Selasa, 09 Agustus 2011

BAHRAM KAKEK YANG MUJUR

Abdullah bin Mubarak seorang sufi terkemuka , beliau pernah bercerita : “Pada saat aku melaksanakan ibadah haji, tatkala aku berada di Hijr Ismail datang rasa kantukku tak tertahan sehingga aku tertidur.
 Dalam tidur itu aku mimpi bertemu dengan Rasulallah SAW, lalu Beliau berkata kepadaku “ Wahai Ibnul Mubarak, kalau kamu nanti pulang ke Baghdad carilah kampung kaza (anu), cari orang yang namanya Bahram dia beragama Majusi, sampaikan salamku kepadanya. Katakan bahwa Allah telah meridhoinya.”
Lalu aku terbangun, Lahaula Walakuwata Ilabillahil Aliyil 'Azhim. apakah ini mimpi  yang datang dari setan. Kemudian aku berwudhu terus sholat dilanjutkan dengan Thowaf, aku thowaf banyak sekali sampai kantukku menyerang kembali. 
Aku bermimpi lagi seperti itu, kejadian itu berulang sampai  tiga kali.Setelah aku selesai menunaikan ibadah Haji langsung aku pulang ke Baghdad. Terus aku cari kampung yang disebut oleh Nabi SAW. setelah lama aku berjalan akhirnya aku temukan kampung itu.
Di kampung itu aku bertemu dengan seorang kakek. “Kek, kenal tidak dengan orang yang namanya Bahram ?” kata ibnul Mubarak. Oh saya sendiri” sahut kakek. Langsung saja saya bertanya “Bahram, apakah kamu punya amal yang dianggap baik disisi Allah ?”  ia menjawab : punya . aku mempunyai empat anak perempuan dan empat anak laki-laki. Aku kawinkan anak perempuanku dengan anak laki-lakiku. Sahut Ibnul Mubarak “ini haram hukumnya.” Selain itu ada tidak ? ada , Jawab Bahram. Aku membuat pesta pernikahan besar-besaran. Ini juga haram, selain itu ada tidak ? Tanya  Ibnu Mubarak penasaran. Oh ada, aku punya anak perempuan yang sangat cantik kucarikan pasangan yang sekufu (setara) dengannya. Ternyata aku tidak mendapatkan.
Akhirnya aku kawini saja anakku itu. Dan aku membuat resepsi yang lebih besar, ribuan orang datang dalam pestaku itu. “Ini juga haram” kata Ibnul Mubarak . Ada tidak selain itu Tanyanya lagi. Oh ada,
pada malam pengantin itu ketika aku hendak ... datanglah seorang perempuan Muslim kerumahku, ia menyalakan obor dari pelitaku yang ada di depan rumah. Setelah obornya nyala ia pergi dan dipadamkan, kemudian dia kembali untuk menyalakan lagi, sampai tiga kali. 
Terbetik dihatiku jangan-jangan perempuan itu mata-mata maling. Akhinya aku keluar membuntutinya dari belakang.
Ketika si perempuan itu masuk kerumahnya disambut oleh suara anak-anaknya. “Ibu bawa apa, perutku sudah perih” perempuan itu menangis sambil berkata. Aku malu kepada Allah, kalau aku meminta kepada selainNya. Apalagi kepada orang Majusi yang nyata-nyata tidak seagama.
Kata Bahram “Setelah aku mendengar perkataannya, aku langsung pulang dan mengambil  satu nampan yang berisi aneka makanan. Lalu aku pergi menuju rumahnya.
Kata Ibnu Mubarak ‘’ternyata inilah kebaikan kamu. ‘’ kemudian aku sampaikan pesan Rasulallah kepadanya.
Aku ceritakan perihal mimpiku ketika di Hijr Ismail. Setelah aku cerita, langsung Bahram berkata “ Asyhadu Anla Ilaha illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulallah.” Kemudian shock dan menghembuskan nafas terakhir.
Akupun turut serta dalam upacara kematian sampai dia dimakamkan.
Ibnul Mubarak setelah kejadian itu berkampanye kepada tiap-tiap orang yang menjumpainya. “ Dermawanlah kepada sesama makhluk Allah, karena dermawan itu dapat merubah derajat musuh (orang kafir) menjadi kekasih Allah. (Thowiel)

Sumber : Qoomi Al Thughyan

Tidak ada komentar: