Senin, 23 April 2012

Lagi-lagi Si Tukang Cukur

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat. Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan. Si tukang cukur bilang, “Saya tidak percaya Tuhan itu ada”.

“Kenapa kamu berkata begitu?” timpal si konsumen. Sahut si tukang cukur, “Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, di jalanan…. untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada. Lalu katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, adakah orang yang sakit? Adakah anak yang terlantar?” Lanjutnya, “Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan katanya Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.”
Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat. Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.
Beberapa saat setelah si konsumen meninggalkan ruangan itu, ia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar “mlungker-mlungker” (istilah Jawa-nya), kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.
Lalu si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata, “Kamu tahu, sebenarnya yang tidak ada di dunia ini adalah TUKANG CUKUR.”
Si tukang cukur tidak terima,” Kamu kok bisa bilang begitu? Saya ada di sini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!”
“Tidak!” elak si konsumen. “Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana,” si konsumen menambahkan.
“Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!” sanggah si tukang cukur. “Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya,” jawab si tukang cukur membela diri.
“Cocok!” kata si konsumen menyetujui. “Itulah point utama-nya! Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA! Tapi apa yang terjadi? Orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”
Si tukang cukur pun akhirnya dengan malu-malu manggut-manggut menyetujui argumen ini dan bersyukur kepada Allah atas kejadian ini, sehingga dapat menemukan Nikmat Rezeki yang Terindah dan Terbesar.

Cerita di atas bercerita tentang keimanan, keyakinan, atau tauhid,
Tapi, kadang kita kalah telak dengan Iblis. Betul sekali, kalah telak. Ah, apa iya? Iya! Iblis, jelek-jelek begitu, dia masih punya yang namanya iman.

- Iblis mengimani bahwa Tuhan itu adalah Allah. Bayangkan, sebagian manusia masih menganggap yang lain-lain sebagai Tuhan.

- Iblis mengimani bahwa Allah itu Maha Kuasa. Iblis mengimani bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil. Bayangkan, sebagian manusia masih menyangkal, “Ini mustahil, itu mustahil!”

- Iblis mengimani bahwa Nabi Muhammad dan Al-Quran itu memang benar. Bayangkan, sebagian manusia masih mempertanyakan. Ini terbukti ketika sebagian manusia masih mencari orang lain sebagai teladan utama dan mencari sumber lain sebagai rujukan utama.

- Iblis mengimani bahwa Hari Pembalasan itu memang ada. Bayangkan, sebagian manusia masih meragukan. Ini terbukti ketika sebagian manusia masih berani menipu, mencuri, dan menganiaya, seolah-olah tidak akan akan dibalas.

- Iblis mengimani bahwa surga dan neraka itu memang ada. Bukankah dia pernah berada di surga dan manusia belum tentu akan berada di surga? Bayangkan, sebagian manusia masih menduga-duga.

Percayalah, IMAN itu adalah 'REZEKI' yang Termahal dan Terbesar... Gimana dengan iman kita?

Senin, 16 April 2012

Menggadai 2 Ember

Imam Ahmad bin Hambal menggadai kan sebuah ember kepada seorang penjual makanan di Makkah. Ketika akan menebus, penjual makanan mengeluarkan "DUA" ember yang sama seraya berkata, "ambillah ember yang milik anda"

Ahmad bin Hambal memandang sejenak kemudian mengatakan; "ini uang anda yang saya pinjam terimalah dan embernya biar ambil aja untuk anda karena saya ragu mana yang milik saya".

Penjual tersebut mengatakan, "ambil yang ini karena ini milikmu, aku hanya sekedar menguji anda.Ahmad bin Hambal mengatakan; "Aku tidak akan mengambilnya, lalu dia pergi meninggalkan ember miliknya kepada penjual makanan .......

Semoga kita selalu dalam rahmat dan hidayah Allah.... Allahumma aamiin.

Selasa, 10 April 2012

MASUK ISLAM KARENA MUMI FIR'AUN

Seorang Dokter Bedah Berasal dari Prancis
Menyatakan dirinya masuk Islam, disebabkan oleh Mumi Fir'aun

Professor Maurice Bucaille adalah seorang dokter ahli bedah terkemuka di dunia yang berasal dari Prancis. Ia mempunyai cerita yang sangat menakjubkan. Ia menjelaskan sebab musabab dirinya meninggalkan agama Katolik yang telah di anutnya bertahun-tahun, kemudian menyatakan dirinya memeluk agama Islam.
Setelah menyelesaikan study setingkat SMA-nya, ia menetepkan untuk mengambil jurusan kedokteran pada sebuah univertsitas di Prancis. Ia termasuk salah satu dari mahasiswa yang berprestasi hingga akhir tahun, karena kecerdasan dan keahlian yang dimilikinya, dia kemudian menjadi seorang dokter terkemuka di Prancis.

Prancis adalah negara yang terkenal sangat menjaga dan mementingkan barang-barang peninggalan kuno dibandingkan dengan negara yang lainnya, terutama pada masa kepemimpinan Fransu Metron tahun 1981.

Pada tahun itu, Prancis meminta ijin kepada Mesir agar mereka diberikan kesempatan untuk memeriksa dan meneliti mumi Fir'aunnya yang terkenal. Sebuah mumi yang tak asing dikalangan orang-orang Islam. Fir'aun ini adalah orang yang ditenggelamkan Allah dilaut merah, tatkala melakukan pengejaran terhadap nabi Musa AS.

Permintaan Prancis ditanggapi oleh Mesir dengan mengizinkan Prancis untuk mengadakan penelitian. Mumi Fir'aun dipindahkan dengan menggunakan pesawat terbang. Setibanya di Prancis, kedatangan mumi tersebut disambut oleh Persiden Franso Metron beserta para menterinya seolah-olah dia masih hidup.

Mumi tersebut kemudian dipindahkan ke pusat barang-barang kuno milik Prancis untuk diserahkan kepada para ilmuwan dan dokter bedah, supaya mereka dapat mempelajari rahasia yang terkandung dari mumi tersebut, dan Profesor Professor Maurice Bucaille bertindak sebagai ketua tim penelitian.

Semua tim peneliti bertugas untuk meneliti, memperbaiki tulang-tulang yang sudah rusak dan anggota tubuh yang lainnya. Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Professor Maurice Bucaille, ia justru menyelidiki tentang rahasia kematian Fir'aun.

Pada suatu malam, ia memperoleh hasil penelitiannya; bahwa terdapat bekas garam yang menempel pada mayat mumi, sehingga dapat ia jadikan sebuah bukti yang nyata bahwa Fir'aun mati karena tenggelam dan mayatnya dapat di selamatkan, kemudian diawetkan pada saat kejadian.

Dari hasil penelitiannya, timbul beberapa pertanyaan yang susah untuk ia dapatkan jawabannya yaitu bagaimana mayat Fir'aun dapat diselamatkan, dan anggota tubuhnya masih tetap utuh, sedangkan kondisi mayat-mayat yang lainnya setelah diawetkan tidak seperti dirinya? Namun sebelum ia selesai membuat kesimpulan, salah seorang temannya berbisik kepadanya dengan berkata: "Jangan terburu-buru seperti itu, karena orang-orang Islam telah mengetahui tentang hal ini." Mendengar pernyataan dari temannya itu, ia menolak keras atas pernyataan tersebut. Ia berkata: "Penemuan seperti ini tidak mungkin dilakukan kecuali ada dukungan sains dan teknologi canggih". Salah seorang temannya yang lain menanggapinya seraya berkata: "Al-Quran merekalah yang telah menceritakan kematiannya dan bagaimana jasadnya di selamatkan dari tenggelam." Mendengar penjelasan temannya itu, Bakay kebingungan dan bertanya-tanya bagaimana hal ini bisa terjadi? Sedangkan mumi ini sendiri baru ditemukan pada tahun 1898 atau kurang lebih baru dua ratus tahun yang lalu, sedangkan Al-Quran mereka sudah ada semenjak lebih dari seribu empat ratus tahun....!!!

Bagaimana akal manusia dapat mengetahuinya, padahal semua manusia -bukan hannya orang-orang Arab- belum ada yang mampu mengetahui bagaimana peradaban orang-orang Mesir di masa lampau dan bagaimana caranya mereka mengawetkan mayat, kecuali pada masa sepuluh tahun yang lalu?

Maurice duduk termenung di dekat mumi Fir'aun tersebut sambil memikirkan tentang bisikan yang telah ia dengar dari temannya; bahwasanya Al-Quran telah menceritakan kejadian itu, padahal kitab sucinya hanya menceritakan tentang tenggelamnya Fir'aun akan tetapi di dalamnya tidak di jelaskan tentang keadaannya sesudah tenggelam. Ia pun bergumam dalam kesendiriannya: "Masuk akalkah bahwa jasad yang ada di depanku ini adalah Fir'aun Mesir yang telah mengusir Nabi Musa? Benarkah kalau Nabinya orang muslim yang bernama Muhammad itu sudah mengetahui tentang hal ini sejak 1400 tahun yang silam?

Berbagai pertanyaan yang belum sempat terjawab, membuat Professor Maurice tidak dapat tidur disetiap malam. Ia kemudian mengambil Kitab Taurat dan membacanya, sampai pada sebuah kalimat yang mengatakan: "Kemudian air itupun kembali pada keadaan sedia kala, kemudian air laut itupun menenggelamkan perahu-perahu beserta Fir'aun dan bala tentaranya, hingga tidak tersisa satupun diantara mereka."

Setelah menyelesaikan penelitian dan perbaikan, maka mumi tersebut kemudian di kembalikan ke Mesir dengan menggunakan peti yang terbuat dari kaca nan elok, karena menurutnya itu lebih pantas untuk orang yang berkedudukan seperti Fir'aun. Akan tetapi Bakay masih dalam kondisi belum puas dengan berita yang di dengarnya, bahwa orang-orang Islam telah mengetahui keselamatan mumi ini. Ia pun lalu berkemas untuk berkunjung ke Saudi Arabia guna menghadiri seminar kedokteran yang akan dihadiri para pakar bedah muslim.
Dalam pidatonya, Professor Maurice memulai pembicaraan tentang hasil penyelidikannya bahwa jasad Fir'aun dapat diselamatkan setelah tenggelam, kemudian salah seorang diantara pakar muslim berdiri dan membuka serta membacakan mushaf pada Surat Yunus Ayat 92 yang artinya: "Pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat dijadikan pelajaran bagi orang-orang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami."

Professor Maurice Bucaille terheran-heran dengan penjelasan yang baru saja ia dengar, ia lalu beranjak dari tempat duduknya dan dengan suara lantang ia berkata: "Pada hari ini; aku menyatakan diri untuk memeluk agama Islam dan aku mengimani Al-Quran ini".

Setelah selesai seminar Professor Maurice Bucaille lalu kembali ke Prancis dengan wajah yang berbeda dari wajah sebelum ia datang menghadiri seminar. Selama sepuluh tahun ia tidak mempunyai pekerjaan yang lain, selaian mempelajari tentang sejauh mana keserasian dan kesinambungan Al-Quran dengan sains, serta perbedaan yang bertolak belakang dengannya. Namun apa yang ia dapati selalu berakhir sebagaimana Firman Allah SWT: "Yang tidak datang kepada Al-Quran kebatilan baik dari belakang maupun dari depannya, yang diturunkan dari Tuhan yang Maha Bijaksana lagi terpuji" (Q.S: Fush Shilat-43).

Dari hasil penyelidikan yang bertahun-tahun, ia kemudian menulis sebuah buku tentang kesinambungan Al-Quran dengan sains yang mampu mengguncangkan Eropa. Sehingga ketika para pakar-pakar dan para ilmuwan barat berusaha untuk mendebatnya, mereka tidak kuasa.

MALAM PESTA SEORANG PENGANTIN WANITA

Kisah nyata yang diceritakan oleh Syaikh Abdul Muhsin Al Ahmad ini terjadi di Abha, ibu kota Provinsi Asir Arab Saudi.

“Setelah melaksanakan shalat Maghrib dia berhias, menggunakan gaun pengantin putih yang indah, mempersiapkan diri untuk pesta pernikahannya. Lalu dia mendengar azan Isya, dan dia sadar kalau wudhunya telah batal.

Dia berkata pada ibunya : “Bu, saya mau berwudhu dan shalat Isya.”

Ibunya terkejut : “Apa kamu sudah gila? Tamu telah menunggumu untuk melihatmu, bagaimana dengan make-up mu? Semuanya akan terbasuh oleh air.”

Lalu ibunya menambahkan : “Aku ibumu, dan ibu katakan jangan shalat sekarang! Demi Allah, jika kamu berwudhu sekarang, ibu akan marah kepadamu”

Anaknya menjawab : “Demi Allah, saya tidak akan pergi dari ruangan ini, hingga saya shalat. Ibu, ibu harus tahu “bahwa tidak ada kepatuhan kepada makhluk dalam kemaksiatan kepada Pencipta”!!

Ibunya berkata : “ Apa yang akan dikatakan tamu-tamu kita tentang mu, ketika kamu tampil dalam pesta pernikahanmu tanpa make-up?? Kamu tidak akan terlihat cantik dimata mereka! dan mereka akan mengolok-olok dirimu !

Anak nya berkata dengan tersenyum : “Apakah ibu takut karena saya tidak akan terrlihat cantik di mata makhluk? Bagaimana dengan Penciptaku? Yang saya takuti adalah jika dengan sebab kehilangan shalat, saya tidak akan tampak cantik dimata-Nya”.

Lalu dia berwudhu, dan seluruh make-up nya terbasuh. Tapi dia tidak merasa bermasalah dengan itu.

Lalu dia memulai shalatnya. Dan pada saat itu dia bersujud, dia tidak menyadari itu, bahwa itu akan menjadi sujud terakhirnya.

Pengantin wanita itu wafat dengan cara yang indah, bersujud di hadapan Pencipta-Nya.

Ya, ia wafat dalam keadaan bersujud. Betapa akhir yang luar biasa bagi seorang muslimah yang teguh untuk mematuhi Tuhannya!

Banyak orang tersentuh mendengarkan kisah ini. Ia telah menjadikan Allah dan ketaatan kepada-Nya sebagai prioritas pertama.

--- SubhanAllah...---

Semoga Bermanfaat.

Selasa, 03 April 2012

Kisah Rumah Tangga Rosulullah

Sejarah kehidupan Rasulullah SAW dengan istri-istrinya merupakan teladan bagi setiap muslim dan muslimah.
Terhadap teladan ini kita berkewajiban mengambil hikmah dan pelajaran dan menjadikannya pelita untuk menerangi setiap sudut kehidupan.
Namun demikian,dalam kehidupan rumah tangga Rasulullah SAW yang ideal itu ternyata juga tak luput dari selisih paham. Ini artinya bahwa Rasulullah SAW adalah manusia dengan segala kekurangannya, juga istri-istrinya.
Wajar bila dalam kehidupan mereka sering didera permasalahan dan terjadi selisih pendapat seperti halnya yang terjadi dalam kehidupan anak Adam lainnya.

Sebagai gambaran, Rasulullah Muhammad SAW manusia yang paling dicintai Allah pernah berkata kepada Aisyah r.a, istri yang paling dicintainya
“Sungguh aku tahu kapan engkau rela dan kapan engkau marah kepadaku” Aisyah bertanya
“Darimana engkau tahu?” Rasulullah SAW menjawab “Bila engkau rela, maka engkau akan mengatakan: Tidak demi Rabb Muhammad, dan ketika engkau marah, engkau mengatakan `Tidak, demi Rabb Ibrahim” Aisyah pun berkata “Benar, Demi Allah wahai Rasulullah, aku tidak menghindar kecuali menyebut namamu saja” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ini artinya bahwa Aisyah r.a menghindar untuk menyebut nama Rasulullah SAW hanya ketika marah saja, namun sebenarnya hatinya tetap mencintainya.

Dari hadits di atas,dapat kita simpulkan bahwa perselisihan suami istri terjadi pula di dalam rumah tangga Nabi SAW sehingga salah satu diantara mereka marah atau keduanya. Tapi itu kemarahan yang hanya sementara yang kemudian hilang, tidak berlanjut hingga saling membenci dan bertengkar seperti sering kita saksikan pada saat ini.
Rasulullah SAW selalu memanggil Aisyah dengan panggilan kesayangan seperti
“Ya Aisy”, “Ya Uwaisy” atau “Ya Humaira” untuk membuat hatinya tersanjung.

Dilain hari pernah terjadi pertengkaran antara Nabi SAW dengan istri-istrinya r.a dalam hal nafkah.
Istri-istri Rasulullah meminta tambahan nafkah dan kesenangan lainnya, tapi Nabi tidak memilikinya,
padahal Beliau SAW selalu memberikan apa saja yang dimilikinya.

Diriwayatkan dari Jabir r.a ia berkata “Suatu hari Abu Bakar r.a datang ke rumah Nabi SAW dan mendapati para sahabat sedang duduk di depan rumah Nabi. Tak seorang pun diizinkan masuk.
Rasulullah SAW mengizinkan Abu Bakar masuk. Kemudian datang Umar bin Khattab dan minta izin masuk. Rasulullah SAW mengizinkannya. Mereka mendapati Nabi SAW sedang duduk dan istri-istrinya di sekelilingnya. Rasulullah SAW diam membisu. Kemudian Umar berkata
“Sungguh aku akan menceritakan sesuatu yang akan membuat Nabi tersenyum. Sungguh aku akan mengatakannya agar beliau tertawa, “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang puteri si Zaid itu(istri Umar bin Khattab r.a sendiri) yang baru saja merengek minta nafkah kepadaku. Karena jengkel aku cekik saja lehernya”

Nabi pun tersenyum hingga tampak gerahamnya dan berkata
“Kau lihat sendiri mereka istri-istriku yang ada di sekelilingku juga minta tambahan nafkah kepadaku”. Kemudian Abu Bakar r.a berdiri dan berjalan kearah Aisyah lalu mencekiknya.
Demikian juga Umar berdiri dan berjalan kearah Hafshah lalu mencekiknya. Keduanya mengatakan
“Apakah kalian tega merengek meminta kepada Rasulullah SAW apa yang tidak beliau miliki”.

Kemudian Rasulullah SAW menjauh dari istri-istrinya selama satu bulan atau dua puluh sembilan hari hingga turunlah ayat

“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, `Jika kalian menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya aku berikan kepada kalian mut`ah dan aku ceraikan kalian dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki kerelaan Allah dan RasulNya serta kesenangan akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantara kalian pahala yang besar”
(QS Al Ahzab ayat 28-29)

Masih dari Jabir r.a ia berkata
“Pertama-tama Rasulullah menyapa Aisyah r.a
`Wahai Aisyah akan aku tunjukkan kepadamu satu hal, tapi aku tidak ingin engkau tergesa-gesa memutuskannya hingga engkau membicarakannya terlebih dahulu dengan orang tuamu`
“Apa gerangan wahai Rasulullah?” Tanya Aisyah.
Kemudian Rasulullah SAW membacakan ayat diatas.
Dan Aisyah pun balik bertanya
“Apakah dalam masalah ini aku harus membicarakannya terlebih dahulu kepada orangtuaku wahai Rasulullah?
Aku pasti lebih memilih Allah,RasulNya dan kehidupan akhirat,
dan aku memintamu agar tidak memberitahukan apa yang aku katakan ini kepada istri-istrimu yang lain”

Rasulullah SAW berkata
“Jika mereka bertanya maka aku akan mengatakannya. Karena Allah tidak mengutusku untuk membuat kesusahan dan mencari kesalahan, tetapi mengutusku sebagai pengajar yang memberikan kemudahan” (HR Muslim).

Orang Yang Enggan Sholat

Jenazah Dicabik Malaikat Kehidupan di alam kubur adalah Nyata. Semua Orang
pasti akan Mengalaminya termasuk Saya dan Anda tentunya.

Pada zaman Pemerintahan Umar bin Abdul Aziz r.a,  terdapat Pemuda yang Mati, dan Dia adalah Pemuda yang Selalu Meninggalkan Shalat semasa Hidupnya...

Di dalam Kubur, Jasadnya Dicabik-cabik  oleh Malaikat. Na'uzubillah min Dzhalik...

Simak Kisahnya. . . (^_^)

Kisah ini diriwayatkan oleh Umar bin Abdul Aziz r.a. Suatu ketika, Umar bin Abdul Aziz r.a. tengah Mengurusi Jenazah salah seorang Kerabatnya  yang bernama Fatih. Setelah
Dimandikan, Dikafani dan Dishalati, kemudian Jenazah itu dibawa ke Pemakaman Umum.

Tak terlalu memakan waktu lama, Jenazah Pemuda itu telah Selesai Dikuburkan  dan Orang-orang pun lalu Meninggalkan Makam tersebut. Begitu  juga yang dilakukan Umar. Setelah Beberapa Langkah meninggalkan Makam, Tiba-tiba Umar mendengar  Suara yang Datang dari Makam Baru tersebut.

Umar menduga Suara itu adalah suara Malaikat yang Bertugas di Alam Kubur.

"Wahai Umar bin Abdul Aziz, Maukah Aku beritahu Apa yang akan Kuperbuat dengan Orang yang Engkau Cintai ini ?!" kata Suara itu.

"Tentu, Ceritakanlah Kepadaku," Jawab
Umar Penasaran. "Aku Bakar Kain Kafannya, Kurobek Badannya dan  Kusedot Darahnya serta Kukunyah Dagingnya. Maukah Kau Kuberitahu Apa yang akan Aku Perbuat dengan
Anggota Badannya ?!" Ujar Suara dari dalam Kubur itu dengan Agak Keras.

"Dagingnya Dicabut". Mendapat Jawaban dari Suara itu, Umar Heran dan kemudian bertanya, "Lalu, Apa yang terjadi dengan Anggota Badannya?" tanya Umar lagi. "Aku Cabut Dagingnya Satu Persatu dari Telapak Tangannya, lalu dari Tangan ke Lengan dan dari Lengan menuju Pundak. Kucabut pula Lutut dari Pahanya. Lalu Paha dari Lututnya.
Kucabut pula Lutut itu dari Betis. Dari  Betis menuju Telapak Kakinya," kata  Suara itu Menyeramkan.

"Ceritakanlah kepadaku, Apa yang dilakukan Jenazah itu di Dunia sehingga Ia mendapatkan Siksa Kubur seperti itu ?!" kata Umar.

"Ketahuilah, Umur di Dunia hanya Sedikit Kemuliaan, di Dalamnya adalah Kehinaan. Pemuda ini Larut dalam Kenikmatan Dunia yang Semu sehingga Melupakan Allah SWT. Pemuda ini Lalai dengan Shalat," ujar Suara yang Diduga dari Malaikat Munkar dan Nakir itu. 
Fitnah Dunia.

Umar Menangis dengan Penuturan Suara itu. Ia banyak  Merenung dan Menghimbau orang-
orang yang Masih Hidup untuk Memperbanyak Ibadah kepada Allah  SWT, diantaranya adalah Dengan Melaksanakan Shalat, Puasa dan sebagainya. Umar semakin Giat mengingatkan kepada Umat Islam tentang Hakikat Kesenangan Dunia yang terkadang Menipu.

"Celakalah Jenazah yang Tertipu oleh Dunia, di dalam Kubur Tidak ada Perbedaan Siang dan Malam, Tertutup Kesempatan Beramal serta mereka Berpisah dengan  Kekasih dan Keluarga, Istri-istrinya Dinikahi oleh orang lain. Anak-anaknya Bebas Bermain. Kerabatnya
Sibuk membagi-bagi Rumah dan Harta Peninggalannya, karena itu Tingkatkanlah Ibadah kepada Allah SWT," Demikian salah satu Dakwah Umar mengingatkan akan Siksa
Kubur. . .

~•.*♥*.• Semoga Bermanfaat. . . •.*♥*.•~