Selasa, 20 Maret 2012

Menjelang Imsak

Tumben, lima menit menjelang imsya', kok belum ada satupun orang yang ada di surau. Kemana Trimo dan Warso pikir Mbah Kyai Abdullah. Padahal keduanya selalu tepat waktu memukul kentongan sebagai pertanda Imsa telah tiba. Pada akhirnya Mbah Kyai Abdullah yang melakukannya.

Dan bisa ditebak, mendengar suara kentongan bertalu, tidak seberapa lama ada dua bayangan berkelebat mendekati surau dengan tergopoh-gopoh.

"Assalamu'alaikum Mbah ..." Trimo tersengal mengucapakan salam pada sosok yang lelaki tua berjengkot putih di depan surau.

"Wa'alaikum salam warrohmatullohi wabarrokatu ... eh .. kalian akhirnya datang juga. Tumben terlambat, apa sedang ndak enak badan ..." Mbah Kyai bertanya dengan lembut

"ehmmm nganu Mbah ... emhmm maaf ..tadi saya dan Warso tertidur di rumah" Jawab Trimo

"Semalam kami nonton pertandingan sepak bola Mbah. Padahal kami berharap selesai pertandingan langsung datang ke surau. ternyata ketiduran" Warso menambahkan

"Pasti seru ya pertandingannya sampai dibela ndak tidur. Siapa yang yang menang" tanya Mbah Kyai memancing, sambil duduk selonjor di beranda surau menunggu waktu shalat subuh.

"Barcelona Mbah " Trimo dan Warso hampir serempak

"Berarti ada yang kalah kan.... Menurut saya, justru yang kalah adalah kalian berdua"

"Ngapunten kok begitu Mbah"

"Kamu telah dikalahkan kenikmatan duniawi, sementara kenikmatan yang tak terputus telah kamu abaikan"

"Tapi Insya Alloh kan saya sudah mengisi bulan ramadan dengan baik, Mbah" Trimo mencoba memberikan alasan


"Tapi kan kurang maksimal. Ibarat sawah, bulan ramadhan adalah panen raya kita. Saatnya kita memanen segala kebaikan dan pahala. Hal-hal yang kamu kerjakan sunah saja pahalanya seperti mengerjakan yang wajib. Apalagi ibadah wajib tentu berlipat-lipat ... iya kan ?"

"Inggih .."

"Tadi malam kamu sahur ndak ? Mbak Kyai" menambah pertanyaan lagi.

"Karena pertandingannya sampai jam 2 malam, kami berdua sekalian sahur dan selanjutnya kami tertidur sampai mendengar suara kenthongan dari surau tadi"

"Tuh kan, kalian sudah melewatkan kenikmatan sahur"

"Makan sahur kami nikmat kok Mbah, Alhamdulillah Emak masak lalapan sambel terasi dan ada ikan asin" Jawab Trimo dengan sumringah

"Bukan nikmat lezat seperti itu yang saya maksudkan. Di dalam sahur itu terdapat barokah, maka kalian jangan hanya sekedar makan. tapi bagaimana cara kalian menemukan nilai barokah sebagaimana Anas bin Malik dari Rasulullah saw 

"sahurlah kamu karena di dalamnya terdapat barokah" (HR. Muslim 1059).
Lalu Dari Abu Sa’id Al-Khudri radiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Makan sahur adalah barakah. Maka janganlah kalian meninggalkannya meskipun salah satu di antara kalian hanya minum seteguk air. Sesungguhnya Allah ta’ala dan para malaikat-Nya bershalawat atas orang-orang yang sahur.” (HR. Ahmad, hadits hasan, lihat Shahihul Jami’ish Shaghir, 1/686 no. 3683).

Kedua remaja ini menjadi terdiam, membenarkan semua yang disampaikannya.

"Lalu ... bagaimana Mbah cara mencari makna barokah itu ?" Warso membuka pertanyaan.

"Sahur jangan kamu artikan  sebagai  pengganti sarapan pagi, juga bukan pengganti makan malam. Di dalamnya banyak mengandung keberkahan, apalagi dilakukan menjelang imsya akhir fajar. Merupakan waktu yang sangat mahal, karena doa mudah terkabulkan"

"Mungkin maksud Warso, apa hubungan antara makanan yang masuk ke dalam tubuh dengan keberkahan itu, Mbah ?" Trimo memperjelas pertanyaan sahabatnya
 

"Begini, ketika kalian menghayati makanan yang kamu masukan ke dalam tubuh, maka fungsi pencernaan kalian akan bekerja maksimal.  Makanan tercerna dengan baik, karena zat-zat kimia dalam perutmu mengimbangi dengan baik. Itu akan memudahkan penyerapan sari makanan dan membuat kerja pencernaanmu  tidak terlalu berat. Sambil menikmati dan menghayati setiap hidangan yang kita santap, jangan lupa dalam hati kita berdoa sebanyak-banyaknya agar mendapat ampunan, rahmat, ridha dan keindahan bulan suci ramadhan dan siap menyongsong datangnya malam Lailatul Qadar."

"Wah selama ini yang saya lakukan justru sebaliknya Mbah" kata Warso

"Sebaliknya gimana ..." Trimo memotong

"Saya kalo sahur duduk di depan Tipi, asyik menyaksikan acara-acara lucu sambil ikutan tertawa. Sementara tangan terus menerus memasukkan makanan ke mulut, sampai ndak nyadari kalo terkadang tersedak cabe merah" Warso mengekpresikan dengan wajah seperti orang kepanasan cabe.

"Nah ... yang demikian ini perlu kamu kurangi bahkan kalo bisa, ndak usah pake tipi. Lebih baik begitu selesai sahur segera ambil wudhlu dan kamu melanjutkan tadarus Al Qur'an. kan ini jauh lebih bermakna, Iya Kan ?

"Inggih Mbah, Insya Alloh akan saya perbaiki semuanya, sehingga kami bisa mendapatkan banyak keberkahan dan ikut panen raya pahala" Jawab Trimo penuh semangat

"Maka dari sinilah ada dua hal yang bisa kita dapatkan, pertama kemudahan terkabulnya doa dan ampunan. yang kedua, akan dimulainya proses menjadikan tubuh bertambah sehat, karena setiap sari makanan yang masuk ke dalam milyaran sel tubuh telah dipenuhi rahmat Allah swt. Insya Allah" jelas Mbah Abdullah


"Bagaimana So ... kita siap mengubah semuanya ?" Trimo mengajukan tantangan pada Warso


"Insya Alloh siap ..."

"Ya sudah sana cepat kamu kumandangkan adzan subuh"  Lalu Mbah Kyai Abdullah bangkit dari duduknya diiringi dua pemuda kesayangannya
***
"Semoga kita dimudahkan dalam segala urusan di dunia dan akhirat"
Wallahu a`lam bish-shawab,
semoga bermanfaat

Tidak ada komentar: