Minggu, 22 September 2013

Bab Hasud (Kitab Hidayatus Salikin)

Berikut secarik catatan kecil dari Majlis Ta'lim. - Eps.2
Asuhan : KH. Muhammad Fakhruddin bin Sufyan Al Bantani, SHi.
Mursyid Mahad Aly Al Arbain. Jakarta

Bab. Hasud
Penyakit Hati yang Berbahaya No.4 yang harus diketahui oleh Muslim.

Hasud bahasa Indonesianya itu Dengki atau Iri hati atau tidak senang bila melihat org lain senang atau ia senang bila melihat org lain susah.

Hasud pada diri seseorang itu menyebabkan ia susah dan gusar bila ada org lain yang mendapat kesenangan, kemajuan, atau kebaikan.

Hasud adalah penyakit yang berbahaya dalam hidup dan kehidupan seorang anak manusia muslim, bila ada penyakit ini dlm hati/ diri seorang muslim.

Sebab hasud ini warisan syetan. Warisan iblis itu dimuka bumi yaitu hasud.

Perlu dipahami dahulu kata iri dalam sisi bahasa, sebagaimana Imam Ghazali berkata.
Iri itu secara umum ditinjau dari sisi bahasa (arab) ada 3, yakni :
1. Hasut = buruk dan bahaya, serta Haram hukumnya
2. Ghib'toh = baik atau Sunnah hukumnya
3. Ghiroh = boleh atau mubah hukumnya

Pemaparannya...

Ghiroh adalah iri atau tdk senang atas kesenangan org lain, karena kesenangannya itu menyebabkan ia durhaka akan Allah SWT atau ia merusak agama dg kesenangan yg ada padanya.
Contoh :
1. Iri atau tidak senang akan kesenangan org lain (yakni penjudi) yg makin senang dg kesesatannya. Sehingga ia berharap (berdoa sekalipun) agar penjudi tersebut di cabut nikmatnya (bangkrut) dg harapan org trsebut menjadi lebih baik dan kembali taqwa pd kesudahannya itu (berharap menjadi taubat dan lebih baik atas sebab kehilangan nikmatnya itu).
Namun demikian, Iri atau Ghirohnya itu hanya boleh di timbulkan pd saat org trsbut dlm keadaan berjudinya saja. (tdk boleh bila org trsebut sdg tdk dlm kesesatannya)... Contoh lainnya;
2. Iri atau tdk senang akan kemajuan Pejabat/ Pemimpin yg dzhalim terhadap masyarakatnya dan durhaka akan Allah SWT. Sehingga ia berharap (berdoa sekalipun) agar dicabutnya nikmat pejabat tersebut dg harapan hal trsbut akan menjadikannya bertaubat dan kembali bertaqwa kpd Allah SWT. Atau agar selamat masyarakatnya, serta selamat pula Agama dari penodaan dan penghancuran karenanya.

Walau sebagaimana di jelaskan di atas sebelumnya, bahwa boleh saja kita Iri dan mendoakan agar tercabutnya nikmat mereka. Namun demikian baik dan mulianya kita bila kita dpt melakukan seperti apa yang pernah di perbuat oleh Imam Ahmad bin Hambal. Yakni ;
Imam Ahmad bin Hambal pernah lewat diasuatu daerah prostitusi atau daerah yg penuh akan maksiat. Kemudian disana ia berdoa panjang lebar agar org2 yg dilihatnya sedang bersenang-senang dg kemaksiatannya itu, ia doakan agar kelak di akhirat nanti dpt pula bersenang-senang di surganya Allah SWT. --- bagaimana mungkin..?!?!, tentulah ia pun berharap setelah mereka bertaubat dan bertaqwa dg sungguh2x serta benar dahulu kpd Allah SWT.
Demikianlah sikap dan hati bersih lagi mulianya para orang2x yg soleh.
Sebab bila terkabul dan ia jadi bertaubat serta kembali bertaqwa akan Allah SWT, maka insya Allah kitapun akan mendapatkan ganjaran pahala karenanya.
Kesimpulan : Ghiroh memiliki makna iri atau cemburu yg dikarenakan semata-mata karena Agama terasa dinodai dan rusak akannya.

Tidak dibenarkan jika ia Iri dan mendoakan si pejabat yg dzhalim untuk tdk sampai menjabat/ turun di karenakan ia ada maksud menggantikannya, karena ia merasa lebih baik dari sang pejabat tsbut.

2. Ghib'toh adalah Iri atas amaliah orang lain. Iri pada Ghibtoh adalah cemburunya seseorang terhadap amaliah baik seseorang, sehingga ia menuntut dan berharap kepada Allah SWT agar dpt melakukan amaliah yg sama kepada Allah SWT. sebagaimana yang ia saksikan atas amaliah orang lain kepada Allah SWT.
Contoh :
1. Irinya seseorang trhdap org lain yg telah mampu menunaikan haji. Ia iri bukan kpd pelaku yg akan menunaikan haji tersebut. Namun ia hanya iri terhadap ketentuan yg telah menyebabkan orang lain dpt menunaikan hajinya tersebut. Sehingga Ghibtoh itu lebih kepada Iri kepada Allah SWT. (untuk dirinya dpt melakukan amaliah baik sebagaimana org lain telah melakukan amaliah baik tersebut). Contoh lainnya...
2. Iri terhadap amaliah org lain yg telah mampu melazimkan puasa sunnah pun qiyamul lail (Ibadah di 1/3 malam) sedang dirinya belum. Kembali lagi, bahwa sama halnya dg contoh sebelumnya, bahwa iri ini adalah iri yg bukan pd pelakunya, namun iri pd kemampuan/ kemauan amaliahnya org tsbut. Yang kesemuanya menyebabkan ia akan berusaha dan berdoa lebih kuat lagi dlm bertaqwa kpd Allah SWT, dg harapan ia di beri kenikmatan yg sama yakni, kenikmatan didalam melakukan amaliah2x soleh lainnya yg sebelumnya ia belum pernah mampu melakukannya.
Kesimpulan : Ghibtoh bermakna iri ditujukan pada suatu amaliah soleh yang baik, Iri yg ditujukan pada Allah SWT, penuntutannya kpd Allah SWT juga menuntut ia untuk tambah lebih maksimal didalam ikhtiar ibadahnya kpd Allah SWT. Karenanya Ghibtoh adalah Iri yang disunahkan bagi seorang muslim.

3. Hasud adalah Iri atau perasaan tdk suka terhadap org lain yg sedang mendapatkan kesenangan. Ia malah merasa senang bilamana org tersebut mengalami kesusahan. Iri yang demikian juga disebut Dengki.
Orang yg dihatinya trdapat sifat hasut, hidup dan kehidupannya tdk akan prnah bahagia, ia akan selalu sengsara selama sifat Dengki atau Hasud ini ada dlm hatinya.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, yakni artinya : "bermula hasud itu memakan ia akan amal yang kebajikan, seperti api memakan kayu yang kering".
Bila diperumpamakan, bila ada seorang ahli ibadah puluhan tahun ia ibadah tanpa cela, lalu ia hasud dlm sehari, maka rusak dan hancurlah sgla ibadahnya selama ini. Laksana kemarau sepanjang tahun, meninggalkan debu yg tebal di atap2x, namun hilang dalam sehari, hanya sebab hujan yg lebat dalam sehari.
Karenanya hasud mustilah di buang jauh2x dari diri seorang muslim. Dan hasud hanya dpt diobati oleh dirinya sendiri. Sebab ia adalah penyakit batin, cacat hati yg hanya diketahui oleh dirinya, sedang org lain hanya dpt melihat dari tanda2xnya.

Ada beberapa dampak buruk dari Hasud, di antaranya :
» Ganjaran Ibadahnya hancur (walau telah dibangun 1.000 tahun) sebagaimana di jelaskan di dalam Kitab Imam Ghazali, yakni Minhajul Abidin.
» Sedih dan ruwet hatinya sepanjang hasud itu hidup di dirinya. (tdk ada kenikmatan hidup).
» Mendapat murka Allah SWT, karena mereka tdk menerima akan ketentuan Allah SWT.
» Tidak kuat dan gemar dalam beribadah kpd Allah SWT, bahkan mereka berpeluang lalai kpd ibadah mereka.

Namun tdk perlu kita bersedih dan risau, jika ada org lain yang hasud atau dengki kpd kita. Sebab bila Allah SWT ingin mengangkat derajat seseorang, maka Allah akan kirimkan kpd kita mulut2x api dari org2x yg dengki kpd kita. (laksana kayu Gahru yg dibakar, semakin dibakar ia makin kuat akan wanginya).

Demikian kiranya secarik catatan Ta'lim ini di sampaikan. Bilamana catatan ini dinilai memiliki manfaat yang baik, maka mari sebarkan kebaikan ini. Semoga niat baik dan tulus ikhlas kita pada penyebaran kebaikan ini mendapat ganjaran terbaik disisi Allah SWT, dan semoga pula Allah masukkan kita pada golongan hamba2x Nya yg mendapat ampunan-Nya. Serta ditetapkan-Nya kita pada akhir hayat yang palin indah dan baik, yakni Khusnul Khotimah. Amiin Ya Rabbal Alamiin...

Namun, bila didalam catatan ini ditemukan hal-hal keliru dan menyalahi makna yang sesungguhnya, maka sungguh hal tersebut semata-mata hanya karena kekhilafan dan kebodohan si penulis (Murid) yang telah keliru memahami materi yang di sampaikan sang Guru, karenanya diri membuka luas segala koreksi dan arahan yang membangun. Akan tetapi bila dirasa hal ini telah baik dan benar, maka semata-mata hal tersebut adalah bagian dari pertolongan dan karunia dari Allah SWT.

Semoga membawa manfaat.
Taman Ilmu dan Hikmah Islam :

http://islamdidaktika.web.id/

http://fakhrualbantani.blogspot.com/

https://www.facebook.com/pages/Islam-
Didaktika/226224114114784?ref=stream&hc_l
ocation=stream

Tidak ada komentar: