Minggu, 25 Maret 2012

al Aswad dan Sholat Istisqo'

Tersebutlah seorang penguasa suatu negeri lagi seorang ‘alim dari para ulama Salaf, Adh-Dhahhak bin Qais rahimahullah. Pada saat itu, negeri yang berada di kekuasaannya sedang Allah uji dengan musim paceklik yang cukup panjang. Maka, beliau rahimahullah mengajak manusia untuk melakukan sholat istisqo’ (sholat untuk minta hujan-hanif019) di sebuah lapangan yang luas.

Maka, keluarlah manusia dari rumah-rumah mereka menuju tempat yang akan dilaksanakan padanya sholat istisqo’. Hingga semuanya telah berkumpul. Maka, Adh-Dhahhak bin Qais maju ke depan untuk menjadi imam sholat. Maka, setelah selesai sholat, Imam Adh-Dhahhak bin Qais berdoa kepada Allah agar diturunkan hujan untuk negeri mereka.

Namun, ternyata Allah tak juga menurunkan hujan, bahkan sebuah awan hitam pun tak terlihat di atas kepala mereka. Hingga akhirnya, pada saat manusia masih berkumpul di tempat sholat istisqo’ tersebut, Imam Adh-Dhahhak bin Qais menyeru dengan lantang, “Di manakah Yazid bin Al-Aswad?” Tapi, tak ada satu pun orang yang menjawab seruan Imam Adh-Dhahhak bin Qais tersebut. Beliau ulangi lagi, “Di manakah Yazid bin Al-Aswad?” Tapi, lagi-lagi mereka diam. Hingga beliau berkata dengan lebih lantang, “Aku tetapkan bagi Yazid bin Al-Aswad jika dia mendengar suaraku, hendaklah dia menjawab, ‘Saya’.”

Maka, setelah Imam Adh-Dhahhak mengatakan demikian, menyeruaklah sebuah suara di antara keheningan dan kerumunan manusia, “Ini saya di sini.” (sambil mengangkat tangan beliau). Ternyata, itulah orang yang dicari oleh Imam Adh-Dhahhak, yakni Yazid bin Al-Aswad. Maka Imam Adh-Dhahhak berkata kepadanya, “Wahai Yazid bin Al-Aswad, berdoalah kepada Allah agar Dia menurunkan hujan kepada kita!”

Maka, Yazid bin Al-Aswad mengangkat kedua tangan beliau, lalu mengarahkan wajah beliau ke arah langit dan berdoa, “Ya Allah, mereka adalah hamba-Mu. Mereka minta kepadaku agar aku berdoa kepada-Mu agar Engkau menurunkan hujan kepada mereka.” Dan terus beliau berdoa hingga selesai.

Maka, tak berapa lama setelah itu, Allah subhanahu wata’ala menurunkan hujan-Nya kepada negeri tersebut hingga hampir saja menenggelamkan penduduk negeri itu karena saking derasya hujan yang Allah turunkan.

Melihat hal yang demikian itu, Imam Yazid bin Al-Aswad khawatir akan menjadi ‘terkenal’ dan disanjung-sanjung karena peristiwa ini. Maka, beliau berdoa, “Ya Allah, aku khawatir peristiwa besar ini akan membuatku menjadi terkenal. Maka, jauhkanlah diriku dari fitnah ini.”

Subhanallah, Allah kabulkan doa beliau rahimahullah. Sepekan setelah beliau berdoa itu, maka Allah pilihkan jalan keselamatan terbaik bagi beliau dari fitnah yang beliau khawatirkan, yakni Allah wafatkan beliau, rahimahullahu ta’ala….

Tidak ada komentar: