Jumat, 07 Oktober 2011

Pemimpin Yang Adil



Umar bin Khattab  mengangkat Said bin ‘Amir Al Jumhi sebagai  Gubernur di Himash (sebuah kota di Syiria).  Lalu Umar sebagai khalifah kunjung kesana untuk melihat rakyatnya dari dekat.  Setelah sampai disana, Umar mengadakan pidato kenegaraan. Di tengah-tengah pidatonya ia berkata : Wahai rakyat Hamash ! bagaimana pandanganmu tentang Gubernurmu ? Lalu mereka mengadu kepada Umar perihal Gubernur. Mereka berkata : Wahai Khalifah ! Kami mengadu empat hal,  Dia (gubernur) tidak keluar kepada kami kecuali menjelang siang. lalu umar berkata : besar sekali kesalahannya. terus apa lagi, kata Umar. Mereka menjawab : Dia tidak melayani rakyatnya di malam hari.  Aduh gawat! Sela Umar. terus apa ? mereka berkata : Dalam sebulan, sehari ia tidak masuk kantor (tidak melayani kami). Umar berkata : wah gawat kalau begini. terus apa lagi. Mereka berkata: Kadang berhari-hari dia  seperti orang stress (gila).


Setelah mendengarkan keluhan rakyatnya, Lalu Umar mengadakan konferensi pers antara gubernur Said bin ‘Amir dengan rakyatnya. Dan langsung yang memimpin jalannya konferensi tersebut ialah Khalifah Umar sendiri. Umar berkata : “Ya Allah ! jangan salahkan pandanganku tentang Said”.

Setelah dibuka jalannya sidang, Umar bertanya kepada rakyat Himmash : apa yang kamu keluhkan tentang gubernur? Mereka menjawab : dia tidak keluar kecuali sudah siang. Said menjawab : “Sebetulnya aku tidak suka menyebutkannya, begini wahai rakyatku ! Istriku tidak punya pembantu, jadi aku yang memasak, yang membuat roti sementara istriku mengerjakan pekerjaan lainnya , kemudian aku berwudhu dan sholat baru aku berangkat kekantor”.

Kemudian Umar berkata : Apa lagi keluhan kalian? Mereka menjawab : dia tidak menerima rakyatnya di malam hari. Benar begitu! kata Umar. Said menjawab: sebetulnya aku malu menyebutkannya  sesungguhnya siang hari telah ku jadikan untuk mengabdi kepada rakyat dan malam hari  aku mengabdi kepada Allah SWT.

Kemudian Umar berkata: apalagi keluhan kalian? sehari dalam sebulan dia tidak masuk kantor!  kata rakyatnya. benar kamu! sela Umar kepada Said. Lalu Said menjawab: Aku tidak punya pembantu yang dapat mencuci pakaianku, dan aku tidak punya pakaian salinan jadi aku mencuci sendiri, lalu  setelah kering kalau tidak hujan sorenya aku berangkat ke kantor.

Masih ada keluhan? Tanya umar kepada rakyat Himash. Kadang beberapa hari dia seperti orang stress? Jawab mereka.

Sang gubernur berkata : Begini tuan Khalifah! Aku melihat tersungkurnya Khubeb Al Anshari di Mekah. Orang-orang Quraisy memotong-motong  dagingnya, lalu mereka membawanya di atas pelapah kurma. mereka berkata : Apakah kamu suka Muhammad begini ? Khubeb menjawab :”Demi Allah ! Aku tidak rela aku duduk bersama anak dan istriku, sementara Muhammad begini. “Benar demikian! kata mereka. Demi Allah aku tidak rela aku bersama-sama keluarga dan anak-anakku sementara Muhammad terlukai. kemudian Khubeb berkata : Muhammaaaaad ! .

Setelah selesai menceritakan Khubeb, Said berkata :Aku tidak menolongnya, karena waktu itu aku masih musyrik tidak beriman kepada Allah. Bila aku teringat kejadian di hari itu, rasanya Allah tidak akan mengampuniku selama-lamanya tersebab dosa itu. Makanya aku kadang seperti orang gila.

Setelah Umar mendengarkan ulasan Said, ia berkata: Alhamdulillah, Allah tidak salahkan firasatku. Lalu Umar memberikan bantuan seribu dinar kepada Said dan berkata : Pergunakanlah uang ini untuk urusanmu...! lalu istrinya berkata: Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kekayaan kepada kami atas melayanimu. Said berkata kepada istrinya : Apakah boleh diberikan kepada yang terlebih baik dari kami? Kita berikan saja kepada orang yang nantinya kita lebih membutuhkannya .(Di infakkan di jalan Allah). Istrinya menjawab: boleh.

Setelah itu Said memanggil salah seorang kerabatnya yang terpercaya. lalu ia berkata: Bagi-bagi ini kerumah janda jompo si fulan, ke rumah yatim si fulan, ke rumah keluarga miskin si fulan dan kerumah orang sakit si fulan!. Sementara harta itu tinggal sedikit, baru ia berkata kepada istrinya : ini untukmu. Istrinya bertanya: Apakah tidak ingin memanggil pembantu saja? Ia menjawab : “nanti akan datang kepadamu orang yang lebih butuh dari apa yang kamu berada sekarang”. (Thowiel)

Sumber   :  Zaad Al Muttaqiin
Terbitan  :  Daar  Al Syarief  Riyad

Tidak ada komentar: