Sabtu, 07 Januari 2012

ASIYAH, ISTRI FIR'AUN YANG BERIMAN

Suatu ketika Nabi Musa as berhasil mengalahkan para tukang sihir Fir'aun. Asiyah, yang turut menyaksikan kesuksesan Musa, bertambah tebal imannya. Sebenarnya, telah lama Asiyah beriman kepada Allah SWT, tetapi hal ini tidak diketahui suaminya.
Lama-lama Fir'aun mengetahui juga akan keimanan Asiyah itu. Fir'aun murka dan menjatuhkan hukuman kepadanya. Para algojo diperintahkan Fir'aun untuk segera melakukan penyiksaan kepada Asiyah, yang olehnya dianggap murtad itu.
Tubuh Asiyah ditelantangkan di atas tanah di bawah terik sinar matahari. Kedua tangannya diikat kuat ke tiang-tiang yang dipatok ke tanah agar ia tak dapat bergerak-gerak. Wajahnya yang telanjang di hadapankan langsung ke arah datangnya sinar matahari. Asiyah pastilah tidak akan tahan akan sengatan panas matahari, dan akhirnya ia akan mengubah keimanannya kepadaku, demikian pikir Fir'aun.
Tetapi, apa yang terjadi? Ternyata Tuhan tidak membiarkan hambanya menderita akibat kekafiran Fir'aun. Setiap kali para algojo meninggalkan Asiyah dalam hukumannya, segera malaikat menutup sinar matahari itu, sehingga langit menjadi teduh dan Asiyah tak merasakan sengatan matahari yang ganas itu.
Asiyah tetap segar-bugar meskipun sudah dihukum berat. Hal ini membuat Fir'aun memerintahkan hukuman lain yang lebih berat. Ia memerintahkan agar kepada tubuh Asiyah yang telentang itu dijatuhi batu besar. Tubuhnya pasti remuk, pikir Fir'aun.
Ketika Asiyah melihat bahwa ada batu besar yang hendak dijatuhkan ke tubuhnya, berdoalah dia kepada Tuhan. "Wahai Allah, Tuhanku! Bangunkah untukku di sisimu sebuah gedung di surga." (At-Taubah: 11).
Segera Allah memperlihatkan sebuah bangunan gedung di surga yang terbuat dari marmer berkilauan. Asiyah sangat gembira, lalu ruhnya keluar meninggalkan tubuhnya. Asiyah tidak merasakan kesakitan apa pun, karena ketika batu besar itu menimpa tubuhnya, ruhnya sudah tidak ada di sana.
Sumber: Mutiara Hikmah dalam 1001 Kisah, Tim Poliyama Widya Pustaka
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia