Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku". (Al Fajr :27-30)
Aku sangat tersentuh dengan ayat ini. Ada kerinduan yang dipanggil oleh Allah dengan mesra.Tapi mungkinkah? Karena jiwa masih pekat dengan noda dosa, sangatlah sulit untuk membuatnya menjadi cemerlang. Masih sering terngiang di telinga akan pesan Allah dengan firman-Nya :
"Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (Asy Syams:9-10)
Jiwa mampu menyimpan semua memori dari semenjak lahir sampai jasad meninggal. Bagai sebuah server besar, mampu menyimpan miliran data. Tidak ada yang luput dari server ini, semua tersimpan dengan baik. Baik data kejahatan maupun data kebaikan. Berbeda dengan memori otak yang sangatlah terbatas. Misalnya kita disuruh untuk menghafal jenis mobil dan warnanya yang kita jumpai sepanjang perjalanan dari rumah sampai ke kantor. Sudah tentu terbatas sekali yang dapat kita hafalkan. Namun bila jiwa yang bersih, sangatlah tepat. Jangankan jenis mobil dan warnanya terhafal dengan baik bahkan dijalan apa dan pada jam berapa kita menjumpainya.
Data kejahatan membuat jiwa menjadi redup cahayanya atau bahkan padam sama sekali.
Sedangkan data kebaikan membuat jiwa menjadi bersinar terang. Dan sinar ini mampu
menghalau cahaya gelap. Dan di akhirat kelak data di server ini akan di tampilkan semua. Didalam perintah Running DOS kita biasa mengetikkan perintah DIR, maka semua file2 akan muncul.
Begitu pula dengan jiwa, semua akan ditampilkan sebutir-butirnya dari yang sekecil-kecilnya. Namun sebenarnya file kejahatan tidak semuanya akan ditampilkan. Karena ada fungsi Delete File atau Hidden File. Siapa yang bisa melakukan ini. Ya…pasti pemilik server tentunya Allah Rabbul Alamin. Dia mengampuni siapa yang di kehendakiNya.
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Az Zumar:53)
Semakin terang cahaya jiwa, semakin dekatlah ia kepada Allah. Dan semakin berat pula Godaan iblis. Karena iblis akan selalu mengirimkan pasukannya silih berganti untuk melalailkan sang jiwa ini. Dan jangan ditanya berapa banyaknya. Semakin bersih jiwa semakin kuat iblis yang dikirimkan.
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri
mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (Al A'raaf:16-17)
Banyak yang tersalah pengertian antara JIWA (nafs) dan ROH. Banyak yang menganggapnya sama, padahal sesungguhnya keduanya sangat berbeda. Jiwa adalah badan halus manusia, yang bisa pergi – keluar dari Jasad fisik, ketika manusia sedang bermimpi, atau ketika Out of Body Experience atau PLB – Perjalanan Luar Badan. Jiwa, merupakan tubuh halus manusia. Jiwa memiliki perangkat-perangkat yang menyebabkan manusia dicap sebagai makhluk sosial, makhluk cerdas (Aqal), makhluk spiritual (Qolbu). Jiwa yang menanggung semua akibat perbuatan tubuh fisikal dan tubuh dalam.
Jiwa diciptakan sempurna tanpa cacat. Tidak ada yang terlahir sakit jiwa. Tidak ada bayi cacat. Jiwa adalah putih bersih ketika dilahirkan, lingkungan dan pengalamanlah yang membuatnya tetap putih atau kotor.
~ Komponen yang dimiliki jiwa: Nafsu (syahwat, emosi), Hasrat (keinginan, ego), Aqal, Qolbu dll.
~ Indera Jiwa sering disebut pula sebagai Indera batin. Jiwa juga memiliki indra penglihatan dan pendengaran. Dari situlah syaitan (dan jin) memberikan pengaruhnya ke jiwa, berupa suara-suara dihati kita yang mengajak ke perbuatan negatif.
~ Qolbu adalah Jantungnya Jiwa. Qolbulah yang menentukan baik-buruknya Jiwa.
~ Gelap-terangnya Jiwa. Sesungguhnya Ruh itu selalu mengajak Jiwa ke jalan yang lurus, tetapi setan sangat gigih menyeru peralatan Jiwa agar sesat.
Firman Allah dalam Al-Qur’an : "Setan adalah musuh yang nyata"
Suara-suara di Qolbu (hati) adalah Suara si jiwa sendiri, Suara Roh kita, Suara makhluk lain.
Tingkatan Kesadaran Jiwa, secara garis besar, ada 7 (tujuh) lapisan yang membatasi antara Jiwa dan Roh, yang berhubungan dengan tingkatan kesadaran Jiwa. Lapisan tersebut hanya bisa ‘terbuka’ dengan melalui sedikit cara. Salah satu caranya adalah dengan ‘keseriusan’ berupaya membersihkan diri, membersihkan Jiwa, membersihkan Qolbu (hati) dengan NIAT mendekatkan diri kepada ALLAH SWT - Sang Khalik. Atau merupakan sebuah anugerah karunia-NYA (given). Lapisan ini berubah pula menjadi hijab kalau kotor. Bila pada lapisan 1 yang kotor (hijab) berakibat komunikasi antara Jiwa dengan Ruh terganggu. Muncullah penyakit non-fisik/kejiwaan (nafs) seperti pemarah, kejam, nafsuan, dll).
Lapisan2 Nafs Lawwamah, Ammarah-bissu, dan nafs Muthmainah, terbukanya (bersihnya) masing-masing lapisan tersebut, akan menumbuhkan kesadaran dan kemampuan Jiwa yang lebih tinggi [orang bilang ilmu laduni – kaleee ?].
"Kesadaran tertinggi dari Jiwa adalah Kesadaran Ruhiah - Illahiah. Inilah yang didambakan oleh para pejalan spiritual.
from : http://mas-maszura.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar