Selasa, 29 November 2011

Memilih Yang Terbaik Meninggalkan Yang Terburuk

Sahabat.... !
DI ZAMAN INI kita harus berhati-hati, sebab zaman ini adalah zaman syubhat. Para ulama menyatakan, tidak sepatutnya seorang yang berilmu bingung membedakan yang baik dan buruk. Sebab, kebaikan dan keburukan adalah dua hal yang sangat jelas, setiap orang dapat membedakannya.
Seorang berilmu ketika harus memilih satu di antara dua kebaikan atau dua keburukan, maka dia akan memilih kebaikan yang terbaik dan meninggalkan keburukan yang terburuk. Sebagai contoh, jika ada seseorang ingin melukaimu dengan tongkat atau pisau, dan kau tidak dapat menghindarinya, maka terluka oleh tongkat lebih ringan. Atau ada seseorang tidak mampu berjalan, sedangkan kau mampu. Jika kau turun dari hewan tungganganmu dan menyuruhnya naik, maka itu lebih baik daripada engkau boncengkan dia [1], meskipun kedua duanya baik.
Beginilah keadaan kami di zaman ini. Memilih yang terbaik dari dua kebaikan dan meninggalkan yang terburuk dari dua keburukan merupakan salah satu kaidah agama yang disampaikan oleh para salaf seperti Imam Mâlik Bin Anas dan ulama lainnya. Semoga Allâh meridhai mereka semua.
Barang siapa tidak mengetahui kaidah ini, maka dia adalah seorang yang bodoh. Jika dia tidak mengetahui kaidah ini dan memandang dirinya sebagai seorang yang berilmu, maka dia adalah seorang yang teramat bodoh. Dia seperti seorang kikir yang merasa dirinya sebagai seorang dermawan. Orang seperti ini adalah orang yang teramat kikir.
——————————————————————————–
[1] Dahulu yang dijadikan kendaraan adalah kuda, keledai dan onta. Memberikan beban yang berlebihan kepada mereka bukanlah sikap yang mulia, kecuali jika memang hewan tersebut kuat.

Ittiba' (Mengikuti Jejak) dengan Rosulullah

Sahabat ......!
Ketahuilah sesungguhnya awal langkah yang kita ayunkan untuk menuju kepada Allah adalah memperbaiki taubah dan selalu kembali kepada Allah. Inti dari taubah adalah penyesalan. Apabila seseorang sungguh-sungguh menyesal, barulah ia bertaubat kepada Allah. Sedangkan jika tak sempurna penyesalan tersebut, maka taubatnya pun tak sempurna.
Barang siapa yang tak bertaubat kepada Allah, maka ia pun tak akan mendapatkan kedudukan di sisi-Nya. Karena taubat adalah pintu yang sangat agung untuk mendapatkan mahabbah (rasa cinta) dari Allah.
Allah berfirman,
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ
Sesungguhnya Allah mencintai hamba-Nya yang senantiasa bertaubat.
Wahai sahabatku,
Ketahuilah bahwa asas menuju kepada Allah adalah melalui ilmu. Dengan ilmulah kita mempunyai kunci dalam mengikuti jejak Rasulullah (ittiba’). Yaitu ilmu yang kita ambil dengan niat untuk diamalkan dan diajarkan.
Makna ittiba’ adalah bagaimana kita selalu mengikuti jejak Rasulullah SAW. Sirr (rahasia) dalam hal ini adalah bagaimana seseorang meninggalkan keinginan hawa nafsunya untuk sibuk melakukan apa-apa yang diinginkan Allah.
Martabat ittiba’ terbagi menjadi 4 tahap, yaitu :
Meninggalkan larangan Allah dan menjalankan perintah Allah.
Menjaga sunnah dan meninggalkan yang makruh
Mengikuti adab-adab muamalah yang mubah disertai niat untuk meneladani Rasulullah.
Sungguh-sungguh bermujahadah dengan memerangi hawa nafsu karena Allah
Martabat ke-4 ini adalah tahapan yang paling agung. Jika mujahadah ini didasari ketulusan dalam meneladani Rasulullah, maka akan menimbulkan dampak pada hatinya. Yaitu niscaya ia akan merasakan suatu kelezatan setelah sebelumnya menelan kepahitan (ketika bermujahadah).
Sebagaimana Rasulullah bersabda, Tak beriman seseorang di antara kalian, hingga hawa nafsunya mengikuti apa-apa yang dibawa Allah dan Rasul-Nya.
Sayidina Anas adalah seseorang yang telah mencapai tahapan yang tertinggi ini. Hatinya telah dipenuhi dengan mahabbah kepada Rasulullah. Hingga ia pun mengikuti semua yang dilakukan Rasulullah. Tak hanya dalam perkara ubudiyah, bahkan sampai makan dan minum Rasulullah pun ia ikuti. Ia berkata, "Aku senantiasa mencintai labu semenjak aku melihat Rasulullah memakannya".
اللهم ارزقنا كمال المتابعة له صلى الله عليه وسلم ظاهرا وباطنا. آمين يا رب العالمين 
اللهم صل على سيدنا محمد سيد المرسلين وعلى آله وصحبه أجمعين

Minggu, 27 November 2011

Tasalsul al Dzahabi al Kutub al Syafi'iyyah

Silsilah Kitab-kitab Madzhab Imam Syafi'i

Sumber Lain Silsilah

Kiai Kampung Vs Santri Liberal

Inilah kisah kiai kampung, kebetulankiai kampung ini menjadi imam musholla dan sekaligus pengurus ranting NU di desanya.. 
Suatu ketika didatangi seorang tamu, mengaku santri liberal, karena lulusan pesantren modern dan pernah mengenyam pendidikan di Timur Tengah. Tamu itu begitu PD (Percaya Diri),karena merasa mendapat legitimasi akademik, plus telah belajar Islam di tempat asalnya. Sedang yang dihadapi hanya kiai kampung, yang lulusan pesantren salaf. Tentu saja, tujuan utama tamu itu mendatangi kiai untuk mengajak debat dan berdiskusi seputar persoalankeagamaan kiai.
Santri liberal ini langsung menyerang sang kiai: "Sudahlah Kiai tinggalkan kitab-kitab
kuning (turats) itu, karena ituhanya karangan ulama kok. kembali saja kepada al-Qur'an dan hadits aja," ujar santri itu dengan nada menantang.
Belum sempat menjawab, kiai kampung itu dicecar dengan pertanyaan berikutnya. "Mengapa kiai kalau dzikir kokdengan suara keras dan pakai menggoyangkan kepala ke kiri dan ke kanan segala. kan itu semua tidak pernah terjadipada zaman nabi dan berarti itu perbuatan bid'ah," kilahnya dengan nada yakin dan semangat.
Mendapat ceceran pertanyaan, kiai kampung tak langsung reaksioner. Malah sang kiai mendengarkan dengan penuh perhatian dan tak langsung menanggapi. Malah kiai itu menyuruh anaknya mengambil termos dan gelas.
Kiai tersebut kemudian mempersilahkan minum, tamu tersebut kemudian menuangkan air ke dalam gelas.
Lalu kiai bertanya: "Kok tidak langsungdiminum dari termos saja, mengapa dituang ke gelas dulu?," tanya kiai santai.
Kemudian tamu itu menjawab: Ya ini agar lebih mudah minumnya kiai," jawab santri liberal ini. 
Kiai pun memberipenjelasan: "Itulah jawabannya mengapa kami tidak langsung mengambil  dari al-Qur'an dan hadits. Kami menggunakan kitab-kitab kuning yang mu'tabar, karena kami mengetahui bahwa kitab-kitab mu'tabaroh adalah diambil dari al-Qur'an dan hadits, sehingga kami yang awam ini lebih gampang mengamalkan wahyu, sebagaimana apa yang engkau lakukan menggunakan gelas agar lebih mudah minumnya, bukankah begitu?". 
Tamu tersebut terdiam takberkutik. Kemudian kiai balik bertanya:"Apakah adik hafal al-Qur'an dan sejauh mana pemahaman adik tentang al-Qur'an? Berapa ribu adik hafal hadits? Kalau dibandingkan dengan 'Imam Syafi'i siapa yang lebih alim?"
Santri liberal ini menjawab: Ya tentu 'Imam Syafi'i kiai sebab beliau sejak kecil telah hafal al-Qur'an, beliau juga banyakmengerti dan hafal ribuan hadits, bahkan umur 17 tahun beliau telah menjadi guru besar dan mufti," jawab santri liberal.
Kiai menimpali: "Itulah sebabnya mengapa saya harus bermadzhab pada 'Imam Syafi'i, karena saya percaya pemahaman ImamSyafi'i tentang al-Qur'an dan hadits jauh lebih mendalam dibanding kita, bukankah begitu?," tanya kiai.
"Ya kiai," jawab santri liberal. Kiai kemudian bertanya kepada tamunya tersebut: "Terus selama ini orang-orang awam Tata cara ibadahnya mengikuti siapa jika menolak madzhab, sedangkan mereka banyak yang tidakbisa membaca al-Qur'an apalagi memahami?," tanya kiai. 
Sang santri liberal menjawab: "Kan ada lembaga majelis yang memberi fatwa yang mengeluarkan hukum-hukum dan masyarakat awam mengikuti keputusan tersebut," jelas santri liberal.
Kemudian kiai bertanya balik:"Kira-kira menurut adik lebih alim mana anggota majelis fatwa tersebut dengan Imam Syafi'iya?.".
Jawab santri: "Ya tentu alim ImamSyafi'i kiai," jawabnya singkat. Kiai kembali menjawab: "Itulahsebabnya kami bermadzhab 'Imam Syafi'i  dan tidak langsung mengambil dari al-Qur'an dan hadits,".
" Oh begitu masuk akal juga ya kiai!!," jawab santri liberal ini. 
Tamu yang lulusan Timur Tengah itu setelah tidak berkutik dengan kiai kampung, akhirnya minta izin untuk pulang dan kiai itu mengantarkan sampai pintu pagar..

Jadwal al Hadits

Jadwal al Hadits

Senin, 21 November 2011

Doa Rosulullah



DOA RASULULLAH SAW
HM. Fakhruddin Al Bantani, SHI
Aku meriwayatkan hadits ini dari Tuan Guru KH. Maulana Kamal Yusuf, dari gurunya Syekh Muhammad Muhajirin bin Amsar, dari gurunya Al 'Allamah Musnidud-dunia Syekh Muhammad Yasin bin Muhammad Isa Al Fadani al makki, dari gurunya Musnid al Haramain Umar Hamdan Al Mahrusi, dari Sayyid Ali bin Zhahir Al Witry Al 'Adani, dari As Syihab Ahmad Minnatullah As-syabbasi Al Maliki, dari Al 'Allamah Muhammad Al Amir Al Kabir, dari Syeikh Ali Bin Ahmad As Sho'idy Al 'Adawi Al Maliki, dari Syekh Muhammad Bin 'Aqilah Al Makki, dari Syeikh Hasan Bin Ali Al Ujaimi, dari Syeikh Muhammad Al 'Ijli Al Yamani, dari Al Imam Yahya Bin Mukrom At Thobari, dari kakeknya Al Imam Muhibuddin At Thobari, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Syeikh Abul Hasan Ali bin Abi Abdillah bin Abil Hasan bin Al Muqir Al Baghdadi Al Azeji di Masjidil Haram di depan Ka'bah, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Syeikhah Syahidah binti Ahmad bin Al Faroj Ad Dynawariyah Al Baghdadiyah, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Syeikh Abul Fawaris Thawwad bin Muhammad bin Ali Az-Zaynabi, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Syeikh Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Abdullah bin Saron Al Mu'addal, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Syeikh Abu Ali Al Husaini bin Shofwan  Al Barda'i, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Syeikh Abu Bakar Abdullah bin Muhammad bin Abi Dunia, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Syekh Daud bin Amr, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Syeikh Abdullah bin Mubarok, dari gurunya Syeikh Yahya bin Ayyub, dari gurunya  Syeikh Abdullah bin Zaher, dari Syeikh Khalid bin Abi Imran, ia berkata : Sesungguhnya Ibnu Umar berkata : " Jarang sekali Rasulullah SAW bangun dari suatu majelis sehingga   akhirnya beliau berdoa dengan doa ini untuk sahabat-sahabatnya.
اللهم اقسم لنا من خشيتك ما تـحول به بيننا وبين معاصيك ، ومن طاعتك ماتبلغنا به جنتك ، ومن اليقين ما تهون به علينا مصائب الدنيا ومتعنا بأسماعنا وأبصارنا وقوتنا ما أحييتنا،  واجعله الوارث منا ، واجعل ثأرنا على من ظلمنا ، وانصرنا على من عادانا ، ولا تجعل مصيبتنا في ديننا ، ولا تجعل الدنيا أكبر همنا،  ولا مبلغ علمنا ، ولا تسلط علينا بذنوبنا من لا يرحـمنا
Ya Allah ! Jadikanlah bagian kami " dari rasa takut-Mu" sesuatu yang dengannya Engkau bentengi antara aku dan kemaksiaatan-Mu, "dari ketaatan-Mu" sesuatu yang dengannya Engkau sampaikan kami ke surga-Mu, "dari keyakinan kepada-Mu" sesuatu yang dengannya Engkau ringankan atas kami dalam menghadapi musibah-musibah dunia. Berikanlah kebahagiaan kepada kami, dengan pendengaran dan penglihatan serta kekuatan kami selama Engkau hidupkan kami, jadikanlah dia pewaris kami, jadikanlah kekecewaan kepada orang yang menzhalimi kami, tolonglah kami atas mengalahkan orang-orang yang memusuhi kami, jangan jadikan musibah kami menimpa pada agama kami, jangan jadikan dunia yang terbesar dari cita-cita kami dan puncak tujuan ilmu kami dan janganlah Engkau berikan kekuasaan atas kami dengan sebab dosa kami kepada orang yang tidak menyayangi kami. Amiin.    

Dibagikan dalam Rangka Tawaqquf Bersama Majelis-Majelis Ta'lim
Kordinasi : MT. MASJID QUBA, Pondok Maharta, Pondok Aren, Tangerang
Di Vila Arga Mulya, Cisarua Bogor Jawa Barat
Tanggal, 9-10 Agustus 2008

Senin, 14 November 2011

Honey Moon Ulama Salaf

Posting by :** Bahaudin al Jawi
Syuraih Al Qadhi pernah menceritakan kehidupan rumah tangganya kepada seorang sahabat, Asy Sya'bi. "Sejak dua puluh tahun yang lalu aku tidak pernah melihat istriku berbuat sesuatu yang membuatku marah," kata Syuraih.
"Mengapa demikian?" tanya As Sya'bi.
"Mulai malam pertama yang pertama aku lihat padanya adalah keindahan dan kecantikan belaka. Pada malam pertama, aku berniat dalam hati unutk menjalankan shalat dua rakaat sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Ketika aku menoleh untuk melakukan salam, aku melihat istriku pun mengulurkan tangannya seraya berkata, 'Selamat datang wahai Abu Umayah. Alhamdulillah aku memuji dan memohon pertolongan-Nya. Semoga shalawat dan salam tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw. dan keluarganya. Sungguh, aku adalah perempuan asing bagimu. Aku sama sekali tidak tahu akhlakmu. Terangkanlah kepadaku apa-apa yang engkau senangi dan yang tidak engkau senangi. Apa-apa yang engkau senangi akan aku penuhi, sedangkan yang tidak engkau sukai aku akan berusaha menjauhinya.'
'Aku yakin,' lanjut istriku, 'diantara kaummu pasti ada orang yang ingin mengawinkan wanitanya denganmu. Begitu pula kaumku, ada laki-laki yang sekufu denganku. Akan tetapi, apa yang telah ditetapkan Allah harus dilaksanakan. Nah sekarang aku telah menjadi milikmu. Lakukanlah sesuai dengan yang telah diperintahkan Allah. Aku mengucapkan ini dengan memohon ampun kepada Allah untukku dan untukmu.'
Demi Allah, Sya'bi, dalam keadaan seperti itu akan amat membutuhkan khutbah seperti yang diucapkan istriku," papar Syuraih kepada sahabatnya.
Aku pun menyambut ungkapan istriku, "Alhamdulillah segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad saw. dan keluarganya. Engkau telah mengatakan sesuatu yang jika engkau teguh memegangnya maka itulah bagianmu. Jika engkau hanya berpura-pura maka menjadi hujjah atasmu. Apa yang kamu lihat baik maka sebarkanlah, apa yang engkau lihat jelek maka buanglah jauh-jauh."
"Apakah engkau senang mengunjungi keluargaku?" tanya istriku.
"Aku ingin suami anak perempuanku tidak membosankanku," jawabku.
"Siapa saja tetangga yang kamu senangi yang dapat aku izinkan masuk rumah? Siapa pula yang kau benci agar aku tidak membiarkannya masuk ke rumahmu?" tanya istriku.
"Maka, aku pun menghabiskan malam pertama tersebut dengan perbincangan penuh dengan kelembutan dan kebahagiaan. Aku hidup bersamanya. Selama satu tahun pertama, aku tidak pernah melihat darinya, kecuali yang menyenangkan," ungkap Syuraih.
Demikianlah Syuraih menceritakan kebahagiaan keluarganya kepada As Sya'bi. Dari ceritanya, tampak suasana malam pertama Syuraih dengan istrinya yang sedemikian indah. Mereka bercengkerama, saling membuka diri, saling mengenali. Itulah awal kehidupan baru yang indah.

Jumat, 11 November 2011

Renungan Tahun Baru

Bila anda diserahi sebidang tanah oleh seorang yang kaya raya lengkap dengan peralatan, hanya anda disuruh mengolah tanah itu dengan sebaik-baiknya dan hasilnya semuanya untuk anda, si pemilik tanah tidak mengambil keuntungan apa-apa dari anda, hanya ingin melihat anda maju. Apa tindakan anda? Kira-kira Senang tidak anda? Apakah anda garap tidaktanah itu? Kemudian anda mengaudit tidak atau mengevaluasi tidak terhadap usaha anda? Atau ah dikasih ini, gimana kira-kira.


Tuhan pemilik jagat raya telah memberikan jabatan kepada anda sebagai khalifah dipermukaan bumi, lalu Dia memberikan kepada peralatan yang lengkap, mata, akal dan lain sebagainya, harta, menguasakan kepada anda anak dan istri. dia tidak meminta apa-apa hanya ingin Agar supaya anda masuk dalam tempat yang sangat indah, lalu menyia-nyaikan pemberian itu, atau terlena dengan pemberian yang tanpa pamrih itu atau………………..


Berangkat dari sinilah, kebiasaan umat yang insaf dalam mensikapi memasuki tahun baru. Kita harus mengadakan perhitungan dengan masuknya tahun baru. Dan yang paling utama perhitungan pada diri sendiri. Karena dengan perhitungan itu, kita dapat mengetahui tentang untung atau rugikah kita pada tahun yang lalu, maju atau mundurkah kita pada tahun lalu , buruk atau baikkah kita pada yang telah kita lalui, untuk menjadi pertimbangan dan peringatan ditahun mendatang.


Dalam kesempatan ini, saya akan mengutarakan tiga hal, yang kalau kita pegang, insya Allah kita akan menjadi orang yang sukses, kita menjadi orang yang insaf, menyadari kelalaian kita, bukan saja untuk setahun, dua tahun mendatang, tapi untuk selamanya.


Pertama : Mari kita renungi waktu kita datang kedunia ini. Darimana kita datang?
Kedua : kemana kita akan kembali?
Ketiga : apa yang akan kita bawa ketika kita kembali ke tempat asal kita?


Marilah kita berfikir tentang asal kejadian kita,
Allah telah berfirman ?
فلينظر الانسان مما خلق خلق من ماء دافق يخرج من بين الصلب والترائب

Sebagai orang yang beriman, kita mengakui seyakin-yakinnya bahwa kita asalnya tidak ada dan kita ini baru, Allah lah yang telah menjadikan dan menciptakan kita sampai menjadi manusia yang sempurna. Adanya kita bukan kehendak kita bukan alam yang mengadakan kita bukan orang tua kita.
Kita datang kedunia ini bukan menurut keinginan dan kemauan kita tetapi kehendak Allah SWT. pokok keimanan yang harus menancap di hati setiap orang yang mengaku muslim.


Kita katakan, bukan menurut kemauan kita, karena kalau menurut kemaun kita, tentu kita tidak mau keluar dari tempat yang gelap, di dorong dengan darah yang kotor dan dengan keadaan menangis tersedu-sedu sementara di sekeliling kita tertawa dengan bangga. Semua ini menunjukkan bahwa kita dipaksa keluar ke dunia. Ini keadaan kita lahir keduni.


Bila kita merenungi kelahiran kita, kita akan sabar, manakala kita ditimpa musibah, kadang ada orang yang tertawa gembira dengan kita tertimpa musibah itu. Inilah keadaan kita datang kedunia dan kita tidak tahu dari mana kita datang dan mengapa kita datang.


Hal ini kami angkat kemuka di hadapan saudara. Dan kami mengingatkan hal ini. Karena Allah telah menyuruh kita untuk merenung tentang asal kejadian kita, dengan maksud agar kita jangan jadi orang yang sombong. Merasa paling besar dan paling mulia, lebih lebih takabbur kepada Tuhan yang telah menciptakan kita.


Sesudah kita lahir kedunia, kita diasuh dan di rawat oleh orang tua kita, dengan menempuh berbagai kesulitan dan kepahitan hidup. Banyak benar pengorbanan orang tua baik harta tenaga dan pikiran yang telah diberikan dalam merawat dan membesarkan kita.dengan tujuan agar kita menjadi orang yang berbudi luhur, mengenal Allah mengenal rasulullah dan tahu mensyukuri ni’mat yaitu mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. ketika kita mencapai umur tamyiz, orang tua kita mengajarkan kita, kadang ketika mereka uzur, mereka memasukkan kita ke TPA dan lembaga pendidkan. Agar kita bisa berterima kasih
انا هديناه السبيل اما شاكرا واما كفورا


Bagi tiap tiap manusia terbukalah dua pilihan apakah mau menjadi orang yang bersyukur atau menjadi orang yang kufur.
Kalau ia menjadi orang yang bersyukur menjalankan perintah Allah niscaya berbahagialah ia.
Tetapi bila memilih jalan yang kufur, niscaya kesengsaraan dan kesulitan hiduplah yang dia dapati.
فمن اتبع هداي فلا يضل ولا يشقى ومن اعرض عن ذكري فان له معيشة ضنكا ونجشره يوم القيامة اعمى
Kedua.
Kemana kita kembali?
Marilah kita berfikir kemana kita akan kembali dan apa yang akan kita bawa ketika kita kembali ke tempat asal kita.
Kita ini kepunyaan Allah dan akan kembali kepadanya mau atau tidak mau.
انا لله وانا اليه راجعون
Allah SWT telah menyuruh kita menyedikana bekal untuk kembali nanti
ياايهاالذين امنوا اتقواالله ولتنظر نفس ماقدمت لغد واتقواالله ان الله خبير بما تعملون


Ini pokok keimanan. Tidak boleh kita lupakan. Melupakan tempat kembali, menyebabkan lengah membawa bekal. Tidak membawa bekal dengan yang Allah Ridoi menyebabkan mendapatkan kesengsaraan yang kekal di akhirat.
Bekal yang diperlukan adalah amal shaleh.
Dalam ayat yang lain Allah. mengingatkan ;
ومن كان يرجو لقاء ربه فليعمل عملا صالحا ولا يشرك بعبادة ربه احدا
Kalau kita pengen berjumpa dengan Allah, hendaklah beramal shaleh.







ترى الْمؤمنين فى تراحُمهم وتوادهم وتعاطفهم كمثل الْجسد , اذا اشتكى عضو , تداعى سائر الْجسد بالسهر والحمى (رواه احمد)


المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا
Tetapi contoh yang disebutkan oleh nabi kelihatnnya sudah tidak cocok lagi bagi sebagian kaum muslimin. Karena kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama muslim sudah mulai memudar.


Ibarat badan, sebagiannya terkena penyakit lumpuh, sehingga penyakit yang ada pada sebagian anggotanya tidak dirasakan oleh anggota yang lainnya. bahkan walaupun dipotong, ia tidak merasa sakit.
Atau ibarat bangunan tembok yang sudah dimasuki rayap, yang telah memakan bahan bahan tembok dari bagian dalam. Lalu tembok itu menjadi kendur. Tidak teguh lagi. Maka hilanglah kekuatannya.


Maka kuman-kuman yang telah merasuk kedalam tubuh sebagian kaum muslimin, atau rayap yang telah merusak dari bagian dalamnya, itu bahaya besar bagi keutuhan kaum muslimin.


Menyakit apa yang sudah menjalar dan menginggap pada sebagian kaum muslimin.
Sungguh. Banyak penyakit itu, memerlukan durasi yang panjang. Untuk mengupasnya secara tuntas.
Namun kami akan menyebut garis besarnya saja.
Penyakit yang terbesar adalah sebagian kaum muslimin menganggap bahwa ajaran Islam tidak cukup buat dijadikan dasar dan pedoman hidup. Sehingga dicarinya dasar dari luar agama Islam. banyak ajaran Islam yang tidak dimengerti olehnya, dikatakan ajaran tidak benar, bahkan mengingkari keberadan tuhan yang menciptakan dirinya. Pernah ada mahasiswa islam yang membanggakan sekolah keluar negri. Dan mereka kuasa katanya ilmu islam hanya ada ajaran islam yang tidak relevan 1. keberadaan Allah ada di mana 2. apa benar adanya takdir? Setan yang dibuat dari api apa merasa panas dibakar dalam api?


Khutbah Nikah

Khutbah Nikah

HUKUM ALKOHOL

Perlu diketahui masalah alkohol, sering diperbincangkan dikalangan ummat terkait hukumnya, apakah suci atau najis, sehingga sangat mempengaruhi terhadap hukum sesuatu yang dicampuri alkohol tersebut.

Di bidang kimia, alkohol adalah nama kumpulan persenyawaan-persenyawaan organik bergolongan OH yang biasanya terikat kepada rantai yang bersifat paraffin. Ada juga etilalkohol yang disebut etanol, yaitu CH3, CH2, OH. Zat cair yang tak berwarna yang dapat menguap.

Dalam teknik, alkohol sangat banyak dipergunakan, baik sebagai bahan pelarut maupun sebagai bahan pangkal untuk sintesa-sintesa selanjutnya, dipergunakan juga dalam industri bahan obat-obatan dan makanan (minuman keras) juga dalam industri minyak wangi (eau de cologne).

Adapun spiritus, adalah larutan alkohol dalam air (kadar alkoholnya kira-kira 85%). Larutan ini dibubuhi sesuatu zat yang beracun misalnya methanol, supaya tak dapat digunakan untuk minuman-minuman keras. Untuk memanandainya, spiritus diberi warna biru.

Jadi pada hakekatnya alkohol dibuat untuk kepentingan industri dan pengobatan, namun bisa juga dijadikan minuman yang memabukan. Jika minuman dicampur alkohol lebih dari 19 % maka dapat memabukan. Tetapi jika kurang, maka akan menyegarkan pada badan. Meski demikian, bagi orang yang baru pertama minum minuman yang mengandung alkohol, meskipun hanya 5% tetap saja akan mabuk.

Alkohol dibuatnya dari larutan-larutan gula dengan peragian dan penyulingan. Alkohol ini berbagi macam derajat kemurniannya. Mula-mula pembuatan spiritus ini maksudnya untuk membuat berbagai minuman keras (kadar alkoholnya 19-50 %) kemudian diperlukan spiritus yang jauh lebih tinggi kadar alkoholnya (70-96 %) jadi bukan lagi untuk industri minuman keras.

Kebanyakan alkohol dibuat dari tebu, sebab tebu paling banyak mengandung alkohol. Disamping itu, tebu juga dapat digunakan untuk membuat gula dan petsin.

Sebagai bahan pangkal bagi pembuatan alkohol, spiritus antara lain di pakai juga:
1. bahan bahan yang mengandung gula, seperti gula tebu, gula bit, melasa, pelbagai makanan;
2. bahan-bahan yang banyak mengandung zat pati (amilum) kenatang, jagung dan lain-lain;
3. umbi-umbi yang mengandung fruk tosa dan lignin.
4. bahan-bahan yang mengandung selulosa, seperti ampas-ampas kayu, yang diproses mempergunakan logam khusus.

Jelaslah pembuatan alkohol di tanah air kita adalah berasal dari benda-benda suci. Dan bukan benda najis. Di India orang-orang membuat alkohol dari kotoran sapi, berarti bahannya dari najis dan tidak suci.

Maka hukum suci atau tidaknya alkohol tergantung pembuatannya. Jika berasal dari bahan yang suci, maka alkohol hukumnya suci dan jika dari tahi sapi maka hukumnya najis.

Kata Tuan Guru KH.M. Syafi'i Hadzami -Rahimahullah rahmatal Abror- Kemungkinan para ulama yang berfatwa bahwa alkohol itu najis, untuk alkohol yang terbuat dari kotoran sapi.

Alkohol bukan arak, sebagaimana yang disangka orang, namun bila minuman dicampur alkohol maka dapat mengakibatkan mabuk. Maka minuman itu yang disebut arak.

Adapun hukum arak atau minuman keras, jelas najis, karena al Qur'an mensifatkan dengan kata "rijsun". (lihat Al Qur'an Surat Al Maidah:90) Yang artinya najis. Sedang alkohol bukanlah minuman pada 'uruf (Publik opini). Maka alkohol hukumnya sama seperti bahan-bahan yang dibuat minuman keras yaitu kurma dan anggur, yaitu suci, kecuali jika dibuat dari kotoran sapi maka hukumnya najis.

Alkohol adalah satu cairan yang ada manfa'atnya, tetapi bisa berbahaya bila salah menggunakannya.
- Jika digunakan untuk keperluan yang ada manfa'atnya, yang dianggap baik menurut syara' maka alkohol itu halal, tidak termasuk najis. Namun, bila digunakan sebagai arak maka alkohol itu haram dan termasuk najis. dan jika alkohol itu digunakan sehingga menyebabkan kematian maka haram hukumnya.
- Jika alkohol dicampurkan dengan obat-obatan/minuman yang tidak memabukkan , atau kosmetik yang tidak berbahaya maka hukumnya halal.
- Jika parfum ingin semerbak baunya, maka boleh dicampur dengan alkohol karena alkohol bukan arak.

Sampai-sampai, meskipun arak yang sudah jelas haramnya, bila dicampurkan dengan obat dan tidak memabukkan serta dapat menyehatkan badan tentu menurut keterangan dokter yang tsiqoh (ahli), maka tetap hukumnya tidak haram. Sebagaimana diterangkan oleh imam Abdullah As Syarqowy

وأما لو استهلكت الخمرة فى الدواء بأن لم يبق لها وصف فلا يحرم صرفها كصرف باقي النجاسة ، هذا إن عرف أو أخبره طبيب عدل (حاشية الشرقاوى على التحرير جزء 2 ص 449)
Jika arak telah hancur (karena dicampurkan dengan obat) dengan tujuan untuk mengobati suatu penyakit, dengan pengertian sifat-sifat araknya sudah tidak tersisa lagi maka tidak haram dipakainya. Hukum ini, jika diketahui betul hilangnya sifat arak atau jika telah diterangkan oleh dokter yang adil (ahli).

As Syeikh Dr. Ahmad As Syarbashi dalam kitabnya "Yas aluunaka fiddini wal hayat" jilid II hal. 30 menuliskan sebagai berikut

كانت لجنة الفتوى بالأزهر قد سئلت مثل هذا السؤال فأجابت بأن الكحول السبرتو على ماقاله غير واحد من العلماء ليس بنجس ، وعلى هذا فالأشياء التى تضاف اليها الكحول لا تنجس به ، وهذا هو ما نختاره لقوة دليله ولدفع الحرج اللازم للقول بنجاسته

Lembaga Fatwa di Al Azhar pernah ditanya seperti pertanyaan ini, maka dijawab, bahwa alkohol (spiritus) menurut yang dikatakan oleh banyak ulama bukanlah najis. Atas dasar ini, maka segala sesuatu yang dicampur alkhohol tidaklah terhukumi najis. dan pendapat ini yang aku pilih, karena dalilnya kuat dan karena menolak kesempitan yang lazim dengan mengatakan najisnya Alkohol.
والله أعلم بالصواب
إن أريد إلا الإصلاح ماستطعت ، وما توفيقى إلا بالله

Daftar Isi

Jumat, 04 November 2011

Khutbah Ied al Adha

Khutbah Ied al Adha
Kaum Muslimin jama’ah shalat ied yang berbahagia.
Pada pagi hari yang penuh berkah ini, Marilah kita agungkan asma-Nya, kita syukuri segala ni’mat-Nya, kita tegakkan agama-Nya, kita besarkan syi’ar-Nya dan kita pertahankan kesuciannya dengan segala pengorbanan yang dapat kita lakukan.
Ditengah-tengah umat manusia yang banyak melupakan Tuhannya dan ingkar terhadap ni’mat-Nya, Alhamdulillah, kita kaum muslimin masih mampu bersyukur dan berterima kasih kepada-Nya. Semoga kita dimasukkan dalam golongan orang-orang yang dinyatakan dalam firmannya:

وقليل من عبادي الشكور (السباء :13)

Artinya: Sedikit sekali diantara hamba-hamba-Ku yang mau bersyukur.
Dan juga kita mohon kepada Allah SWT mudah-mudahan Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan maghfiroh-Nya kepada kaum muslimin yang sedang melaksanakan ibadah haji dan juga kepada kita yang hadir di musholla ‘ied ini, dan semoga kita masih akan bertemu lagi dengan Idul Adha di masa –masa mendatang. Amin ya Robbal alamain.

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Hari raya yang kita peringati saat ini adalah salah satu diantara dua hari raya besar umat Islam. kedua hari raya itu memiliki kesamaan makna, yaitu hari kembalinya seseorang kepada semangat kesucian. Kalaulah pada Idul Fitri seseorang bisa kembali kepada kesucian setelah menjalani ritual ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh, maka Idul Adha membuka peluang pensucian jiwa, terutama bagi siapa saja yang menunaikan ibadah haji dan mendapat predikat haji mabrur. Karena -  sebagaimana dijanjikan oleh Rasulullah  SAW- “tiada balasan bagi haji yang mabrur kecuali surga. Dan dalam sabdanya yang lain, “siapa saja melaksanakan ibadah haji dengan tidak berbuat keji dan durhaka, maka ia kembali suci seperti baru dilahirkan ibunya.
عن ابى هريرة رضى الله عنه قال : قال رسول الله صلى اله عليه وسلم : الحج المبرور ليس له جزاء الا الجنة (النسائى) عن ابى هريرة رضى الله عنه قال : قال رسول الله صلى اله عليه وسلم من حج هذاالبيت فلم يرفث ولم يفسق رجع كيوم ولدته امه (رواه البخارى)

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Kedua hari raya –baik Idul Fitri maupun Idul Adha- yang selalu kita peringati, merupakan pengganti dua hari raya yang biasa dirayakan oleh umat jahiliyah, yaitu hari raya Nairuz dan hari raya Nahrajan. Kedua hari raya ini mereka rayakan dengan mengadakan pesta pora, nyanyian, dansa, dan lain sebagainya. dihidangkannya pelbagai makanan yang lezat, mulai dari kue-kue sampai minuman keras yang memabukkan, dan bisa ditebak, akhirnya pesta pora itu berujung dengan keributan, karena banyak yang mabuk dan lupa daratan.
Akhirnya Rasulullah SAW mengganti dua hari raya itu dengan cara yang sehat dan bermanfa’at, yaitu hari raya Idul Fitri yang dimulai dengan puasa ramadhan dan puncaknya dengan membayar zakat fitrah, dan hari raya Idul Adha yang dimulai dengan ritual ibadah haji dan puncaknya dengan membagikan daging qurban. Penetapan dua hari raya ini baru terjadi pada tahun kedua hijriyah, yaitu tahun diwajibkannya puasa Ramadhan.

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Ma’asyirol muslimin rahimakumullah
Hari raya qurban yang diperingati oleh umat islam setiap tahun, ini terkait erat dengan pengalaman spiritual seorang tokoh sekaligus pemimpin umat manusia tiga zaman yaitu Nabi Ibrahim as. Hari raya qurban sebagai salah satu ritual Islam juga terkait dengan ibadah haji, yang dilaksanakan setelah wuquf di Arafah pada tanggal 9 Dzul Hijjah. Dinamai hari raya qurban karena setelah shalat iedul adha sampai tiga hari berikutnya, umat islam menyembelih hewan qurban dan dagingnya dibagikan kepada fakir miskin sekitarnya.
Dalam sejarahnya, manusia mengenal qurban sudah sangat lama, bahkan setua umur manusia di muka bumi ini, tepatnya pengorbanan yang dilakukan oleh Habil dan Qabil putra Adam as. pada masa Nabi Ibrahim dan kurun-kurun sebelumnya, manusia seringkali mengorbankan manusia yang lain sebagai kurban atau sesaji yang dipersembahkan kepada tuhan atau dewa yang mereka sembah, agar tidak murka dan tidak menurunkan bencana.
Di Meksiko, suku Aztek menyerahkan jantung dan darah manusia kepada dewa matahari. Di Eropa Utara, orang Viking yang dulunya mendiami Skandinavia mengorbankan pemuka agama mereka kepada Odin, sang Dewa perang. Di Mesir, gadis tercantik dipersembahkan kepada dewi sungai nil, sementara itu, di Kan’an Iraq, bayi-bayi dipersembahkan kepada Dewa Ba’al.
Nabi Ibrahim as hidup pada abad ke 18 SM, suatu masa terjadinya persimpangan jalan pemikiran manusia tentang qurban yang masih berupa manusia. Disuatu pihak ada yang ingin mempertahankannya, sementara di pihak lain, ada yang beranggapan bahwa manusia terlalu mulia dan tinggi nilainya untuk dikurbankan kepada Dzat yang disembah.
Ajaran yang dibawa Nabi Ibrahim as tentang kurban ternyata memberikan jalan keluar yang dapat memuaskan semua pihak. Pengorbanan Ibrahim as ini tentunya bukan semakin melegalkan bentuk pengorbanan berupa manusia, karena setelah pisau dihujamkan di leher putranya Ismail, tiba-tiba seekor domba dijadikan penggantinya. Kejadian ini sekaligus memberi isyarat bahwa Allah SWT begitu sayang kepada manusia sehingga kurban berbentuk manusia tidak lagi diperkenankan.
Bagi umat Islam, Ibrahim as adalah manusia teladan, dalam hal ketaatannya pada Allah dan keteguhannya menegakkan ajaran tauhid (monoteisme). Tidak mengherankan bila institusi haji, kurban, dan khitan yang dimulai sejak zaman Nabi Ibrahim as tetap dilestarikan dalam syariat islam.
Kissah tentang Nabi Ibrahim As ditampilkan al-Qur’an lebih dari 40 kali, walaupun tidak dilukiskan potret perjalanan kehidupannya mulai dari lahir sampai mati. Meski demikian, aspek yang lebih bermakna  diperlihatkan al-Qur’an melalui kisah-kisah tersebut, yakni totalitas kepribadian Ibrahim as dalam upayanya menghancurkan segala bentuk kemusyrikan dan loyalitasnya yang luar biasa kepada Allah.

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Ma’asyirol muslimin rahimakumullah
Nabi Ibrahim as adalah sosok hamba Allah yang tidak mudah menyerah, tangguh, dan tidak gampang berputus asa. Beliau senantiasa yakin akan kekuasaan Allah SWT. Hal ini terbukti, ketika usia beliau sudah demikian lanjut dan belum juga dikaruniai anak, beliau tetap dan terus bermunajat dan berdoa kepada Allah SWT

رب هب لى من الصالحين

Ya Tuhanku! Anugrahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk golongan orang-orang shaleh.

Setelah sekian lama berdoa, barulah Allah mengabulkan doanya

فبشرناه بغلام حليم

Kami beri ia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Anak ini kemudian diberi nama Isma’il.

Setelah Ismail menginjak umur 13 tahun, mulailah Ismail menampakkan wajah yang rupawan, ganteng, dengan otak yang cerdas serta penampilan yang lincah dan terampil, Ismail mencintai ayahnya Ibrahim, dan Ibrahim pun mencintai putranya isma’il.
Pada saat keduanya saling cinta-mencintai, saling sayang-menyayangi, tiba-tiba turun perintah yang sangat hebat lewat mimpinya, yaitu perintah agar Ibrahim menyembelih putra yang sangat disayanginya itu, putra yang ditunggu –tunggu kehadirannya sekian lama.
Lalu Nabi Ibrahim as berkata kepada Ismail “ wahai putraku! Aku bermimpi bahwa Allah SWT memerintahkan agar aku menyembelihmu, bagaimana pendapatmu nak? Disinilah hebatnya ujian Allah SWT terhadap Nabi Ibrahim as. namun tidak disangka dan tidak dibayangkan sebelumnya oleh Nabi Ibrahim, ternyata isma’il yang masih kecil ini tidak takut dan tidak gentar.
Isma’il menjawab dengan tegas : wahai ayah! Laksanakan apa yang Allah perintahkan, jangan ragu dan jangan gentar, insya Allah engkau akan mendapati aku dalam keadaan sabar dan tabah.
Menurut satu riwayat yang shahih, Nabi Ibrahim as mengalami mimpi tiga malam berturut-turut, sebelum akhirnya memastikan mimpinya itu adalah wahyu dari Allah SWT yang harus dilaksanakan. Barangkali dari peristiwa mimpi Nabi Ibrahim inilah, dalam Islam dikenal puasa tarwiyah, puasa Arafah dan yaumun-nahar.

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Ma’asyirol muslimin rahimakumullah
Coba bayangkan, ujian Allah terhadap Nabi Ibrahim AS yang begitu hebat, putra yang beliau dambakan sekian lamanya, setelah datang dan saling cinta–mencintai, tiba-tiba Allah perintahkan supaya disembelih. Coba bayangkan ! Seandainya ujian yang demikian berat ini diberikan kepada kita, barangkali kita sudah gagal menjadi orang yang beriman, kemungkinan kita lebih memilih tidak beriman daripada harus menyembelih putra yang sangat kita sayangi dan kita cintai.
Setelah keduanya sama-sama rela dan siap, maka dilaksanakanlah penyambelihan itu pada tanggal 10 Dzul Hijjah yang disebut yaumun nahar dan dibawalah Ismail ke mina. Pada saat Nabi Ibrahim mau melaksanakan perintah Allah dengan tanpa ragu-ragu, tiba-tiba iblis datang mengganggu agar Ibrahim mengurungkan niatnya, iblis berkata : wahai Ibrahim, apa engkau tidak melihat anakmu yang ganteng itu, otaknya cerdas, akhlaknya baik dan penampilannya yang lincah, apa engkau tidak mencintai anakmu? Dengan tegas Nabi Ibrahim menjawab : saya cinta anak saya Ismail, tetapi saya juga sangat cinta kepada Allah SWT dan Allah lebih saya cintai daripada Ismail. Demi perintah Allah yang lebih saya cintai, maka saya rela korbankan Ismail yang saya cintai. Saya cinta Ismail tetapi saya lebih cinta kepada Allah yang menciptakan Ismail. Oleh karenanya, saya rela mengorbankan yang saya cintai demi yang lebih saya cintai”. Tentu perintah ini merupakan ujian yang sangat berat baik bagi  Nabi Ibrahim maupun putranya Isma’il. Tetapi karena keduanya mau menjalankannya dengan hati yang tulus dan ikhlas maka Allah segera mengganti isma’il dengan seekor kambing. Allah berfirman :

إن هذا لهو البلاء المبين , وفديناه بذبح عظيم

Sesungguhnya ini benar-benar ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Ma’asyirol muslimin rahimakumullah
Nabi Ibrahim merupakan simbol atau lambang manusia yang rela mengorbankan apa saja demi mencapai ridha Allah SWT, termasuk rela mengorbankan diri sendiri dalam kobaran api yang dinyalakan oleh raja namrud dan rela menyembelih putranya yang amat sangat beliau sayangi dan cintai semata-mata karena kecintaannya yang tulus dan sempurna kepada Allah SWT.
Sedang Nabi Ismail merupakan simbol atau lambang sesuatu yang paling kita cintai, sekaligus berpotensi menggoyahkan iman kita, simbol atau lambang sesuatu yang membuat kita enggan menerima tanggung jawab, simbol sesuatu yang berpotensi kita sombong, simbol sesuatu yang membuat kita ribut dan bermusuhan dengan tetangga atau sanak saudara. Simbol sesuatu yang bisa membuat kita berfikir subyektif, berpendirian egois dan lain-lain. ringkasnya, Nabi Ismail adalah simbol sesuatu yang berpotensi menyesatkan dan menyeng sarakan kita, sebagai simbol sesuatu yang berpotensi menyesatkan, boleh jadi Ismail itu, kini mengambil bentuk berupa kekayaan, rumah megah, mobil mewah, deposito, jabatan penting dan lain sebagainya. Kalau demikian halnya, siapkah kita merelakan “Ismail-Ismail” kita ini untuk dikorbankan demi tercapainya tujuan hidup yang mulia, yaitu mencapai ridha Allah ? Pendek kata,
jika kita sebagai suami, sudahkah kita meniru ketangguhan iman, loyalitas dan cinta Ibrahim kepada Allah SWT? beliau rela mengorbankan sesuatu yang paling dicintai semata-mata karena berharap ridha Allah SWT.
Jika kita sebagai istri, sudahkah kita meniru ketabahan dan ketaatan istri Nabi Ibrahim, mendukung dan merelakan sang suami melaksanakan perintah Allah dan mau menghargai jiwa besar putranya?
Jika kita sebagai anak, sudahkah kita memiliki idealisme yang kokoh seperti Nabi Ismail yang rela mengorbankan jiwa dan raganya menjadi korban untuk tujuan yang sangat mulia?

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Ma’asyirol muslimin rahimakumullah
Begitulah hebatnya pengorbanan Nabi Ibrahim bersama putranya Ismail dan istrinya hajar yang harus kita teladani sebagai uswatun hasanah, karena suatu kemauan atau cita-cita tidak akan terwujud dan tidak akan menjadi kenyataan tanpa adanya pengorbanan. Negara kita merdeka karena pengorbanan, kita bisa sekolah dan mendapatkan kedudukan yang tinggi karena pengorbanan dan bahkan islam masih hidup di negara indonesia sampai sekarang, ini juga karena pengorbanan orang-orang sebelum kita. Tanpa pengorbanan orang-orang pendahulu kita, barang kali kita sudah menjadi korban. Tanpa adanya pengorban, mungkin kita saat ini tidak mengenal islam apa lagi memeluknya. Saya yakin hampir semua masjid dan madrasah di indonesia ini, semua tanahnya tidak dari hasil membeli akan tetapi merupakan waqaf atau pengorbanan para pendahulu kita yang sangat peduli terhadap perkembangan dan kejayaan islam. karena pengorbanan mereka itulah, alhamdulillah kita tidak menjadi korban, kita masih memeluk agama islam. dan kita masih beriman kepada Allah SWT. ini semua berkat adanya pengorbanan. Kalau para pendahulu kita sudah banyak berkorban untuk kita, lalu pengorbanan apakah yang sudah kita berikan demi generasi mendatang? Kalau orang-orang sebelum kita sudah banyak berkorban demi kejayaan islam, lalu pengorbanan apakah yang sudah kita berikan demi tegaknya kalimat

لااله الا الله محمد رسول الله

Mari kita tanya diri kita masing-masing, sudah seberapa pengorbanan kita untuk negara dan bangsa kita ini? Sudah seberapa pengorbanan kita untuk kepentingan agama islam  yang kita cintai ini? Adalah bohong bila seseorang mengaku cinta agama islam, tetapi tidak tidak pernah berkorban untuk islam, omong kosong, bila seseorang mengaku cinta negar dan bangsa ini, tetapi tidak pernah mau berkorban . islam tidak pernah melarang seseorang cinta kepada keluarganya, mencintai hartanya, dan mencintai kedudukannya, tetapi hendaknya kecintaan kepada Allah di atas segala-galanya. Allahberfirman :
ياايها الذين آمنوا لا تلهكم اموالكم ولا اولادكم عن ذكرالله ومن يفعل ذلك فاولئك هم الخاسرون
  

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Ma’asyirol muslimin rahimakumullah.
Akhirnya marilah kita memanjatkan doa kepada Allah SWT, semoga Allah SWT memperkenankannya.
Ya Allah! Terimalah segala ibadah kami, walau kami meyakini masih banyak kekurangan kami dalam mengagungkan bulan Dzul Hijjah ini.
Ya Allah! Berikanlah keberkahan rizki pada saudara-saudara kami yang melaksanakan ibadah kurban pada tahun ini, Jadikanlah Kurbannya sebagai penebus bagi dosa-dosa yang pernah dilakukan dan sebagai benteng yang memelihara mereka daripada berbuat maksiat kepada-Mu.
Ya Allah! Berikanlah kami panjang umur dan keluasan rizki juga saudara-saudara kami, sehingga kami di tahun mendatang dapat melaksanakan ibadah kurban.
Ya Allah! Terimalah ibadah idul adha kami, sampaikan umur kami, sehingga kami mengalami idul adha lagi dan Engkau tambahkan kekuatan dan kemauan kami untuk mengisinya dengan amaliah yang Engkau ridhoi.
Ya Allah! Kalaulah rahmat dan keberkahan Engkau berikan hanya untuk hamba-hamba-Mu yang ta’at, lalu kepada siapa kami yang berlumuran dosa ini berharap. Ya Allah ! kalau Engkau tidak melepaskan kami dari jeratan dosa, kesulitan hidup, kepada siapa kami minta tolong ya Allah!
Ya Allah! Ampuni dosa-dosa kami. ampuni dosa guru-guru kami, ampuni kesalahan dan dosa orang tua kami. ampuni mereka ya Allah ! bila mereka karena sangat sayang dan cintanya kepada kami, banyak melalaikan perintah-Mu. Ma’afkan mereka ya Allah! Bila dalam merawat dan membesarkan kami, mereka berusaha dari yang tidak halal yang tidak Engkau ridhoi.
Ya Allah! Segala pengorbanan yang telah kami lakukan, jadikan pahalanya untuk mereka. Dan segala kemaksiatan yang kami lakukan, jangan sampaikan keburukannya menimpa mereka ya Allah!
Ya Allah! Jadikan putra-putri kami anak yang shaleh dan shalehah, anak yang menegakkan hak-Mu dan hak kami sebagai orang tua, anak yang dibanggakan oleh Islam dan umat yang dibanggakan oleh rasulullah lebih dari sekedar bangga jadi ummat Muhammad.
Ya Allah! Kami keluar pagi-pagi dari rumah kami menuju rumah-Mu yang penuh berkah ini. Sementara Nabi-Mu memerintahkan agar setiap tamu harus dihormati dan diberikan jamuan, pada hari ied ini, di mesjid ini, kami menjadi tamu-Mu ya Allah, berikan surga sebagai jamuan kami.
Ya Allah! Engkau telah mudahkan saudara-saudara kami pada tahun ini untuk mendatangi tanah suci-Mu dan tanah haram Nabi-Mu, Engkau telah sampaikan mereka ke tempat-tempat yang mulia,  maka dengan kebesaran Nabi Muhammad, berikan kami kemudahan sebagaimana mereka, sampaikan kami ke baitullah sebagaimana Engkau smpaikan mereka.
Ya Allah! Inilah doa yang kami panjatkan, terimalah doa kami ya Allah dengan kebesaran Rasulullah kebesaran para sholihin dan awlia yang ada di muka bumi ini. Wal-hamdu lillahi robbil alamiin.
إن أحسن الكلام ................