TEBU (sugar cane)
Sahabat..! Sebenarnya Mata engkau ingin sekali beribadah kepada Allah.....
namun sayang engkau tidak memberinya kesempatan.....
biarkan mata ini beribadah kepada Allah.... sebentar saja ....
dengan merenungkan keindahan ciptaan Allah
di langit dan di bumi....
termasuk yuuuk......kita jalan-jalan ke kebun tebu,
moga ada yang dapat kita bawa pulang…… melalui ayat
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ
حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ
Sahabat..! Tebu (bahasa inggris: sugar cane) adalah tanaman yang
ditanam untuk bahan baku gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh
di daerah beriklim tropis.
Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun.
Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatera.
Untuk pembuatan gula, batang tebu yang sudah dipanen diperas dengan
mesin pemeras (mesinpress) di pabrik gula. Sesudah itu, nira atau air
perasan tebu tersebut disaring, dimasak, dan diputihkan sehingga menjadi
gula pasir yang kita kenal. Dari proses pembuatan tebu tersebut akan
dihasilkan gula 5%, ampas tebu 90% dan sisanya berupa tetes (molasse)
dan air.
Sahabat..! Demikianlah, sekilas info yang bisa didapat dari wikipedia tentang pohon Tebu.
Ada beberapa pelajaran berharga yang dapat kita ambil hikmahnya dari pohon tebu.
1) Pohon tebu memilih tumbuh dan berkembang di alam yang keprihatinannya mendalam.
2) Pohon tebu tidak pernah berharap hidup dengan bergelimangan kemewahan fasilitas
3) Pohon tebu menyederhanakan penampilan fisiknya, namun ia berjuang
keras untuk bermanfaat dan dirindukan orang. Begitu pula dengan orang
yang tawadhu’, ia memiliki penampilan “biasa” namun menyimpan “sesuatu”
yang membuat ia mulia dan dirindukan oleh orang.
4) Pohon tebu
teruji menghadapi berbagai ujian yang ia hadapi dalam hidup ini. Jika
ada yang memotong batangnya maka ia akan tumbuh lagi. Jika ada yang
membakar pohon tebu, maka akan muncul tunas baru. Pun dengan orang yang
tawadhu, ia memiliki daya tahan terhadap ujian kehidupan yang dihadapi
5) Tebu mengajari orang yang tawadhu’ untuk kreatif dan inovatif agar bermanfaat untuk orang lain
6) Tebu rela dimanfaatkan orang lain dan siap ditempatkan dimana saja
setelah ia dimanfaatkan. Andai kita ingin belajar tawadhu’, bergurulah
kepada pohon tebu. Dia rela dirinya “diperas”, namun dia tulus
meneteskan satu per satu saripati hasil perjuangannya selama ini,
setelah itu ia tidak peduli dimana ia akan ditempatkan, bahkan
seringkali ia dibuang ke tempat sampah. Namun jika orang bertanya,”Gula
berasal dari apa?” semua orang akan serempak menjawab,”Tebu!” Itulah
buah ketawadhu’an, iaTak Kenal Henti memberi manfaat untuk orang lain.
“Sosok tebu adalah buah yang matang perencanaan, lewat tahapan-tahapan
yang dirancang secara nyata dan pasti. Tiap tahapan dalam ruas-ruas tebu
akan mematangkan tahapan selanjutnya. (Yang paling mans dari batang
tebu itu yang paling bawah)
Maka, mari belajar tawadhu’ dari tebu..
Wallahu a’lam