Minggu, 23 Maret 2014

Qonaah Pintu Kebahagiaan

Sahabat..! Dalam menjalani hidup yang sementara ini, mestinya program kita, bukanlah ”bagaimana untuk kaya, bagaimana untuk terkenal, bagaimana untuk puas, bagaimana untuk tampil cantik mempesona, bagaimana untuk nampak tampan” .
Namun mestinya yang harus dipikirkan dalam hidup ini, ”bagaimana bisa mencari ilmu agama sebanyak-banyaknya? Bagaimana bisa mendapatkan dan menguasai ilmu agama? Bagaimana bisa menjaga aqidah dan agama islam sampai mati? bagaimana bisa benar dalam ibadah? Bagaimana agar tidak sebatas ibadah wajib saja melainkan menambahnya dengan amalan sunnah? bagaimana cara mengetahui harta yang halal? Bagaimana cara mendayagunakan harta secara benar? Itulah yang seharusnya senantiasa menjadi program kehidupan kita.
Semua orang pasti pengen kaya….. namun kenyataannya, masih banyak juga yang miskin. Memang benar KAYA belum tentu senang. Namun Miskin udah pasti sengsara…..betul ga??? Hehehehe
Jujur…..Memang berat untuk menjalani hidup sebagai dhuafa’. Tapi bukan berarti hanya berhenti sampai di situ. Tidak ada alasan bagi si miskin untuk berputus asa.
Yakinilah…..Rizqi Allah sangatlah luas. Rizqi bukanlah terbatas pada rumah yang kita bangun di mana-mana, atau pada mobil-mobil yang disimpan di garasi, dan bukan juga segudang emas, atau uang yang kita tumpuk-tumpuk. Melainkan rizqi adalah sesuatu yang kita butuhkan, yang membuat kita bahagia saat mendapatkannya.
Yakinilah ……Kaya belum tentu mulia di hadapan Allah….miskin belum tentu hina dihadapan Allah…. Jujur…..Bahagia bukan hanya terletak pada DUIT saja….
Buat apa duit banyak, bila tinggal di daerah konflik, seperti di Gaza, yang tiap menit ada dentuman suara bom? Mau?
Buat apa duit banyak, bila tinggal di ruang ICU RS. Pertamina Pusat ? mau?
Buat apa duit banyak, bila hasil korupsi, seperti para pejabat yang sekarang di krangkeng oleh KPK ? Mau? kalau mau direnungi....
Saat kita haus dan ada teman yang menawari kita minum………..
Saat kita lapar dan istri kita sudah memasakkan untuk kita………
Saat kita pulang dan anak-anak/keluarga kita menyambut dengan senyum bahagia………
Saat kita kelelahan berjalan dan ada seseorang yang datang memberi tumpangan…………..
Saat kita buta dan tidak tahu arah dan ada seseorang yang menuntun kita pada hidayah………..  Saat kita butuh bimbingan dan bertemu dengan guru yang luar biasa…………….
Saat kita bersedih, ada teman yang menghibur kita………………..
Kalau mau jujur….. itu semua bagian dari rizqi yang besar dari Allah. Oooh…….
Sebenarnya kita adalah orang yang sangat kaya akan rizqi Allah, namun terkadang tidak menyadarinya…. Ehem… syukurlah kalau sudah mengerti…..Ya…. Sering kali kita dipusingin oleh satu jerawat yang ada di wajah…. Tanpa melihat, betapa Tuhan telah mencipta kita dengan sempurna? Sesungguhnya Allah tergantung prsangka hambaNya.....
Saat kita berpikir bahwa kita kaya, maka kita tidak akan mengalami susah, walau dalam keadaan hanya tinggal di rumah gubuk dan makan hanya dengan lalapan daun singkong saja. Namun, saat kita berpikir bahwa kita miskin, maka kita akan susah dan terus merasa susah, walau kita tinggal di rumah gedongan dan bergelimang harta.
Al hasil, Qona’ah merupakan sifat yang terbaik yang harus ditumbuhkan dalam hati gunamenjalani hidup….
Al hasil, Berbahagialah orang yang mendapat hidayah islam dan memiliki sifat qona’ah, merasa puas dengan Pemberian dari_NYA, meski rizqinya pas-pasan.
Moga dapat difahami..
Wallahu a’lam.
اللهم اجعل الدنيا تحت أيدينا ولا تجعلها في قلوبناولا تجعل الدنيا أكبر همنا ولا مبلغ علمنابجاه المصطفى صلى الله عليه وسلم سيدنا
ISLAM DIDAKTIKA – 16 Maret 2014
islamdidaktika.web.id
www.facebook.com/pages/Islam-Didaktika/226224114114784

Mengkaji Diri Lebih Utama Daripada Mengkaji Orang Lain

Sahabat..! kali ini kita bertamasya, melalui samudera luas yang tak bertepi, kalam Allah SWT, lewat pantai 28 surat An Nisaa. artinya : Dan Diciptakan manusia itu dengan penuh kelemahan.
Sahabat.. Tentu banyak hikmah yang harus digali dari watak dasar kita sebagai makhluk berkekurangan itu…
Ya Robb…. Ternyata "lemah" adalah watak dasar kami sebagai manusia.
Manusia itu lemah….. serba kekurangan…. Ga ada yang sampoerna….. hanya rokok doangan kalee…. Islamlah yang menyempurnakan kita… ajaran luhur sang nabilah yang menyempurnakan kita…
Kita ini orang serba kekurangan…. Dho’if….. itulah kita
Jadi, Siapa Sih Yang Sempurna..?
Karenanya….
Yang syirik… tugas kitalah sebagai muslim yang membenarkan aqidahnya….
Yang menceng… tugas kitalah sebagai muslim yang meluruskannya…..
Yang salah… tugas kitalah sebagai muslim yang membetulkannya….
Yang berkurangan…. Tugas kitalah sebagai muslim yang menyempurnakannya…
Al hasil….Jangan menghina cacat yang ada pada orang lain.
Jika cacat tersebut terdapat dalam akhlak dan agamanya, bantulah ia untuk memperbaikinya. …Jika cacatnya pada fisiknya, beradablah kepada yang telah menciptakannya... sebab engkau seakan akan menghina Tuhannya.. yang juga Tuhan Engkau juga bukan….

Dari semua itu…….Seburuk apapun kelakuan orang lain, sejelek apapun perbuatan orang lain….. sebejat apapun tingkah polah orang lain…….kalau mau diinsafi, Tidak ada gunanya merasa diri lebih baik darinya….. penilaian akhirnya bukankah di tangan Allah.. dan itu masih misterius, masih belum engkau ketahui….. jangan jangan dia di mata Allah lebih mulia dibanding kita…
Sadarilah…. Waktumu hanya sekali tinggal di dunia ini…. Mulai sekarang…  marilah… kita Berhenti melakukan kesalahan dan mencari-cari kesalahan orang lain, berhentilah memperbincangkan kesalahan orang lain…Dengan begitu , waktu yang ada fa in sya Allah, dapatlah kita gunakan dan diri kita sibukkan dengan membenahi kesalahan kita sendiri. Membenahi kekurangan kita…
Jujur….Seburuk apapun kelakuan orang lain, kita tidak akan ditanyai di akhirat tentang perbuatannya….. kjustru yang kita akan ditanyai adalah perbuatan yang kita lakukan….

Akhirnya, sebagai penutup, kita sama sama membaca firman Allah dalam Surat Al Baqoroh : 134:
تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ وَلا تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Wallahu a’lam bimuroodihi bidzaalik
Moga dapat difahami

ISLAM DIDAKTIKA – 19 Maret 2014
islamdidaktika.web.id
www.facebook.com/pages/Islam-Didaktika/226224114114784

Selasa, 18 Maret 2014

Tauladan Sang Rasulullah SAW

Islam Didaktika - 15 Maret 2014

Sahabat..! Beruntung orang yang mentauladani manusia luhur yang diluhurkan oleh Dzat Yang maha luhur…….moga kita semua diluhurkan oleh Allah…..

Kenikmatan Allah Subhanahu wa Ta’ala tiada terkira. Ragam makanan dan minuman sangat bervariasi. Kewajiban seorang muslim, menghargai nikmat-nikmat tersebut dan mensyukurinya. Kendatipun makanan yang tersedia sepele, celaan tidak layak muncul dari bibir seorang muslim. Demikian juga, ketika makanan atau minuman tidak menggugah selera, atau mengundang ketidaksukaan, karena cita- rasanya yang kurang tajam, bentuknya yang tidak menarik, atau bahan-bahannya yang dirasa tidak bergizi, cacian tetap saja tidak cocok untuk dikeluarkan.

Keteladanan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam masalah ini, beliau tidak pernah mengeluarkan komentar miring sekalipun terhadap masakan atau makanan yang boleh dimakan.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata:
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻗَﺎﻝَ ﻣَﺎ ﻋَﺎﺏَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ
ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻃَﻌَﺎﻣًﺎ ﻗَﻂُّ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan sama sekali.
[HR al-Bukhâri dan Muslim].

Berbeda dengan makanan haram, beliau melancarkan celaan padanya. Bahkan melarang keras mengkonsumsinya, baik haram dari segi dzatnya maupun haram karena caranya. Apabila makanan yang dihidangkan beliau sukai, maka beliau menyantapnya. Sedangkan sikap beliau saat menghadapai jamuan yang tidak menarik hati, beliau tidak menjamahnya dengan tanpa mengeluarkan komentar miring apapun terhadapnya.

ﻛَﺎﻥَ ﺇِﺫَﺍ ﺍﺷْﺘَﻬَﻰ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﺃَﻛَﻠَﻪُ ﻭَﺇِﻥْ ﻛَﺮِﻫَﻪُ ﺗَﺮَﻛَﻪُ
Kalau beliau menyukainya, maka akan beliau makan. Dan jika tidak menyukainya, beliau meninggalkannya. [HR al-Bukhâri dan Muslim].

Sikap di atas merupakan keagungan dan keluhuran akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau menghormati perasaan orang yang telah memasak atau membuatnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak suka mencela hasil kerja orang yang membuatnya sehingga dapat menyakiti hatinya. Sisi lain, tidak menutup kemungkinan, ada orang lain yang menyukai makanan tersebut. Hadits di atas juga, mengajarkan sikap ksatria dalam menghadapi makanan yang tidak disuka, yaitu dengan cara tidak menyentuh dan meninggalkannya.
Selain itu, bentuk penghargaan lain terhadap makanan, walaupun tidak selalu dilakukan, yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memuji makanan- makanan. Terdapat suatu riwayat ; Beliau bertanya kepada keluarganya tentang lauk yang tersedia. Keluarga beliau menjawab:
ﻣَﺎ ﻋِﻨْﺪَﻧَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﺧَﻞٌّ ﻓَﺪَﻋَﺎ ﺑِﻪِ ﻓَﺠَﻌَﻞَ ﻳَﺄْﻛُﻞُ ﺑِﻪِ ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ
"Kami tidak mempunyai apa-apa kecuali cuka," maka beliau meminta untuk disediakan dan mulai menyantapnya. Lantas berkata:
ﻧِﻌْﻢَ ﺍﻟْﺄُﺩُﻡُ ﺍﻟْﺨَﻞُّ ﻧِﻌْﻢَ ﺍﻟْﺄُﺩُﻡُ ﺍﻟْﺨَﻞُّ
"Sebaik-baik lauk adalah cuka. Sebaik-baik lauk adalah cuka". [HR Muslim].
Pujian sebagaimana hadits di atas bisa bermakna pujian kepada obyek makanan, dan juga bisa ditujukan untuk menghibur keluarga. Tetapi, tidak berarti pengutamaan cuka di atas segala makanan.

Begitulah sekelumit kisah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkaitan dengan makanan, yang menjadi kebutuhan penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Beliau tidak mencela dan selalu bersikap qanâ'ah (menerima) dengan apa yang tersedia.
Agar lebih jelas dan mudah dicerna ajaran sang Nabi, oleh kita orang yang masih awam, ada baiknya kita mengikuti cerita keluarga mini yang telah berhasil meneladani akhlak Nabi, berikut ceritanya :

Suatu malam, ibu yg bangun sejak pagi, bekerja keras sepanjang hari, membereskan rumah tanpa pembantu, jam tujuh malam ibu selesai menghidangkan makan malam utk ayah, sangat sederhana, berupa telur mata sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi. Sayangnya krn mengurusi adik yg merengek, tempe dan telor gorengnya sedikit gosong! ... Saya melihat ibu sedikit panik, tapi tdk bisa berbuat banyak, minyak gorengnya sdh habis. Kami menunggu dgn tegang apa reaksi ayah yg pulang kerja pasti sdh capek, melihat makan malamnya hanya tempe dan telur gosong. Luar biasa! Ayah dgn tenang menikmati dan memakan semua yg disiapkan ibu dgn tersenyum, dan bahkan berkata, "Bu terima kasih ya!" Lalu ayah terus menanyakan kegiatan sy & adik di sekolah. Selesai makan, masih di meja makan, saya mendengar ibu meminta maaf krn telor & tempe yg gosong itu & satu hal yg tidak pernah saya lupakan adalah apa yg ayah
katakan: "Sayang, aku suka telor & tempe yg gosong." Sebelum tidur, sy pergi untuk memberikan ciuman selamat tidur kepada ayah, saya bertanya apakah ayah benar-benar menyukai telur & tempe gosong?" Ayah memeluk saya erat dengan kedua lengannya & berkata, "Anakku, ibu sudah bekerja keras sepanjang hari & dia benar-benar sudah capek, Jadi sepotong telor & tempe yg gosong tidak akan menyakiti siapa pun kok!"
Ini pelajaran yg saya praktekkan di tahun-tahun berikutnya; "Belajar menerima kesalahan orang lain, adalah satu kunci yg sangat penting utk menciptakan sebuah hubungan yang sehat, bertumbuh & abadi.
Ingatlah emosi tidak akan pernah menyelesaikan masalah yang ada, jadilah orang yang selalu berpikir dewasa. Mengapa sesuatu hal itu bisa terjadi pasti punya alasannya sendiri. Janganlah kita menjadi orang yang egois hanya mau dimengerti, tapi tidak mau mengerti.

Moga dapat difahami
Wallahu a’lam.

Sabtu, 08 Maret 2014

Vitamin Kehidupan

Sahabat..! Bagi yang merasa bosan hidup…… bagi yang stres karena lama tak punya keturunan… bagi yang usaha gagal terus…..bagi yang merasa hidup tak berarti….. tak ada salahnya, bacalah pelan-pelan…. Hayati…. Renungkanlah……  berbahagialah mereka yang telah meminum Racun kehidupan yang telah diracik oleh ulama besar srilangka ini. Moga engkau dapat menangkap pesan ini…..

Konon, Seorang pria mendatangi Seorang Ulama, “Guru, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu berantakan. Saya ingin mati. Bosan rasanya saya hidup”
Sang guru, “Oh, kamu sedang sakit jiwa?.”
Pria itu menjawab : “Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan, “Kamu itu sakit. Dan penyakitmu itu dalam istilah agama sebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan.”

Saudaraku..! Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Resistensi kita, penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Yang namanya usaha, pasti ada pasang- surutnya. Dalam hal berumah-tangga, bentrokan-bentrokan kecil itu memang wajar, lumrah.
Persahabatan pun tidak selalu langgeng, tidak abadi. Apa sih yang langgeng, yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita.

Sang guru terus bertutur : saudaraku, “Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku.” demikian sang Guru. “Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.” pria itu menolak tawaran sang guru. “Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?” tanya sang guru “Ya, memang saya sudah bosan hidup.” jawabnya. Mendengar perkataan itu, sang guru berujar :“Baik, kalo memang benar benar engkau ingin mati, yakini, besok sore kamu akan mati. asal kamu mengikuti arahan saya. bagaimana caranya : tanyanya kepada sang guru. begini, kata sang guru : Caranya, Ambillah botol obat ini. Setengah botol diminum malam ini, setengah botol lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau akan mati dengan tenang.” Kini, Giliran dia menjadi bingung. Setiap Guru yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati. Kemudian ia pamitan dan Pulang kerumah, Sesampainya di Rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut “obat” oleh Guru edan itu. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

Begitu rileks, begitu santai!
Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah. Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran yang teramat terkenal. Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir.
Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, “Sayang, aku mencintaimu. “Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!

bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Sang istripun merasa aneh sekali Selama ini, mungkin aku salah. “Maafkan aku, sayang.” Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Boss kita kok aneh ya?” Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut.

Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya. Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan.
Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu.” Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, Ayah selalu stres karena perilaku kami.” Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?

Ia mendatangi sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi, “Buang saja botol itu. Isinya air biasa kok. Kau sudah sembuh, Apa bila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan.” Pria itu mengucapkan terima kasih dan
menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian. Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP!!! Hidup…bukanlah merupakan suatu beban yang harus dipikul, tapi merupakan suatu anugrah untuk dinikmati.
Wallahu a’lam.

Duhai sahabat…! berbahagialah engkau ……… karena engkau dapat menangkap dari pesan dalam cerita ini…. Moga Allah senantiasa membuka mata kalbu kita... agar hidup betul betul terasa hidup....aamiin.

Sumber :
TAMAN HIKMAH DAN ILMU Islam Didaktika
www.facebook.com/pages/Islam-Didaktika/226224114114784

Relasi :
http://islamdidaktika.web.id/
http://fakhrualbantani.blogspot.com/

Lisan kita ... Murka-Nya atau Ridho dan Rahmat-Nya

Kita Jaga Lisan ini...

Assalamualaikum Wr. Wb.

Banyak orang merasa bangga dengan kemampuan lisannya (lidah) yang begitu fasih berbicara. Bahkan tak sedikit orang yang belajar khusus agar memiliki kemampuan bicara yang bagus.
Lisan memang karunia Allah yang demikian besar. Dan ia harus selalu disyukuri dengan sebenar-benarnya. Caranya adalah dengan menggunakan lisan untuk bicara yang baik atau diam. Bukan dengan mengumbar pembicaraan semaunya sendiri. Orang yang banyak bicara bila tidak diimbangi dengan ilmu agama yang baik, akan banyak terjerumus ke dalam kesalahan.
Karena itu Allah dan Rasul-Nya memerintahkan agar kita lebih banyak diam. Atau kalaupun harus berbicara maka dengan pembicaraan yang baik.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (Al-Ahzab: 70)


Lisan (lidah) memang tak bertulang, sekali engkau gerakkan sulit untuk kembali pada posisi semula. Demikian berbahayanya lisan, hingga Allah dan Rasul-Nya mengingatkan kita agar berhati-hati dalam menggunakannya.
Dua orang yang berteman penuh keakraban bisa dipisahkan dengan lisan.  Seorang bapak dan anak yang saling menyayangi dan menghormati pun bisa dipisahkan karena lisan. Suami istri yang saling mencintai dan saling menyayangi bisa dipisahkan dengan cepat karena lisan. Bahkan darah seorang muslim dan mukmin yang suci serta bertauhid dapat tertumpah karena lisan.
Sungguh betapa besar bahaya lisan. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang dibenci oleh Allah yang dia tidak merenungi (akibatnya), maka dia terjatuh dalam neraka Jahannam.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6092).

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Shahihnya no. 2581 dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda. “Artinya : Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut ?
Para sahabat pun menjawab, ‘Orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda.
‘Beliau menimpali, ‘Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa dan zakat, akan tetapi, ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis diberikan sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa yang terzalimi itu, lalu diberikan kepadanya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam neraka”.
Memang lisan tidak bertulang.
Apabila keliru menggerakkannya akan mencampakkan kita dalam murka Allah yang berakhir dengan neraka-Nya. Lisan akan memberikan ta’bir (mengungkapkan) tentang baik-buruk pemiliknya.
Inilah ucapan beberapa ulama tentang bahaya lisan:
  • Anas bin Malik:
    “Segala sesuatu akan bermanfaat dengan kadar lebihnya, kecuali perkataan. Sesungguhnya berlebihnya perkataan akan membahayakan.”
  • Abu Ad-Darda’:
    “Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang yaitu orang yang diam namun berpikir atau orang yang berbicara dengan ilmu.”
  • Al-Ahnaf bin Qais:
    “Diam akan menjaga seseorang dari kesalahan lafadz (ucapan), memelihara dari penyelewangan dalam pembicaraan, dan menyelamatkan dari pembicaraan yang tidak berguna, serta memberikan kewibawaan terhadap dirinya.”
  • Abu Hatim:
    “Lisan orang yang berakal berada di belakang hatinya. Bila dia ingin berbicara, dia mengembalikan ke hatinya terlebih dulu, jika terdapat (maslahat) baginya maka dia akan berbicara. Dan bila tidak ada (maslahat) dia tidak (berbicara).
    Adapun orang yang jahil (bodoh), hatinya berada di ujung lisannya sehingga apa saja yang menyentuh lisannya dia akan (cepat) berbicara. Seseorang tidak (dianggap) mengetahui agamanya hingga dia mengetahui lisannya.”
  • Yahya bin ‘Uqbah:  "Aku mendengar Ibnu Mas’ud berkata: ‘Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang benar selain-Nya, tidak ada sesuatu yang lebih pantas untuk lama dipenjarakan dari pada lisan.” Menjaga lisan jelas akan memberikan banyak manfaat.
Di antaranya:
  1. Akan mendapat keutamaan dalam melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6090 dan Muslim no. 48)
  2. Akan menjadi orang yang memiliki kedudukan dalam agamanya. Dalam hadits Abu Musa Al-Asy’ari, Rasulullah ketika ditanya tentang orang yang paling utama dari orang-orang Islam, beliau menjawab: “Orang Islam yang paling utama adalah orang yang orang lain selamat dari kejahatan tangan dan lisannya.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 11 dan Muslim no. 42) Asy-Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali mengatakan: “Hadits ini menjelaskan larangan mengganggu orang Islam baik dengan perkataan ataupun perbuatan.” (Bahjatun Nazhirin, 3/8)
  3. Mendapat jaminan dari Rasulullah untuk masuk ke surga. Rasulullah bersabda dalam hadits dari Sahl bin Sa’d : “Barangsiapa yang menjamin untukku apa yang berada di antara dua rahangnya (mulut) dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan) maka aku akan menjamin baginya al-jannah (surga).” (HR. Al-Bukhari no. 6088)
  4. Allah akan mengangkat derajat-Nya dan.memberikan ridha-Nya kepadanya. Rasulullah bersabda dalam hadits riwayat Bukhari : “Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat dari apa yang diridhai Allah yang dia tidak menganggapnya (bernilai) ternyata Allah mengangkat derajatnya karenanya.” (HR. Al-Bukhari no. 6092). Dalam riwayat Al-Imam Malik, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali dalam Bahjatun Nazhirin (3/11), dari shahabat Bilal bin Al-Harits Al-Muzani bahwa Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seseorang berbicara dengan satu kalimat yang diridhai oleh Allah dan dia tidak menyangka akan sampai kepada apa (yang ditentukan oleh Allah), lalu Allah mencatat keridhaan baginya pada hari dia berjumpa dengan Allah.”

Demikianlah beberapa keutamaan menjaga lisan.
Semoga kita diberi kemampuan oleh Allah untuk melaksanakan perintah-Nya dan perintah Rasul-Nya dan diberi kemampuan untuk mengejar keutamaan tersebut.

Wallahu a’lam
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Semoga memberi manfaat bagi kita bersama, agar selamat dan sejahtera hidup didunia, lagi khususnya kelak diakhirat nanti. Aamiin ya robbal 'alaamiin...
(Dikutip dari berbagai sumber)
__________________________________________________
Sahabat..!
sudahkah kalian berkunjung ke TAMAN HIKMAH islam didaktika
www.facebook.com/pages/Islam-Didaktika/226224114114784
http://islamdidaktika.web.id/
http://fakhrualbantani.blogspot.com/
Di sana nampak banyak bunga warna warni yang layak untuk dipetik demi menjadi hiasan kehidupan di dunia nyata.

Selasa, 04 Maret 2014

Jangan Engkau Meninggal, Sebelum Engkau Menjadi Kaya

Sahabat..! Dalam Kitab Bugyatul Mustarsyidin, karangan Al Allamah Al Habib Abdurrahman al Masyhur, diterangkan, bahwa Barangsiapa selepas shalat Jum’at membaca doa di bawah ini sebanyak 70X niscaya Allah memberikan kecukupan rizqi.

Bahkan sebagian ulama menganjurkan bagi orang yang ingin diberikan keluasan rizqi agar mendawamkannya sesudah shalat lima waktu, sebanyak 7X.
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻳﺎ ﻏﻨﻲ ﻳﺎ ﺣﻤﻴﺪ
ﻳﺎ ﻣﺒﺪﻯﺀ ﻳﺎ ﻣﻌﻴﺪ
ﻳﺎ ﺭﺣﻴﻢ ﻳﺎ ﻭﺩﻭﺩ
ﺃﻏﻨﻨﻲ ﺑﺤﻼﻟﻚ ﻋﻦ ﺣﺮﺍﻣﻚ
ﻭﺑﻄﺎﻋﺘﻚ ﻋﻦ ﻣﻌﺼﻴﺘﻚ
ﻭﺑﻔﻀﻠﻚ ﻋﻤﻦ ﺳﻮﺍﻙ

Mungkin ada yang bertanya…… sedahsyat itukah doa tersebut…..?????

Ada baiknya kita membaca Kalam Habib Assegaf :
Islam adalah agama sempurna, menyajikan solusi pada tiap problem, dari yang terkecil sampai terbesar, masalah yang muncul pada dahulu kala, kekinian dan masalah akan datang. Islam muncul sebagai agama solusi dari tiap problem kehidupan dengan segala dinamika dan kompleksitasnya. Namun, tak jarang, ketatnya himpitan hidup membuat sebagian orang gelap mata, menghalalkan segala cara dengan melakukan sesuatu yang dilarang syariah islam. Jika dianalis dari aspek akar permasalahannya mereka sebenarnya telah melupakan atau tidak mengetahui islam dengan segala solusinya.

Doa selain sarana untuk mendekatkan diri pada Allah, juga merupakan sebagai solusi dan senjata serta perisai bagi orang mukmin dalam menghadapi segala macam problematika kehidupan, diantaranya sebagai pembuka pintu rezeki dan keberkahan dalam hidup. Karena Allah menghendaki kemudahan dan kesenangan bagi hambanya, maka dengannya Allah menghendaki apa yang dikehendaki hambanya, mengabulkan setiap permohonan hambanya, serta membenarkan setiap prasangkanya. Al-GHONI adalah nama lain allah yang berarti yang Maha kaya. Allah menghendaki hambanya untuk kaya dan mampu mengkayakan manusia lainya. Artinya juga Allah tidak menghendaki hambanya miskin dan menyusahkan orang lain. AL-HAMIID adalah salah satu nama Allah yang mempunyai arti yang maha terpuji, Allah akan memberikan rezeki bagi siapa saja dari hambanya yang menghendakinya dengan sebab ia memuji muji-Nya pasti keinginannya terkabul.

Subhanallah……..! ternyata luar biasa bacaan itu, yah.... yah......itu baru dua asma Allah, Bagiamana dengan Al MUBDI, AL MU’IID AR ROHIIM Al WADUUD????

Para nabi dan pejuang islam telah mendapatkan kesuksesan dunia dan akherat, memiliki kecukupan rezeki dan banyak dari mereka tergolong orang kaya. Kalaupun kita temukan dari mereka miskin adalah berupa pilihan bukan sebuah keadaan yang terpaksa. Seperti kita kita orang. Artinya kita sebagai ummat islam harus beruswah pada mereka hususnya beruswah pada nama Allah di atas.

Islam menghendaki kita kaya, denganya ibadah haji, ibadah Qurban, Zakat, Shodaqoh, membangun Masjid, membantu orang miskin dan ibadah lainnya bisa dilaksanakan. Kita dilahirkan dalam keadaan miskin bukan salah kita, namun saat kita meninggal dalam keadaan miskin adalah salah kita.., karena Allah menghendaki hambanya untuk bercermin pada sifat namanya al-ghoni, seperti yang telah ditampilkan oleh para nabi serta para pejuang islam. Seolah islam hendak mengatakan “jangan engkau meninggal sebelum kaya terlebih dahulu”. Indah bukan…????? Luar biasa bukan...??????

Semoga Allah memberikan manfaat

KETENTUAN-NYA YANG TERBAIK BAGIMU

Sahabat..! kali ini kita bertamasya, memandangi bunga rampai yang indah yang terdapat di Taman hikmahnya Imam Ibnu Athoillah Assakandari rahimahullah rahmatal abror.
# Jangan anda meminta kepada Allah supaya dipindah dari suatu hal kepada yang lain, sebab sekiranya Allah menghendakinya tentu telah memindahmu, tanpa merubah keadaanmu yang lama#

Diriwayatkan bahwa Ada seorang shalih yang bekerja dan beribadah, lalu ia berkata: "Andai aku bisa mendapatkan untuk tiap hari dua potong roti, niscaya aku tidak akan susah payah bekerja dan hanya fokus dalam beribadah...."
Waktu pun berlalu....
Tiba-tiba ia menjadi tertuduh.... karenanya ia harus masuk penjara... dan tiap hari ia menerima dua potong roti karena ia harus hidup dipenjara....... Kemudian ia berfikir: Bagaimana bisa terjadi hal yang demikian...? Tiba-tiba dia teringat sesuatu yang pernah diucapkannya, dalam perasaannya:
"Engkau hanya minta dua potong roti, dan tidak minta selamat maka Kami (Allah) memberi permintaanmu....".
Setelah itu ia meminta ampun dan membaca istighfar.... maka saat itu pula pintu penjara terbuka dan ia lepas dari penjara.....



Al hasil.....
Sebab Allah menjadikan manusia dengan segala hajat kebutuhannya..... sehingga manusia tidak usah hawatir, ragu atau jemu terhadap memberian Allah, meskipun berbentuk bala' pada lahirnya... sebab hakikatnya nikmat besar bagi siapa saja yang mengetahui hakikatnya.... karena tidak ada sesuatu yang tidak muncul (terjadi) dari rahmat karunia dan hikmah dari Allah swt.

Wallahu a’lam.