Sahabat…! Ada hikayat menarik tentang kebesaran istighfar, bahwa Imam Hasan Basri, seorang ulama besar dari kalangan tabi’in, suatu ketika didatangi oleh sesorang yang mengadukan daerahnya yang kering kerontang dan tidak mendapatkan hujan, maka ia menjawab: “Perbanyaklah beristighfar kepada Allah”.
Kemudian datang lagi seseorang yang mengadukan tentang kemiskinannya, ia pun menjawab dengan “Perbanyaklah beristighfar kepada Allah”.
Tak lama kemudian datang lagi orang yang minta diberikan doa agar dikaruniai keturunan. Imam Hasan Basri pun menyuruhnya dengan banyak membaca istighfar.
Kemudian datang lagi orang yang mengadukan tentang pertaniannya yang tidak menjadi, beliau pun menyuruhnya agar banyak beristighfar.
Hal ini membuat sahabat-sahabatnya keheranan dengan jawaban beliau, mereka menanyakan, mengapa semua problem itu solusinya hanya satu, yaitu beristighfar? Beliau pun menjawab : Saya tidak asal-asalan, saya menjawab berdasarkan firman Allah : Maka aku katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai. (QS: Nuh :10-12)
Sahabat…! Begitulah kejelian seorang ulama yang tidak memandang persoalan hanya dari sisi kulitnya saja, melainkan tertuju pada akar permasalahan, sebagaimana yang diatur dalam wahyu Ilahi.
Bandingkan dengan orang zaman sekarang yang hanya mengedepankan rasio saja dalam menganalisis masalah.
Bila tanamannya tidak menjadi, bisnisnya merugi, karirnya jatuh, keluarganya berantakan, atau orang yang dikasihinya jatuh sakit atau kejadian lain yang mengecewakan. Mereka tidak segera berpikir, bahwa semua itu tidak lain akibat dari dosa-dosa yang pernah dilakukannya.
Kerangka berfikir yang salah ini yang kemudian memunculkan kesalahan dalam mengambil solusi dari bencana yang menimpanya.
Mari perbanyak beristighfar………….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar