Rabu, 31 Oktober 2012

TEBU (sugar cane)

Sahabat..! Sebenarnya Mata engkau ingin sekali beribadah kepada Allah.....
namun sayang engkau tidak memberinya kesempatan.....

biarkan mata ini beribadah kepada Allah.... sebentar saja ....
dengan merenungkan keindahan ciptaan Allah
di langit dan di bumi....

termasuk yuuuk......kita jalan-jalan ke kebun tebu,
moga ada yang dapat kita bawa pulang…… melalui ayat

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ
حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ

Sahabat..! Tebu (bahasa inggris: sugar cane) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis.
Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun.
Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatera. Untuk pembuatan gula, batang tebu yang sudah dipanen diperas dengan mesin pemeras (mesinpress) di pabrik gula. Sesudah itu, nira atau air perasan tebu tersebut disaring, dimasak, dan diputihkan sehingga menjadi gula pasir yang kita kenal. Dari proses pembuatan tebu tersebut akan dihasilkan gula 5%, ampas tebu 90% dan sisanya berupa tetes (molasse) dan air.

Sahabat..! Demikianlah, sekilas info yang bisa didapat dari wikipedia tentang pohon Tebu.

Ada beberapa pelajaran berharga yang dapat kita ambil hikmahnya dari pohon tebu.

1) Pohon tebu memilih tumbuh dan berkembang di alam yang keprihatinannya mendalam.

2) Pohon tebu tidak pernah berharap hidup dengan bergelimangan kemewahan fasilitas

3) Pohon tebu menyederhanakan penampilan fisiknya, namun ia berjuang keras untuk bermanfaat dan dirindukan orang. Begitu pula dengan orang yang tawadhu’, ia memiliki penampilan “biasa” namun menyimpan “sesuatu” yang membuat ia mulia dan dirindukan oleh orang.

4) Pohon tebu teruji menghadapi berbagai ujian yang ia hadapi dalam hidup ini. Jika ada yang memotong batangnya maka ia akan tumbuh lagi. Jika ada yang membakar pohon tebu, maka akan muncul tunas baru. Pun dengan orang yang tawadhu, ia memiliki daya tahan terhadap ujian kehidupan yang dihadapi

5) Tebu mengajari orang yang tawadhu’ untuk kreatif dan inovatif agar bermanfaat untuk orang lain

6) Tebu rela dimanfaatkan orang lain dan siap ditempatkan dimana saja setelah ia dimanfaatkan. Andai kita ingin belajar tawadhu’, bergurulah kepada pohon tebu. Dia rela dirinya “diperas”, namun dia tulus meneteskan satu per satu saripati hasil perjuangannya selama ini, setelah itu ia tidak peduli dimana ia akan ditempatkan, bahkan seringkali ia dibuang ke tempat sampah. Namun jika orang bertanya,”Gula berasal dari apa?” semua orang akan serempak menjawab,”Tebu!” Itulah buah ketawadhu’an, iaTak Kenal Henti memberi manfaat untuk orang lain.

“Sosok tebu adalah buah yang matang perencanaan, lewat tahapan-tahapan yang dirancang secara nyata dan pasti. Tiap tahapan dalam ruas-ruas tebu akan mematangkan tahapan selanjutnya. (Yang paling mans dari batang tebu itu yang paling bawah)

Maka, mari belajar tawadhu’ dari tebu..
Wallahu a’lam

Selasa, 30 Oktober 2012

Allah Yang maha Sabar



Sahabat..! Diantara Asma Allah yang 99 adalah “As Shobuur” yang maha sabar…

mungkin engkau bertanya, Allah Yang paling Sabar…? Ya… ya…. Allah maha Sabar

Rasululullah saw. bersabda “Tidak ada yang lebih sabar menanggung beban disakiti melibihi Allah. Dia telah disekutukan dan dituduh memiliki anak. Tapi, Dia masih mengampuni dan memberi rezeki orang – orang yang berlaku seperti itu,”

Setiap ha
ri lautan meminta izin pada Allah, “Tuhan, izinkan aku menenggelamkan anak Adam yang telah memakan rezeki-Mu, namun ia menyembah selain Engkau.”

 
Gunung – gunung juga berkata, Tuhan, izinkan aku menghimpit anak manusia yang telah memakan rezeki-Mu, namun ia menyembah selain Engkau.”

Bumi pun tak mau kalah. Ia berkata, Tuhan, izinkan aku untuk menelan anak Adam yang telah memakan rezeki-Mu, namun ia menyembah selain Engkau.”

Menanggapi permintaan itu, Allah swt. berkata, “Biarkan saja mereka. Andai kalian menciptakan mereka, pastilah kalian akan mengasihi mereka.”

Alam semesta saja tidak sanggup melihat kelakuan kita. Tapi lihatlah kesabaran Allah.

Perhatikan bagaimana Dia berinteraksi dan memperlakukan kita….

Mari, kita berdoa, sebagai wujud rasa syukur punya Tuhan Yang Maha Penyabar, agar mendapatkan cahaya dari asma-Nya “As Shobuur”

يا صبور

صبرنى على طاعتك وعن معصيتك
واجعلنى صبورا فى بلواك وعافيتك

يا صبور

اجعلنى صبورا
واجعلنى شكورا
واجعلنى فى عينى صغيرا
وفى أعين الناس كبيرا

BERSYUKUR ADALAH MUTIARA

Sahabat..! jangan lelahkan diri mencari mutiara, karena bersyukur adalah mutiara......

dikisahkan, ada seorang raja perkasa yang hobi berburu. Selagi berburu, kudanya meringkik sembari mengangkat kaki ke atas. Raja kaget, lalu terpelanting. Kelingkingnya putus. Raja marah. “Sudahlah Paduka. Kalau kena musibah, lebih baik bersyukur saja,” ujar seorang penasihatnya.

Raja bukannya luluh malah tamba

h murka. Dengan lantang berteriak : ‘Penjarakan penasihat goblok ini!’ Para pengawal yang selalu taat, tabu untuk membantah, melaksanakan perintah itu. Sang penasihat pun dijebloskan ke penjara.

Lima tahun kemudian, kala berburu, raja ini ditangkap suku primitif. Pria gagah berkulit putih mulus ini akan dipersembahkan pada dewa. Hanya saja, setelah diteliti, lho, kelingkingnya terpotong. Cacat. Suku primitif tersebut membatalkan niatnya untuk mengeksekusi raja. Sebagai penggantinya, pengawalnya yang tidak cacat dijadikan korban. Pengawal itu dieksekusi, dan rajanya dipulangkan.

Setelah itu raja menyadari kekhilafannya. Penasihat yang dulu dipenjara itu pun dilepaskan. “Ananda memang harus bersyukur tidak memiliki kelingking,” kata Raja, mengakui kesalahannya. Ternyata, sang penasihat pun bersyukur, “Kalau saja saya tidak dipenjarakan oleh Paduka, mungkin, hamba sudah menggantikan Paduka sebagai tumbal.”

wallahu a'lam