosa hingga bosan bertobat.
Yang tidak boleh apa? yang tidak boleh adalah sudahlah berbuat dosa namun tak pernah sadar, tak pernah mau bertaubat, malah merasa bangga dengan perbuatan dosanya itu, ini kesombongan.
Semoga Allah menjaga kita dari sifat sombong. Aamiin.
Semoga bermanfaat
Wallahu a’lam.
Referensi :
https://www.facebook.com/pages/Islam-Didaktika/226224114114784?fref=nf
Para arifbillah kerap menangis mendengar hadits ini. Hadits ini sangat indah, sebuah kabar dari Rasulullah saw kepada kita yang mengisyaratkan ternyata Allah itu sangat sayang kepada kita.
Innallaha la yamallu hatta tamalluu (HR> Al Bukhari)
Sungguh Allah tiada akan pernah bosan sampai kalian sendiri yang bosan).
Lalu, Apa maksud dari hadits ini?
Maksudnya adalah bahwa Allah itu tak pernah bosan untuk menunggu taubat kita, Allah terus menunggu dan menunggu hamba-Nya untuk kembali bertaubat tetapi kitalah hamba-hamba-Nya yang justru bosan untuk bertobat kepada-Nya.
Setiap pendosa siapapun dia yang ingin selalu bertaubat, Allah tidak akan bosan untuk menerima taubatnya, sebesar apapun dosanya.
Setiap orang yang bersalah memohon maaf kepada Allah, Allah tidak akan bosan memaafkannya. Kita ini makhluk lemah, siang malam berbuat dosa maksiat, namun Allah tidak akan bosan mendengar doanya.
Hamba yang beribadah siang dan malam, Allah tiada akan pernah bosan untuk menerima ibadah hamba-Nya. Manusia memiliki sifat bosan.
Kita ini bukan nabi yang ma’sum dan bukan pula malaikat yang suci, kita manusia biasa, selalu kalah dari hawa nafsu, pernah melakukan dosa, kita selalu berbuat dosa dan Allah Maha memaklumi hal itu, yang penting apa? yang penting kita mengakui itu, kita akui semua dosa-dosa kita kepada Allah swt. Kita akui segala kelemahan kita dalam melawan hawa nafsu. Kita berusaha untuk bertobat dengan sungguh sungguh menyesali dosa, lalu setelah tobat misalnya kita tergelincir lagi, maka bertobatlah, berdosa lagi bertobatlah lagi, Allah tidak bisa bosan menerima taubat hamba Nya,
karena Allah Maha Tahu Hamba Nya selalu akan berbuat dosa kecuali para Nabi dan Rasul.
Taubat yang sebenarnya adalah menyesali dosa, tak pernah merasa bangga melakukannya apalagi sampai bercerita kesana-sini dengan bangganya. Meminta ampun dan maaf pada Allah, lalu bertekad semampunya untuk tak lagi mengulangi dosa, namun boleh saja sambil berdoa : Wahai Allah, aku bertekad tak lagi mengulangi dosa ini, namun diriku ini penuh kelemahan, aku tak berniat berbuat lagi, namun jika aku terjebak lagi maka itu dari kelemahanku, ampunkan aku wahai Allah, maka aku akan bertobat lagi pada Mu wahai Allah, aku akan buktikan bahwa aku selalu setia pada Mu wahai Allah.
Kita mungkin masih ingat akan syair Abu Nuwas.
"Wahai Tuhanku… aku sebenarnya tak layak tuk masuk surgamuMU, tapi aku juga tak sanggup menahan amuk nerakamu, Karena itu mohon terimalah taubatku ampunkan dosaku, Sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun dosa-dosa besar.
Dosa-dosaku bagaikan bilangan butir pasir, Maka berilah ampunan oh.. Tuhanku Yang Maha Agung. Setiap hari umurku terus berkurang, Sedangkan dosaku terus menggunung. Bagaimana aku menanggungnya.
Wahai Tuhan, hambaMU yang pendosa ini, Datang bersimpuhkehadapanMU. Mengakui segala dosaku, Mengadu dan memohon kepadaMU, Kalau Engkau ampuni itu karena, Engkau sajalah yang bisa mengampuni. Tapi kalau engkau tolak, kepada siapa lagi kami memohon Ampun selain kepada Engkau.”
Kita ini layaknya selalu bertobat hingga bosan berbuat dosa, bukan selalu berdosa hingga bosan bertobat.
Yang tidak boleh apa? yang tidak boleh adalah sudahlah berbuat dosa namun tak pernah sadar, tak pernah mau bertaubat, malah merasa bangga dengan perbuatan dosanya itu, ini kesombongan.
Semoga Allah menjaga kita dari sifat sombong. Aamiin.
Semoga bermanfaat
Wallahu a’lam.
Referensi :
https://www.facebook.com/pages/Islam-Didaktika/226224114114784?fref=nf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar