Sahabat..! Sesungguhnya kebahagiaan, kesenangan, dan kenikmatan sesuatu bergantung pada kondisi dasarnya.
Kondisi dasar sesuatu adalah menyangkut untuk apa ia diciptakan.
Oleh karena itu, kenikmatan mata adalah dengan melihat yang indah-indah.
Kenikmatan telinga adalah dengan mendengar suara-suara merdu.
Begitulah seterusnya untuk anggota badan lainnya. Namun, khusus berkaitan dengan hati, kenikmatannya hanyalah manakala ia dapat mengenal Allah swt., karena hati diciptakan untuk itu.
Jika manusia mengetahui apa yang tidak diketahuinya, maka senanglah ia. Begitu juga dengan hati. Manakala hati mengenal Allah swt., maka senanglah ia, dan ia tidak sabar untuk ‘menyaksikan-Nya’.
Tidak ada yang maujud yang lebih mulia dibanding Allah,
Tidak ada yang menuntun jiwa yang buta kecuali Hanya Allah yang melihat.
Tidak ada yang membimbing orang yang lemah, kecuali hanya Tuhan Yang bersifat qudrat-irodat.
Tidak ada yang memuliakan hamba yang hina kecuali Tuhan Yang Maha Mulia. karena setiap kemuliaan adalah dengan-Nya dan berasal dari-Nya.
Setiap ketinggian ilmu adalah jejak yang dibuat-Nya, dan tidak ada pengetahuan yang lebih digdaya dibanding pengetahuan tentang diri-Nya.’
®KH. Muhammad Fakhruddin Al Bantani, S. HI.
Kondisi dasar sesuatu adalah menyangkut untuk apa ia diciptakan.
Oleh karena itu, kenikmatan mata adalah dengan melihat yang indah-indah.
Kenikmatan telinga adalah dengan mendengar suara-suara merdu.
Begitulah seterusnya untuk anggota badan lainnya. Namun, khusus berkaitan dengan hati, kenikmatannya hanyalah manakala ia dapat mengenal Allah swt., karena hati diciptakan untuk itu.
Jika manusia mengetahui apa yang tidak diketahuinya, maka senanglah ia. Begitu juga dengan hati. Manakala hati mengenal Allah swt., maka senanglah ia, dan ia tidak sabar untuk ‘menyaksikan-Nya’.
Tidak ada yang maujud yang lebih mulia dibanding Allah,
Tidak ada yang menuntun jiwa yang buta kecuali Hanya Allah yang melihat.
Tidak ada yang membimbing orang yang lemah, kecuali hanya Tuhan Yang bersifat qudrat-irodat.
Tidak ada yang memuliakan hamba yang hina kecuali Tuhan Yang Maha Mulia. karena setiap kemuliaan adalah dengan-Nya dan berasal dari-Nya.
Setiap ketinggian ilmu adalah jejak yang dibuat-Nya, dan tidak ada pengetahuan yang lebih digdaya dibanding pengetahuan tentang diri-Nya.’
®KH. Muhammad Fakhruddin Al Bantani, S. HI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar